Meski Dicemooh, Nabila Bocah SD Korban Perundungan Ingin Jadi Dokter

Feature, KBB, Terbaru1049 Views

BandungKita.id, BATUJAJAR – Kisah Nabila (12) dan sepatunya terus menyedot perhatian publik. Kediaman anak SD asal Batujajar, Kabupaten Bandung Barat tersebut disambangi oleh banyak lembaga, komunitas hingga Istri Bupati Bandung Barat, Sonya Fatmala.

Tak luput bantuan demi bantuan pun membanjiri dirinya. Diinformasikan sebelumnya, Nabila tinggal dengan kakek dan neneknya, Cece (70) dan Ira (70).

Kedua orang tuanya berpisah dan meninggalkan Nabila sejak ia bayi. Saat ini Nabila duduk di bangku 6 Sekolah Dasar Negeri 1 Cibodas Pangauban.

Ia menggantungkan cita-citanya menjadi seorang Dokter. Bukan tanpa alasan, Nabila ingin menjadi dokter agar mampu menolong masyarakat yang tidak mampu membayar biaya berobat.

Pengennya jadi dokter umum aja. Biar orang sakit bisa berobat kalau gak punya uang,” ujar Nabila polos, Kamis (18/4/2019).

Disinggung keinginan lain, Nabila mengatakan dirinya ingin memiliki kasur sendiri dan televisi untuk Kakek dan Neneknya agar ada hiburan di rumahnya.

Nabila mengaku jika tidur, dia harus berdempetan dengan kakek dan neneknya. “Kasur sama tivi aja. Pengen tidur di kasur sendiri,” kata Nabila.

BACA JUGA:

Kisah Pilu Nabila, Bocah Pemulung yang Viral di Medsos

 

Kisah Uu Sang Kuli Bangunan Kuliahkan Anaknya ke ITB dan Unpad : Yakin Pendidikan Bisa Ubah Nasib Mereka

 

Sementara, Kakak Sapupu Nabila, Aru Abidin (32) mengatakan pihak keluarga berterima kasih atas bantuan sosial yang terus disalurkan.

“Mudah-mudahan, Bila (Nabila) bisa mencapai cita-citanya terimakasih dari sekeluarga atas bantuannya,” ungkapnya.

Bantuan yang sudah dihimpun, kata dia akan ditabung untuk biaya pendidikan dan biaya hidup Nabila sampai ke perguruan tinggi.

“Keluarga akan berfokus pada pendidikan Nabila, sampai lulus sekolah kedokteran seperti yang dicita-citakannya,” ujarnya.

Aru berpesan agar masyarakat tidak menyebar video perundungan lagi dan berharap peristiwa tersebut menjadi motivasi dan pembelajaran.

“Pihak keluarga sudah bersepakat agar peristiwa ini tidak diviralkan lagi,” pesan Aru.

Sementara itu ali kelas Nabila, Deni menyampaikan pihaknya ingin klarifikasi berita yang beredar. Ia mengakui kejadian tersebut bukan terjadi pada tanggal 6 April melainkan tanggal 23 Maret 2019.

“Kemarin pas ditanya kebetulan saya lagi capek. Jadi memang jawabnya seadanya,” katanya.***(Bagus Fallensky/BandungKita.id)

Editor: Dian Aisyah