BandungKita.id, GARUT – Sejak tahun 2005, Arief Firmansyah (37), memutuskan untuk merintis usaha di bidang produk kulit. Kini pria yang berasal dari Kecamatan Cisompet itu sudah memiliki lima gerai di kawasan Sukaregang, Kecamatan Garut Kota.
Omzetnya kini berkisar Rp 700 juta sampai Rp 1,2 miliar per bulannya. Namun perolehan itu tak didapatnya secara instan. Arief awalnya hanya menjadi pekerja. Ia lalu memiliki tekad untuk mengubah nasibnya. Awalnya Arief mengambil barang dari orang lain, lalu menjualnya. Secara perlahan ia mengumpulkan modal.
“Dulunya enggak ada apa-apa, gak punya barang. Alhamdulillah sekarang sudah punya karyawan sekitar 40 orang. Dulu pendapatan Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per bulan,” ujar Arief saat ditemui di tokonya, Style Leather Collection, Jalan Ahmad Yani, Sabtu (9/3/2019).
Ia memulai usaha di umur 22 tahun. Tamatan SMA ini bahkan sudah menjual produknya hingga ke luar negeri. Singapura dan Malaysia sudah menjadi langganan tetap. Produknya juga dijual ke Jepang dan sedang mempersiapkan untuk ekspor ke Timor Leste. Jaket kulit jadi produk yang paling dicari konsumen.
“Kayak ke Malaysia dan Singapura itu banyak pesannya jaket. Ke jepang saya juga lagi bikin produk jaket kulit yang dipadukan dengan batik,” katanya.
Arief juga tengah menyiapkan pemasaran secara daring. Saat ini sebanyak 70 persen produknya masih dijual secara konvensional. Namun ke depan ia berencana lebih banyak menjual produk secara daring. Produk kulit yang dijualnya mulai dari harga Rp 10 ribu , seperti gantungan kunci hingga jutaan rupiah untuk jaket kulit.
“Semua barang saya bikin sendiri. Mulai dari bahan baku, penjahitan, sampai penjualan. Desainnya juga saya buat sendiri. Pengalaman saja sih soal desain, asal tahu trend. Bahan baku 99 persen dari lokal,” ujarnya.
Produk unggulannya selain jaket, yakni tas dan sepatu. Setiap bulan ia bisa memproduksi masing-masing sebanyak 600 jaket dan tas. Sedangkan untuk produk sepatu 200 pasang per bulannya. Ia mengaku tak banyak kendala yang dilalui dalam usahanya. Masalah keuangan biasanya jadi salah satu kendala, tapi semuanya diakui Arief bisa teratasi.
“Pameran juga suka ikut. Difasilitasi sama dinas atau BUMN juga. Inginnya ada kemudahan dari pemerintah untuk lebih dibanyakan promosi atau dibantu pemasarannya,” ucapnya.
Ia berharap kawasan Sukaregang bisa lebih ditata pemerintah. Terutama dari masalah parkir. Konsumen akan lebih nyaman berjualan jika kendaraannya terparkir dengan aman. Tak seperti sekarang yang parkir di badan jalan. (M Nur el Badhi/Bandungkita.id)
Editor: Dian Aisyah