BandungKita.id, KBB – Kepergian inisiator dan tokoh pendiri Kabupaten Bandung Barat (KBB), H Endang Anwar menyisakan duka mendalam bagi masyarakat KBB. Bagaimana tidak, H Endang Anwar dikenal sebagai figur yang sangat vokal menyuarakan berdirinya Kabupaten Bandung Barat demi menyejahterakan warganya.
Berkat perjuangan dan konsistensinya bersama para tokoh dan berbagai elemen masyarakat mendorong pemekaran, KBB yang dicita-citakan masyarakat Bandung Barat akhirnya terwujud pada Tahun 2007 dengan lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat Menjadi Daerah Otonom di Provinsi Jawa Barat.
Duka atas kepergian tokoh bersahaja dan dihormati itu tentu saja masih menyelimuti masyarakat KBB, tak terkecuali dirasakan oleh Maman S Sunjaya, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) KBB era pemerintahan Bupati KBB pertama, H Abubakar.
Maman Sunjaya merupakan sosok yang sangat dekat dengan H Endang Anwar. Kedekatannya dengan almarhum bukan baru terjalin ketika Maman ditunjuk sebagai Sekda KBB. Maman sudah mengenal dan dekat dengan H Endang Anwar sejak tahun 80-an.
“Saya sudah mengenal H Endang Anwar karena kami sama-sama kader dan aktivis Angkatan Muda Siliwangi (AMS) bersama Kang Darwin dan rekan-rekan di KPKBB (Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat),” kata Maman saat berbincang dengan BandungKita.id, Kamis (23/1/2020).
Maman saat itu belum menjabat sebagai Sekda KBB. Ketika itu, ia bertugas sebagai Camat Parongpong. Lalu kedekatannya semakin intens ketika Maman diangkat sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Kabag Tapem).
Ketika menjabat Kabag Tapem itulah, Maman mengaku semakin sering berkomunikasi dan berdiskusi dengan H Endang Anwar mengenai perlunya KBB berdiri. H Endang giat mentransformasikan gagasan-gagasannya kepada Maman terutama mengenai visinya soal KBB ke depan.
“Beliau memiliki visi KBB harus segera terbentuk agar ketertinggalan-ketertinggalan yang selama ini terjadi, terutama kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik dapat segera terselesaikan. Apalagi IPM KBB waktu itu berada di bawah rata-rata Jawa Barat,” kata Maman mengenang sosok almarhum.
H Endang Anwar pun merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam mekarnya Kecamatan Saguling yang ketika itu masih merupakan bagian dari Kecamatan Batujajar. Almarhum sangat getol dan selalu vokal bersuara ketika melihat ada warga yang tertinggal dari kecamatan lain terutama dalam pembangunan dan pelayanan publik.
BACA JUGA :
Tokoh Pendiri Kabupaten Bandung Barat H Endang Anwar Meninggal Dunia, Ini Profil Singkat Almarhum
Woow! Hengky Kurniawan Makin “Mesra” dengan Mantan Istri Alm Abubakar, Siap-siap Nyalon?
Mantan Sekda KBB era Bupati Abubakar itu tak ragu menyebut H Endang Anwar sebagai salah satu tokoh yang paling berkontribusi terhadap cita-cita berdirinya Kabupaten Bandung Barat.
“Yang saya ketahui, kontribusi beliau dalam pemekaran KBB sangat signifikan dan mampu menyatukan kekuatan partisipasi masyarakat sehingga KBB terwujud,” ungkapnya.
Setelah KBB berdiri dan Maman Sunjaya menjadi Sekda KBB, H Endang Anwar pun tak berhenti menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan KBB. Menurutnya, H Endang Anwar datang menemuinya di kantor paling tidak setiap satu bulan sekali.
Salah satu masukan penting H Endang Anwar dalam birokrasi Pemkab Bandung Barat yakni terkait proses rekrutmen pegawai maupun PNS. H Endang Anwar, ujar Maman, selalu mewanti-wanti agar rekrutmen pegawai benar-benar memperhatikan kualitas dan rekam jejak SDM-nya. Sebab kualitas PNS dan pegawai sangat menentukan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
“Saya sangat dekat dengan beliau. Beliau menganggap saya sebagai adik. Dari sisi usia juga beliau lebih senior. Saya selalu memanggil beliau “Ki Lanceuk” dan beliau memanggil saya “Ki Adi”,” tutur Maman.
Sebagai orang yang sangat mencintai KBB, secara pribadi Maman mengaku tak akan melupakan jasa-jasa, visi dan pemikiran-pemikiran H Endang Anwar untuk masyarakat Bandung Barat. Bagi Maman, H Endang Anwar bukan hanya seorang kakak dan senior, namun H Endang Anwar juga seorang sahabat, mentor, guru serta seorang panutan.
“Kata akhir dari saya untuk Ki Lanceuk, “bral natar lalakon makalangan di Kahiangan, kasmaran picaritaeun. Dina kiwari ngancik bihari seja ayeuna sampeureun jaga. Innalillahi waina ilaihi rojiun,” ujar Maman, mantan Panglima PNS KBB yang hingga kini masih sangat disegani dan dihormati. (M Zezen Zainal M/BandungKita.id)
Editor : M Zezen Zainal M