BandungKita.id, BANDUNG BARAT – Nabila (12) merupakan cucu semata wayang dari Ira (60) dan Cece (70). Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana, di Kampung Cibodas RT 03 RW 07, Desa Pangauban, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
“Nabila sudah ditinggal oleh orang tuanya sejak berumur 40 hari, kedua orang tuanya memang sudah pisah lama, Nabila ini satu-satunya cucu kami,” ujar Ira (60), nenek Nabila seperti dilansir Detik.com, Selasa (16/4/2019).
Nabila menyedot perhatian publik setelah video perundungan yang dilakukan teman-temannya beredar di media sosial.
Video yang diunggah di instagram berdurasi 56 detik tersebut viral setelah rekan sekelasnya Nabila mencemoohnya masalah sepatu yang Nabila beli dari hasil menjual barang rongsok.
Menurut penuturan Ira, Nabila merupakan gadis yang periang. Ia sudah ditinggalkan sejak bayi, kemudian kedua orang tuanya bercerai.
Sejak saat itu, Nabila dirawat oleh kakek dan neneknya. Perpisahan kedua orang tuanya, menempa Nabila menjadi sosok yang mandiri.
BACA JUGA:
Kisah Pengabdian Setia Abah Ana, 20 Tahun Lebih Menjaga Perlintasan Kereta Tanpa Palang Pintu
Kisah Abah Kurdi, Pengrajin Kompor Sumbu di Tengah Perubahan Zaman
“Kakeknya sudah lama sakit asma kambuhan, terkadang kambuhnya itu jam dua malam. Kalau sudah kambuh biasanya Nabila lari ke tempat dokter atau tetangga agar kakek bisa dikasih uap,” kata Ira.
Ira menuturkan, ayah Nabila sudah menikah lagi dan tinggal di Sukabumi bersama istri barunya. Sementara sang ibu kandung menjadi penyanyi di Kalimantan.
“Ayahnya kadang sekali-kali menengok ke sini, beberapa bulan sekali. Itu pun tidak lama, setengah jam juga kurang langsung pergi lagi. Ibunya malah tak pernah ke sini lagi,” ujar Ira dengan mata berkaca-kaca.
Soal Nabila yang memutuskan menjadi pencari pemulung rongsokan, Ira pernah melarangnya. “Katanya kasihan mau bantu kakek sama nenek. Jadi pulang sekolah tuh langsung ambil karung untuk mencari rongsokan, sempat saya larang tapi dia yang bersikeras,” tutur Ira.
Kegiatan lain Nabila di samping sekolah dan mencari barang rongsokan, menurut dia, ialah mengaji. “Anaknya rajin, biasanya berangkat mengaji sore, baru pulang selepas isya. Suka bantu masak juga kalau saya sakit,” kata Ira.
Sementara itu, wali kelas Nabila, Deni mengatakan, muridnya tersebut selama ini energik. “Pokoknya tidak kalah dengan anak laki-laki, agak usil juga,” ujar Deni.
Kendati begitu, ia menilai Nabila merupakan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. “Bahkan saat saya menerangkan di depan kelas, ia sering bertanya kalau ada sesuatu yang ia tak mengerti,” ucap Deni. (Dian Aisyah/Bandungkita.id)
Sumber: Detik.coma=