Wagub Jabar : Jangan Abaikan Ibadah Hanya Gara-gara Khawatir Covid-19

Uu : Jaman Nabi pun Salat Berjamaah Tetap Dilakukan Saat Perang dan Wabah Penyakit

BandungKita.id, BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum berharap masyarakat tidak mengabaikan ibadah di tengah maraknya Covid-19. Uu mengajak masyarakat khususnya umat Islam tetap melaksanakan salat berjamaah dan salat Jumat di masjid.

Menurut Kang Uu, yang juga Mustasyar PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jabar, kekhawatiran tertularnya Covid-19 di tempat ibadah, seperti ketika salat jumat atau kegiatan tabligh akbar, tidak perlu dipandang berlebihan.

“Jangan sampai kekhawatiran terhadap hal-hal yang belum pasti, kewajiban agama jadi diabaikan. Apalagi sebentar lagi memasuki bulan Ramadan,” kata Uu.

Ia menyebut, kemungkinan penularan Covid-19 di masjid ketika salat jumat tergolong kecil. Sebab, kata Uu, ketika hendak melaksanakan salat, orang diwajibkan berwudhu yang dapat menghilangkan potensi virus di area tubuh.

“Saya kira tidak usah berlebihan, kan orang masuk masjid mau salat dan sebelumnya berwudhu dulu. Dia kan sudah bersih dan ada doanya. Islam itu sudah sempurna dalam segala hal,” ungkap Uu.

BACA JUGA :

Belajar dan Kerja di Rumah Bukan Malah Liburan dan Bepergian, Saatnya Cegah Penyebaran Virus Corona

Shalat Berjamaah Itu Fardhu ‘Ain Bagi Laki-laki Tanpa Terkecuali, Ini Keutamaannya Menurut Rasulullah SAW

Hanya 4 Golongan Ini yang Tidak Wajib Melaksanakan Salat Jumat

VIDEO : Subhanallah, Pemuda Ini Meninggal Saat Sedang Melaksanakan Salat Subuh Berjamaah

Selain itu, Uu menyatakan, salat jumat wajib dilaksanakan di masjid dan tidak bisa digantikan dengan salat dzuhur, kecuali bagi musafir dan ada mawani atau ada alasan yang diperbolehkan.

“Masa masyarakat tidak akan jumatan, memang bisa digantikan dengan shalat dzuhur. Tapi kan harus jelas alasannya seperti musafir atau ada mawani alias ada alasan yang diperbolehkan,” ujar Uu yang juga pengasuh Pondok Pesantren Manonjaya, Tasikmalaya itu.

Ia menceritakan, di zaman Nabi, beribadah salat berjamaah di masjid tetap dilakukan, sekalipun dalam kondisi perang atau saat ada wabah penyakit.

Menurut dia, dengan adanya musibah Covid-19 atau pandemi virus corona, justru masyarakat harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta meminta perlindungan kepada Allah SWT.

“Dulu juga tidak pernah mengabaikan, justru dengan adanya musibah ini kita harus bersabar, berikhtiar, berdoa untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Makanya, Gubernur kan ada program subuh berjamaah,” ucapnya.

Uu juga meminta masyarakat tidak panik dengan membeli secara berlebihan alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, dan thermal gun. Yang paling penting, lanjut di, masyarakat harus disiplin melakukan social distancing atau pembatasan interaksi yang sangat efektif mencegah penyebaran COVID-19.

“Tidak usah panik dan dipaksakan membeli alat-alat itu, cuci tangan dengan air biasa juga bisa, kalau masker kan untuk orang yang sakit atau berada di sekitarnya. Sementara untuk thermal gun kan bisa diganti juga dengan termometer. Saya kira semua fungsinya sama. Justru yang paling penting adalah taat melakukan social distancing,” katanya.

Terkait stok pangan, Kang Uu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) aman hingga bulan Ramadan ke depan sekali pun adanya Covid-19.

“Stok pangan Jabar sekalipun ada peristiwa ini aman. Kasihan masyarakat kan sudah khawatir karena corona ditambah sembako susah. Jangan sampai itu terjadi, jangan khawatir untuk pangan kita aman, termasuk menghadapi Ramadan kita juga sudah antisipasi,” tandas Uu. (Ayi Kusmawan/ BandungKita.id)