Berkat Laporan Masyarakat, 351 Kasus Kebakaran di Kabupaten Bandung Berhasil Ditangani

BandungKita.id, SOREANG – Data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kabupaten Bandung menunjukan sampai 26 September 2019, telah terjadi sebanyak 351 kasus kebakaran yang tersebar di 31 kecamatan Kabupaten Bandung. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu 313 kasus.

Kepala Disdamkar (Kadisdamkar) Kabupaten Bandung Kawaludin menilai, peningkatan jumlah tersebut disinyalir bukan karena bertambahnya jumlah kejadian kebakaran. Melainkan karena adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melapor.

BACA JUGA :

Kepala Damkar Kabupaten Bandung : 99 Persen Kebakaran Disebabkan Human Error

 

Api Melalap Habis Gunung Ipis Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat

 

“Dari jumlah awal tiga pos, pada tahun 2018 kami berupaya menambah jumlahnya menjadi sembilan pos. Dengan bertambahnya pos ini, jumlah kesadaran masyarakat untuk lapor jumlahnya meningkat cukup tajam,” ungkap Kadisdamkar saat menjadi narasumber dalam acara Ngawangkong Bari Ngopi di Kawasan Taman Uncal Soreang, Jum’at (27/9/2019).

Tiga pos eksisting yaitu di Soreang, Ciparay dan Cicalengka. Sedangkan enam pos baru, sebut Kawaludin, berlokasi di Taman Kopo Indah (TKI) Margaasih, Ciwidey, Pangalengan, Kertasari, Majalaya dan Cileunyi.

Selain pemadaman, petugas damkar juga melakukan penghitungan jumlah kerugian dan aset yang berhasil diselamatkan. Sepanjang tahun 2018 urainya, dari 313 penanganan kasus, kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp. 50 miliar dan nilai aset yang terselamatkan mencapai kisaran Rp. 257 miliar.

 

Kadisdamkar Kabupaten Bandung, Kawaludin (kanan) saat menjadi narasumber dalam acara Ngawangkong Bari Ngopi di Kawasan Taman Uncal Soreang, Jum’at (27/9/2019). (foto : Humas Pemkab Bandung)

 

“Sedangkan pada 2019 ini berdasarkan laporan, tercatat kerugian mencapai lebih dari Rp. 25 miliar dan terselamatkan aset senilai kurang lebih Rp. 85 miliar,” ungkap Kawaludin.

351 kasus kebakaran sepanjang 2019, tambah Kawaludin, didominasi oleh rumah tinggal sebanyak 128, 16 gudang, 34 pabrik dan lainnya seperti kendaraan, gudang rongsokan, lahan semak belukar dan juga hutan mencapai 173 kali kejadian.

“Total armada kami yang beroperasi berjumlah 18 unit. Terdiri dari 2 mobil tanki, 4 mobil pompa jepang dan lainnya mobil pancar biasa serta mobil rescue. Jumlah ini masih sangat kurang, idealnya harus ada 11 WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran), 1 WMK itu minimal 1 pos, 1 pos idealnya 2 mobil.

Di mako (Pos Soreang) minimal 10 mobil, ditambah di pos rata-rata 2 mobil berarti ada 20 mobil, tentunya kita masih banyak kekurangan armada dan personil,” ucapnya.

BACA JUGA :

Innalillahi, Balita Ini Tewas Terbakar Api Saat Terlelap Tidur

 

Kekeringan di Kabupaten Bandung Meluas, 27 Kecamatan Terdampak

 

Untuk tahun 2020, pihaknya tengah berupaya mendapatkan tambahan fasilitas pelayanan. Di antaranya penambahan pos di wilayah tengah (Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Pameungpeuk.

Dengan segala keterbatasan sejak awal dibentuk pada tahun 2017 lalu, pihaknya senantiasa melaksanakan tugas dengan berpedoman pada Panca Dharma (Lima Pengabdian). Di antaranya Melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap terjadinya kebakaran, Melakukan pemadaman sekuat, secepat, seoptimal dan seefisien mungkin dan Melakukan operasi penyelamatan.

Edukasi, sosialisasi dan pelatihan senantiasa dilakukan pihaknya sebagai upaya preventif (pencegahan) untuk meminimalisir angka kejadian kebakaran. “99% kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia. Jadi kami akan terus berupaya memberikan edukasi, agar masyarakat mengetahui apa-apa saja yang bisa menyebabkan kebakaran, dan bagaimana penanganan dini saat kebakaran itu terjadi,” pungkas Kawaludin. ***(Azmy Yanuar Muttaqien/BandungKita.id)

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung