Tolak SK Menteri LHK, Seniman Pantomim Sebut Cagar Alam Adalah Urat Nadi Bumi

BandungKita.id, DAGO – Cagar Alam adalah urat nadi bumi. Jika itu terputus, maka akan rusaklah bumi. Pesan tersebut disampaikan seniman Wanggi Hoed dan Gatot Lokra melalui penampilan pantomim, di Car Free Day (CFD) Dago, (27/1/2019).

Pertunjunkan pantomin tersebut digelar sebagai rangkaian aksi penolakan penurunan sejumlah status cagar alam (CA) menjadi Taman Wisata Alam (TWA) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Saya dan Gatot mencoba untuk merepresentasikan bahwa Cagar Alam adalah bagian dari urat nadi bumi. Di mana jika urat nadi ini putus dan mengalami penurunan, saya pikir itu murupakan putusnya sel-sel yang ada dalam tubuh bumi,” ungkap Wanggi memaknai pertunjukan seni pantomimnya.

Baca juga: Aktivis Lingkungan Temukan Fakta Penambangan Panas Bumi Dilakukan Sejak Kamojang Berstatus Cagar Alam

Baca juga: Bupati Garut Restui 150 Hektar Cagar Alam Gunung Guntur Jadi TWA

Dia mengatakan, inti dari penampilannya adalah bentuk penolakan terhadap SK nomer 25 terkait penurunan status Cagar Alam menjadi Tempat Wisata Alam oleh Mentri Lingkungan Hidup.

“Pada intinya, penampilan tadi sebagai bentuk penolakan terhadap SK yang dikeluarkan Kementrian,” ujarnya.

Sebagai seniman, Wanggi mengaku peduli pada persoalan ini karena persoalan lingkungan hidup bukan hanya persoalan aktivis lingkungan hidup. Namun, menyangkut hajat hidup orang banyak, termasuk seniman.

Kedepannya, Wanggi akan mengajak seniman lain untuk menyuarakan isu lingkungan ke ruang-ruang pertunjukan seninya. Selain itu, mengajak seniman agar lebih dekat dengan isu lingkungan terutama Cagar Alam.***(BGS/BandungKita)