Kisah Daeng Mengais Rezeki Sambil Menularkan Semangat Seni Lukis

BandungKita.id, BANDUNG – Semangat berkesenian tampaknya tak pernah menenal usia. Hal tersebut tersirat dari penuturan Daeng (60) seorang pelukis asal Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

Kini warga asal Kelurahan Pasirjati tersebut menjajakan fasilitas melukis untuk anak-anak di alun-alun Ujungberung, dengan tarif Rp15 ribu. Meski tak sama persis dengn proses melukis pada umumnya, anak-anak yang datang untuk melukis bebas memilih warna gambar yang diinginkan.

“Yang saya inginkan, selain pendapatan ekonomi, yang utama yakni terkait seni rupa di Ujungberung ini agar terus lestari seiring dengan banyaknya jenis kesenian lain di Ujungberung,” Kata Daeng saat ditemui BandungKita, Sabtu (18/5/2019).

Daeng yang biasa melukis di pusat kesenian Teras Sunda Cibiru tersebut mengaku ingin mengangkat seni lukis di Ujungberung agar lebih diminati termasuk oleh anak-anak.

“Selain dari ngabuburit, saya ingin menggali potensi senirupa anak-anak,” tambah Daeng.

Baca juga:

Kisah Mantan Teroris Asal Garut Sukses Bikin Koperasi, Kini Anggotanya Capai 200 Orang

 

Kisah Sasa, Dara Cantik Ciptakan Seni Keramik Langka Nan Unik

 

Pasca bulan Ramadan, Daeng mengaku akan mendatangi sekolah-sekolah di Kota Bandung serta berencana kerjasama dengan guru-guru, agar seni lukis lebih diutamakan lagi.

“Alat yang saya gunakan yakni medianya kertas tebal atau dupleks, kemudian catnya ini cat lukis asli, ini ada 5 stand lukis. Satu stand bisa digunakan dua anak, bolak balik gitu,” katanya.

 

Mewarnai

 

Di Bulan Ramadan ini, Daeng biasa memulai usahaya tersebut sejak pukul 15.00 WIB hingga menjelang buka puasa. Adapun di hari-hari biasa, Daeng hanya menjalankan profesinya di akhir pekan.

“Tapi kalau bulan Ramadan ini, khusus untuk Sabtu-Minggu saya tetap mulainya dari pagi sampai sore, karena memang cukup ramai, kalau akhir pekan dibulan Ramadan ini biasa dapat Rp 400 ribu. Kalau hari biasa paling setengahnya,” kata Daeng.

Daeng menuturkan, inspirasi untuk menularkan minat seni rupa pada kepada anak-anak mulanya ia lihat di kawsan Gasibu. Namun media lukis yang digunkan adalah styrofoam.

“Kalau saya kan pakai dupleks agar bagus di bingkai, rencananya akan mengembangkan sampai ke wilayah Sumedang dan Garut,” Ujar Pelukis sejak tahun 1992 tersebut.***(Tito Rohmatullah)

Editor: Restu Sauqi