BandungKita.id – Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan meminta Pengurus KONI Kabupaten Bandung Barat (KBB) untuk mundur selepas kegagalan kontingen KBB pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018 di Kabupaten Bogor.
Menurut Hengky permintaan mundur itu sangat wajar karena Pengurus KONI KBB telah gagal memenuhi target yang diberikan Bupati KBB, Aa Umbara Sutisna yakni meraih peringkat tiga besar.
Selain itu, Hengky juga menyoroti tentang penggunaan anggaran KONI KBB sebesar Rp 22 miliar yang dinilainya banyak ditemukan kejanggalan dalam penggunaannya.
“Prestasi mundur, pengurus KONI harus parkir (mundur),” kata Hengky kepada BandungKita.id saat dihubungi melalui pesan whatsapp, Rabu (17/10/2018).
BACA JUGA :
Menurutnya, permintaan mundur bagi para pengurus KONI KBB tersebut tidak hanya disampaikan olehnya, melainkan juga menjadi permintaan yang disampaikan langsung oleh Bupati KBB, Aa Umbara Sutisna saat melepas kontingen KBB sebelum Porda digelar.
“Pak Bupati juga sudah menyatakan pengurus KONI harus mundur bila target empat besar tidak tercapai,” jelas Hengky yang juga hobi berolahraga itu.
Seperti disampaikan Bupati, sambung Hengky, target mempertahankan posisi empat besar menjadi target realistis mengingat KBB memiliki kans besar untuk menjadi juara di sejumlah cabor yang dipertandingkan.
Terlebih, kata Hengky, dukungan Pemkab KBB untuk merealisasikan target empat besar tersebut sangat besar yakni dengan menggelontorkan anggaran sangat besar, Rp 22 miliar.
“Bahkan dengan dukungan anggaran besar itu, Pak Bupati maunya prestasi meningkat minimal tiga besar. Namun bila turun dari empat besar, maka Pengurus KONI harus mundur karena berarti tidak berhasil,” ujar Hengky menirukan ucapan Bupati Aa Umbara.
Selain karena prestasi yang turun, Hengky menyatakan pihaknya juga sangat kecewa terhadap KONI KBB. Dengan dukungan anggaran sangat besar, ia menilai, pelayanan dan pembinaan yang diberikan KONI KBB kepada para atlet sangat jauh dari harapan.
Tak hanya itu, ia juga sebelumnya mempertanyakan penggunaan anggaran KONI KBB untuk pelaksanaan Porda tersebut. Ia menemukan banyak kejanggalan dalam penggunaannya.
Hengky mencontohkan, banyak atlet dan pelatih yang menyampaikan keluhannya secara langsung kepadanya terkait pelayanan yang diberikan KONI KBB selama Porda digelar.
Selain fasilitas bagi atlet yang buruk, Hengky juga menyoroti soal pelayanan dan peralatan pertandingan yang diberikan KONI KBB. Ia mengaku banyak menerima keluhan soal sepatu dan beberapa hal lainnya.
“Atlet mengeluh sepatu baru dipakai sudah rusak. Dan saya juga punya video atlet nyapu gudang penuh debu untuk istirahat. Kalau saya share videonya ke khalayak, pasti KONI malu karena sangat memprihatinkan,” beber Hengky.
Hengky bahkan menjadi orang pertama yang menyatakan penggunaan anggaran KONI KBB harus segera diaudit dan dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat KBB.
Bahkan ia mengungkap sebuah fakta baru yang mencengangkan. Beberapa cabor, kata dia, bahkan meminta uang saku tambahan kepada dirinya karena uang saku yang diberikan KONI sangat minim.
“Beberapa cabor minta uang saku lagi sama saya. Katanya uang saku kurang,” ujarnya.
Ia berharap para Pengurus KONI KBB tidak menganggap kemerosotan prestasi dan sorotan terhadap penggunaan anggaran itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Hengky meminta Pengurus KONI KBB untuk introspeksi.
“Berarti memang harus ada yang dibenahi. Ini (dana KONI) akan diaudit. Anggarannya kemana, kita ingin cek pengeluaran KONI tahun ini,” tegas Wakil Bupati berparas ganteng itu.(ZEN)