Hari Batik Nasional, Pedagang Batik di Soreang Sepi Pembeli

BandungKita.id, SOREANG – Sejumlah pedagang pakaian batik di Pasar Soreang keluhkan kurangnya konsumen yang belanja pakaian batik. Bahkan di Hari Batik Nasional, pedagang mengaku tokonya tetap sepi pembeli. Kondisi ini sudah mereka rasakan dalam beberapa tahun terkahir.

Doni Saputra (33) seorang pedagang batik mengatakan, sepinya pembeli pakaian batik diakibatkan kurangnya antusias masyarakat di Kabupaten Bandung, terutama di Soreang terhadap pakaian batik.

“Walaupun ini Hari Batik Nasional, masih saja sepi. Enggak meningkat sama sekali, seperti hari-hari biasa saja. Tetap sepi,” kata dia di Pasar Soreang, Rabu (2/10/2019).

Dikatakan Doni, sehari sebelum jatuhnya Hari Batik Nasional ia mengaku banyak konsumen dari kalangan pelajar yang datang mencari pakaian batik untuk keperluan sekolah.

BACA JUGA:

Enggak Perlu ke Korea, Kamu Bisa Bikin Ramyeon Ini di Rumah

 

Nunung dan Suami Jalani Sidang Perdana Kasus Narkoba Hari Ini

 

Meski adanya surat edaran menteri agar instansi memakai pakaian batik di Hari Batik Nasional, menurut Doni itu tidak berpengaruh pada penjualan.

“Malah enggak ada pejabat atau PNS yang datang buat beli batik,” ucap dia.

Padahal, kata dia, batik yang ia jual di tokonya itu relatif murah. Harganya pun variatif mulai dari Rp 45 ribu hingga 125 ribu per potongnya. Batik yang ia jual di tokonya rata-rata didatangkan langsung dari Solo.

Pedagang batik lainnya, Farid Husein (38) juga mengatakan hal yang senada. Menurut dia, kurangnya antusias pembeli batik disebabkan karena rata-rata masyarakat sudah memiliki pakaian batik.

“Jadi memang tidak berpengaruh walaupun hari ini Hari Batik Nasional juga. Ramai mah kalau ada acara tertentu saja. Itupun juga tidak seramai seperti penjualan pakaian lainnya,” kata dia.(R Wisnu Saputra)

Editor: Dian Aisyah