BandungKita.id, HEALTH – Obat asam lambung ranitidin resmi ditarik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dari peredaran umum karena telah tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang dapat berpotensi memicu risiko kanker. Meski demikian, Anda penderita sakit maag, tidak perlu khawatir karena ada resep pengobatan sakit maag ala Rasulullah SAW.
Banyak orang mengalami sakit maag yang dalam istilah kedokteran disebut gastritis, atau peradangan lambung. Sakit maag pada awalnya terjadi karena asam lambung yang berlebihan.
Faktornya penyebabnya antara lain efek samping zat kimia, obat penahan nyeri, alkohol, dan asam cuka. Serta konsumsi berlebih beberapa makanan dan minuman yang dapat memicu produksi asam lambung, seperti: jahe, merica, bumbu pedas, atau makanan dan minuman yang bersifat asam lainnya.
Selain berobat ke dokter sebagai bentuk ikhtiar untuk sembuh, ada beberapa doa yang dilafadzkan oleh Rasulullah, juga obat alami menyembuhkan semacam penyakit pencernaan tersebut. Berikut ini pengobatan maag ala Rasulullah.
1. Konsumsi Madu untuk Obat Maag
Madu bisa menggantikan ranitidin. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan dalam kitabnya ‘Ath-Thibbun Nabawi’, bahwa suatu ketika ada seorang sahabat datang menghadap Rasul dan mengeluhkan perutnya yang melilit. Rasulullah kemudian menyarankan agar sahabat tersebut mengkonsumsi madu.
Hingga tiga kali, lelaki itu menghadap Rasulullah karena perutnya yang melilit, karena tak sembuh juga meski sudah minum madu. Namun Rasulullah terus memerintahkan, “Minumkanlah ia madu.”
Pada kali ketiga atau keempat lelaki itu kembali, Rasulullah mengatakan,”Sungguh Maha Benar Allah, dan sungguh perut saudaramu yang berdusta,” dan setelah berulang kali diminumkan madu, dia sembuh.
BACA JUGA :
5 Obat Demam Alami yang Bisa Anda Temukan di Rumah
Berburu Obat Tradisional di Babah Kuya, Toko Jamu Legendaris di Kota Bandung
Madu yang ternyata mengandung bahan prebiotik alami, dapat meningkatkan populasi bakteri. Sehingga bisa memberikan efek yang baik bagi kesehatan. Madu sering kali digunakan untuk terapi pengobatan, dan pencegahan pada penyakit maag atau asam lambung. Hal ini karena madu memiliki efek memperlambat pengosongan lambung. Ranitidin bisa digantikan madu.
2. Doa untuk Sakit Tertentu
Rasulullah juga mengajarkan kepada para sahabat doa-doa khusus untuk sakit tertentu. Apabila letak rasa sakit yang diderita umatnya, hanya terasa di bagian tubuh tertentu saja.
Misalnya sakit di perut (maag), kepala, dada (jantung atau paru-paru). Zikir doa dan cara yang beliau ajarkan adalah sebagai berikut:
ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِى تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ. ثَلاَثًا. وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Letakkan tanganmu pada tempat yang sakit dan bacalah Bismillah tiga kali, lalu bacalah “A’uudzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru”
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang sedang aku rasakan dan yang aku khawatirkan” (HR. Muslim).
BACA JUGA :
Penyalahgunaan Obat Jadi Masalah Serius Generasi Muda: Ini Kata BPOM
3. Doa Mengobati Sakit yang Berbunyi
Tak perlu khawatir ranitidin ditarik BPOM. Sebab doa berikut ini bisa diamalkan ketika anggota tubuh ada yang sakit, misalnya, sakit gigi, keseleo, maag, dan sebagainya. Bacaan ruqyah sederhana ini, juga bisa diamalkan oleh penderita sakit itu sendiri. Berikut bacaannya adalah:
أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dengan menyebut nama Allah, aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari kejelekan yang aku dapatkan dan aku waspadai.” (HR. Muslim no. 2202)
Betapa berharganya nikmat sehat yang Allah berikan kepada kita, mestinya dijaga dengan baik. Menjaga nikmat sehat tersebut antara lain dilakukan dengan pola makan yang baik, tidak berlebihan, tidak menuruti nafsu, dan mengingat kematian.
Seperti dalam hadis diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, yang artinya: Rasulullah SAW bersabda “Malulah kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu.” Kemudian para sahabat bertanya, “Apakah sebenar-benarnya rasa malu itu?” Beliau menjawab,”Menjaga kepala beserta isinya dan menjaga perut beserta isinya, serta mengingat kuburan dan kematian.” (HR. Bukhari Muslim). (*)
Editor : M Zezen Zainal M
sumber : detikhealth