BandungKita.id, GARUT – Sejak dulu, Agustus adalah bulan yang paling ditunggu warga Desa Cangkuang dan Desa Leles Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Pasalnya, sebagian besar warga di dua desa ini menggantungkan hidupnya pada bisnis penjualan bendera merah putih. Penjualan bendera akan mendapatkan berkah yang melimpah pada setiap bulan kelahiran Republik Indonesia ini.
Salah seorang pengusaha bendera merah putih di Kampung Nangkalah Lebak Desa Cangkuang Kecamatan Leles, H. Adang (35) mengatakan, sudah lebih dari 27 tahun menjalankan usahanya itu. Jumlah pegawainya pun banyak dan berkelompok, sedangkan omzetnya sudah mencapai puluhan miliar.
Sedangkan pemasaran nya telah merambah dari Sabang Sumatra sampai Merauke Papua. “Kalau ditanya jumlah pekerja saya bingung, karena terlalu banyak. Jadi bahan baku dari saya lalu dibawa pengrajin untuk dijahit, diobras, disablon ke rumahnya masing-masing. Setelah itu dipasarkan ke beberapa daerah atau pulau di Indonesia, ti Sumatra ka Papua. Jadi warga ada yang bagian menjahit, nyablon, masarkeun,” kata Adang saat ditemui di rumahnya yang sekaligus tempat produksi, Senin (12/8/2019).
Baca juga:
Bupati Garut Rudy Marah Besar Saat Liat Kondisi Pembangunan Rumah Sakit Malangbong
Menurut dia, memproduksi bendera tidak ada hentinya dari Januari hingga Desember terus berjalan. Hanya saja, mulai bulan Mei setiap tahunnya produksi ditingkatkan seiring dengan meningkatnya omzet pesanan.
Dikatakannya, hingga awal Agustus omzet penjualan meningkat tajam dan permintaan pun tak hanya dari warga setempat tetapi dari beberapa bandar, baik dari luar Garut maupun luar jawa.
“Kalau untuk produksi tidak ada hentinya setiap hari setiap bulan jalan terus. Tetapi sejak Mei proses produksi ditingkatkan karena hingga awal Agustus permintaan terus meningkat,” ujarnya.
Adang mengaku, di bulan-bulan biasa diluar menjelang Agustusan, omzet produksi menghabiskan sedikitnya 200 rol setiap harinya. “Bahan baku berupa kain itu dibeli dari Bandung. Sehari bisa menghabiskan 200 rol. Setiap rol sama dengan 100 yar atau setara dengan 90 meter. Alhamdulillah pengusaha dari Garut sampe luar Jawa suka beli langsung kesini,” ucapnya.
Baca juga:
Kebakaran Gunung Guntur : Antara Mitos, Perambahan Hutan dan Agresivitas Penambang Pasir
Bagi warga Desa Cangkuang dan Desa Leles, memasuki bulan Agustus berarti bulan yang semarak dengan bendera dan umbul-umbul merah putih. Membuat bendera, umbul-umbul, beckroun dan sejenisnya, menurut Adang, bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Mengenai harga, Adang menyebutkan bendera merah putih terkecil ukuran 60 x 90 atau ukurannya kurang dari itu, begitu juga umbul-umbul warna-warni, bekrount dijual dengan harga beragam mulai diatas Rp 5.000.- hingga puluhan atau ratusan ribu.
“Seingat saya harga umumnya paling mahal sekitar seratus ribu atau seratus lima puluh ribuan. Kalau bendera harganya puluhan ribu lah. Bendera ukuran besar yang dipasang di beberapa kantor di Jakarta dan kota-kota besar lainnya itu juga dari sini,” kata Adang.***(M Nur el Badhi)
Editor: Restu Sauqi