Pendaki Diimbau Tak Dekati Kawah Aktif Guntur

BandungKita.id, GARUT – Selain menjadi salah satu daerah yang kaya akan destinasi wisata, Garut juga dikenal sebagai daerah rawan bencana. Garut memiki dua gunung aktif masing-masing Gunung Papandayan dan juga Gunung Guntur. Keduanya pernah menorehkan sejarah buruk di Kabupaten Garut.

Kedua Gunung aktif tersebut tentunya menjadi sebuah kekhawatiran bagi masyarakat Garut khususnya bagi para pelaku usaha wisata. Untuk memantau perkembangan aktivitas gunung aktif di Garut tentunya tidak lepas dari peran pos pengamatan Gunung Guntur yang terletak di Desa Sirnajaya Kecamatan Tarogong kaler atau 4 KM radius dsri gunung aktif Guntur.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Guntur, Mazrifani, mengatakan, jika melihat dari status Gunung Guntur dalam level satu yakni kondisinya normal. Hal itu mengindikasikan bahwa warga tidak perlu khawatir dengan Gunung aktif Guntur, namun demikian pihaknya secara intensif terus melakukan pengamatan selama 24 jam.

“Pengamatan di pos gunung guntur sendiri terbagi menjadi dua, ada pengamatan secara manual yaitu pandangan langsung secara kasat mata terhadap Gunung Guntur. Selain itu, ada juga pengamatan dengan menggunakan secara instrumental atau menggunakan alat sensor yang ditanam di 5 stasiun di Gunung Guntur,” katanya, Rabu (13/3/2019).

Dibagian lain, Gunung aktif Guntur sendiri pernah meletus pada tahun 1847 silam, dan pada tahun 2013 pernah mengalami peningkatan status dari level satu normal ke level dua waspada dan kini masih dalam kondisi normal aktif.

Namun demikian pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat atau pendaki agar tidak mendekati kawah aktif yang ada di puncak Gunung Guntur karena memiliki resiko tinggi. Hal itu didasari dengan adanya fenomena tektonik dalam sehari bisa mencapai 4 kali. (M Nur el Badhi/Bandungkita.id)

Editor: Dian Aisyah