Alat Tes Swab Tersangkut di Hidung Tewaskan Seorang Balita 1,5 Tahun

BandungKita.id, INTERNASIONAL – Balita berinisial A (1) di Shaqra Arab Saudi meninggal dunia setelah ikut rangkaian tes Covid-19.

Anak laki-lalki yang namanya sengaja disembunyikan ini, tewas usai ikut tes Covid-19 di Rumah Sakit Umum Shaqra, dikutip BandungKita.id dari media setempat Al-Arabiya pada Selasa (14/7/2020).

Balita berumur satu setengah tahun itu awalnya dibawa ke rumah sakit oleh keluarga lantaran suhu tubuhnya yang mendadak tinggi.
Sebagai prosedur, bocah ini mengikuti rangkaian tes Covid-10, untuk memeriksa apakah korban membawa virus corona atau tidak.
Namun saat proses pengecekan Covid-19, alat tes swab patah dan tersangkut di dalam hidung korban.

Dokter pun langsung memberikan tindakan anastesi ke korban untuk mengeluarkan patahan terebut.

Namun, bocah itu ditinggalkan begitu saja oleh tim medis tanpa penanganan lebih lanjut.

Korban pun kesulitan bernapas dan kehilangan kesadaran, lalu meninggal dunia 24 jam setelah masuk ke rumah sakit.

BACA JUGA :

Lakukan Test Swab Lagi, Pasien Sembuh Covid-19 Secapa AD Bertambah 67 Orang

Ada 13 Juta Kasus, WHO: Pandemi Covid-19 Global Terus Melonjak

5 Tips Mudah Menjelaskan COVID-19 dan Penyakit Pandemi pada Anak

Kematiannya sangat diseali oleh paman yang sekaligus kuasa hukum korban.

“Keponakan saya itu tak punya penyakit kronis. Jumat sore badannya panas langsung dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Meskipun cuma panas, dia tetap diminta ikut tes swab,” tutur sang paman.

Sang paman mengatakan, keponakannya kesulitan bernapas karena saluran udara di paru-parunya sudah tertutup.

“Lalu kami langsung minta supaya korban lekas dilihkan ke rumah sakit lain, setelah duduk lama menunggu ambulans yang tak kunjung datang. Ketika zuhur, korban tidak juga dipindahkan dan akhirnya meninggal dunia,” jelasnya.

Dikutip dari Gulf News, ayah korban, Abdullah Al Joufan sempat menolak langkah anastesi yang dilakukan oknum dokter tersebut. Bahkan ia meminta agar putranya segera ditangani dokter spesialis.

“Sayangnya, petugas rumah sakit mengatakan dokter spesialis sedang tidak ada,” pungkas Abdullah.**()

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien