Sering Digoda Lelaki Hidung Belang dan Dimarahi PKL, Simak Kisah Jessy Mojang Cantik Anggota Linmas Kota Bandung

BandungKita.id, BANDUNG – Gadis cantik yang satu ini tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi seorang anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Unit Khusus di bawah naungan Satpol PP Kota Bandung.

Namun takdir dan jalan hidup membawa mojang Bandung bernama lengkap Jessy Destiani ini menempuh kehidupannya yang sekarang. Tak ada perasaan malu atau pun gengsi yang dirasakan Jessy menjalani profesinya saat ini.

“Saya justru sangat bangga bisa menjadi anggota Linmas karena bisa ikut berkontribusi bagi ketertiban di Kota Bandung,” ujar Jessy saat ditemui BandungKita.id, belum lama ini di Alun-alun Kota Bandung.

Jessy mengakui pada jaman dulu anggota Linmas identik dengan para orangtua atau kakek-kakek berbaju hansip. Mereka biasanya menjadi “pasukan dadakan” bila digelar acara tertentu seperti “agustusan” hingga acara “nikahan”.

Tapi wajah Linmas saat ini, menurutnya, sudah berbeda. Linmas saat ini benar-benar memiliki tugas dan fungsi yang jelas. Bahkan Jessy yang ditempatkan di Unit Khusus Linmas Satpol PP Kota Bandung memiliki tugas yang tak kalah berat dengan anggota Satpol PP.

Berkat kemolekan dan keluwesannya dalam berkomunikasi, perempuan yang masih berstatus mahasiswa Administrasi Negara di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung itu mendapat tugas tambahan sebagai Mojang Cantik (motik) Unit Khusus Linmas Kota Bandung.

“Jadi karena berada di unit khusus, tugasnya lebih fleksibel. Bisa berperan semacam polisi wisata dan kadang juga harus tegas terhadap PKL yang membandel dengan berjualan di zona merah,” tutur gadis murah senyum ini.

Meski Linmas identik dengan tugas seorang pria, Jessy sama sekali tak minder. Menurutnya, seorang perempuan bisa bertindak lebih tegas dari seorang pria. Ia pun telah membuktikannya berulang kali.

Gadis berkerudung ini pun bersedia membagi kisah suka dukanya kepada BandungKita.id selama dirinya menjadi anggota Unit Khusus Linmas Kota Bandung selama dua tahun. Namun daripada kisah duka, ia menyebut lebih banyak merasakan momen-momen manis dan humanis.

Ia mengaku sangat senang dan merasakan kepuasan tersendiri ketika ia bisa membantu warga yang tersesat atau kehilangan anak ketika bermain di kawasan Alun-alun Bandung. Meski hanya melakukan hal-hal kecil, ia selalu mendasarinya sebagai suatu ibadah sehingga selalu timbul rasa senang dan bahagia.

“Tapi saya juga sering banget digodain lelaki hidung belang. Ada yang minta-minta no handphone. Ada juga yang sedikit melecehkan. Saya juga pernah dimarahi PKL yang saya larang berjualan. Tapi semua saya jalani dengan ikhlas dan senang hati karena itu tugas saya,” beber Jessy sambil mengembangkan senyum manisnya.

Ia memberikan sedikit bocoran mengapa ia senang menjalani profesinya sebagai “pelayan masyarakat”. “Saya memang basicnya seneng berkomunikasi dengan orang lain dan senang berada di lapangan. Kalau kerja di ruangan, pasti saya cepat bosan,” kata gadis yang mengaku masih jomblo ini.

Perempuan berusia 22 tahun itu mengaku tak terpikir mencoba profesi lain. Ia mengaku sangat menikmati peran dan tugasnya sebagai “polisi wisata” Kota Bandung karena dapat membantu para wisatawan maupun warga Kota Bandung yang sedang menikmati jalan-jalan di kawasan Alun-alun Bandung dan Balai Kota Bandung.

“Saya sangat betah tugas di sini. Belum kepikiran (profesi) yang lain. Mungkin saya akan tetap di sini,” ungkapnya.

Tak lupa, Jessy pun memberikan pesan kepada para mojang Bandung yang dikenal cantik-cantik. Menurutnya, para perempuan tak perlu gengsi menjalani profesi tak  biasa selama profesi itu halal.

Bagi Anda yang penasaran ingin melihat dan bertemu si cantik Jessy, Anda bisa datang ke kawasan Alun-alun Bandung atau ke Balai Kota Bandung. Gadis manis nan lembut itu kerap bertugas di dua lokasi tersebut. Tapi, Anda jangan sekali-kali berani menggodanya. Sebab ia yang kehilatan lebut, bisa berubah menjadi tiba-tiba galak, kecuali kepada sobat baiknya BandungKita.id. hehe…(ZEN/BandungKita.id)