BandungKita.id, CIMAHI – Vending Machine dan E-Money, dua perangkat transaksional yang masih sangat jarang ada di Indonesia, berhasil diciptakan tiga siswa SMKN 1 Cimahi hanya dalam 24 jam.
Perintisnya ialah tiga siswa Kelas 4 SMK, ialah Muhammad Rawdoh (17), Rina Hikmawati (19), siswa jurusan Teknik Elektronika Industri, serta Ahmad Herdiansyah (18), siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Hasil kreasi dan kerja keras ketiganya, mengkombinasikan sebuah alat penyedia makanan ringan sachet atau vending machine, yang dibeli dengan uang elektronik.
Perangkat yang mereka ciptakan itu berhasil mengukir prestasi gemilang di kejuaraan tingkat nasional, Juara II Smart Hackathon 2018 ‘Financial Literacy Millennials’ Desember 2018 kemarin.
Setelah meraih prestasi, ketiganya kini sedang mengembangkan alat tersebut. Saat ini, vending machine itu terbilang masih sederhana. Sebab, produk yang bisa dibeli dari alat itu baru barang dalam kemasan.
Pembeliannya terbilang efisien, hanya tinggal scan barcode dari smartphone menggunakan aplikasi E-Money yang mereka buat.
Rencananya, Rawdoh, Ahmad, dan Rina bakal mempresentasikan Vending Machine dan E-Money itu kepada pihak sekolah pada 21 Januari mendatang. Tentu saja yang akan dipaparkan ialah seputar kegunaan aplikasi itu.
“Iya keinginan terdekat ini, aplikasi bisa digunakan di sekolah dulu (SMKN 1 Cimahi),” kata Rina Hikmawati saat ditemui di SMKN 1 Cimahi, Jln. Mahar Martanegara, Senin (7/1/2019).
Rencananya, mereka bakal mengintegrasikan aplikasi itu dengan sebuah kartu yang dinamakan ‘Smart School’. Dimana dengan kartu dan aplikasi itu, bisa digunakan untuk membeli makanan di kantin sekolah, peminjaman alat praktik, peminjaman buku di perpustakaan hingga absensi siswa.
“Misalnya nanti beli batagor, jadi nanti siswa tinggal tap doang. Ya, tentu saja harus ada saldonya,” jelas Rina.
Sementara itu pihak SMKN 1 Cimahi yang diwakili Rudi Haryadi menyambut baik dengan rencana pengembangan ketiga anak didiknya itu. Pihak sekolah mengaku bangga atas apa yang mereka raih. Sebab, apa yang mereka rintis itu sejalan dengan program sekolah.
Pasalnya, kata dia, sudah sejak lama pihak sekolah memiliki ide menggarap sebuah sistem transaksi non tunai. Dimana nanti untuk transaksi seperti absensi, peminjaman alat, pembayaran di kantin, peminjaman buku dan lainnya bisa menggunakan kartu.
“Setelah kita coba inovasi, munculah ide anak-anak untuk mencipatkan alat itu. Pembayaran menggunakan saldo,” jelas Rudi.
Pihaknya berharap teknologi itu bisa digunakan dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, tentu harus ada pengadaa alat, seperti alat top up saldo dan mesin penyedia barangnya.
“Mudah-mudahan beberapa bulan lagi bisa diaplikasikan,” tandasnya.***(SDK/BandungKita.id)