Sekelompok Anak Muda Asal Cimahi Sulap Bambu Jadi Jam Tangan Berkelas Dunia

BandungKita.id, CIMAHI – Sudah sejak lama bambu memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. Baik itu jadi bahan bangunan, perabot dapur, sampai alat perang.

Patut diapresiasi, perkembangan pemanfaatan bambu sampai hari ini lebih banyak lagi. Di tangan sekelompok anak-anak muda kreatif asal Cimahi, yang tergabung dalam Indonesia Bambu Community (IBC), bambu disulap menjadi produk antik yang sampai ke beberapa belahan dunia.

Bertempat di Jalan Melong Asih No 23, Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Para pemuda itu membuat salah satu produk jam tangan dari bambu. Mereka menyebutnya jam tangan Awi’S.

Tak berlangsung lama sejak pertama kali dibuat, jam tangan Awi’S ternyata berhasil menarik minat beberapa kalangan termasuk turis asing. Alhasil, jam itu kini telah melingkar di banyak tangan penduduk dunia. Mulai dari orang Asia, hingga masyarakat Eropa dan Amerika.

Salah satu pengrajin sekaligus pengelola, Apid menjelaskan harga tiap unit jam tangan ini variatif. Tergantung jenis dan kualitasnya. Mulai dari harga terendah yang berkisar angka ratusan ribu, hingga harga sampai jutaan rupiah juga ada.

“Harga jam tangan ini kami jual mulai dari Rp 400 ribu sampai Rp 2,5 juta,” kata Apid saat ditemui Bandungkita.id, Rabu (27/2/2019).

Baca juga: Azis, Si Bocah Pencipta Ribuan Layang-Layang Asal Singajaya

Baca : Perangi Buta Huruf, Pria Asal Kabupaten Bandung lni Sulap Kandang Ayam Jadi Perpustakaan Warga

Menurutnya, Jam Awi’s memiliki dua jenis. Pertama memiliki ciri tali kulit. Kedua bertali bambu. Untuk tali terbuat dari bambu, dipilih karena bahan itu kuat dan cocok untuk proses laminasi.

“Jenis bambunya juga kita selektif. Bambu tali lebih kuat dan cocok buat bahan jam. Adapaun kuantitas produksi dalam sehari, kita bisa membuat sampai 50 unit jam,” jelasnya.

Tidak hanya jam tangan, IBC juga telah berhasil membuat berbagai alat musik berbahan dasar bambu seperti biola, gitar, dan drum. Selain itu mereka juga berhasil membuat t-shirt dari serat bambu.

Apid berharap produk-produk hasil karya anak negeri ini bisa semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia dan bisa dimanfaatkan dengan baik.

“IBC akan selalu berinovasi dalam menghasilkan berbagai produk berbahan utama bambu agar bambu semakin dikenal dunia.” tutup Apid.***(Bagus Fallensky).

Editor: Restu Sauqi