BandungKita.id, INTERNASIONAL – Pasca ekonominya anjlok -11,9 persen pada kuartal kedua 2020 ini, Uni Eropa resmi masuk ke jurang resesi . Kondisi paling parah mengingat sebelumnya, yaitu pada kuartal pertama, ekonomi Uni Eropa menyentuh angka -3,2 persen.
Dilansir BandungKita.id dari CNN, besaran anjloknya ekonomi negara-negara benua biru itu adalah 14,4 persen jika dibandingkan dengan kuartal kedua pada 2019. Pada awal Juli, Komisi Uni Eropa sempat melaporkan prediksi penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8,3 persen yang diikuti rebound 5,8 persen pada 2021.
Dihantui Kekhawatiran Lonjakan Kasus COVID-19
Meski survei terakhir menunjukan geliat aktivitas ekonomi mulai beranjak naik, tapi kegelisahan mengenai lonjakan kasus COVID-19 tetap tidak bisa hilang. Menurut studi Institut Robert Koch, peningkatan kasus baru-baru ini “sangat mengkhawatirkan”.
Pusat pengendali penyakit di Jerman tersebut menyimpulkan bahwa jumlah kasus harian di Prancis kembali ke level yang sama ketika lockdown dihapus pada awal Mei lalu. Di Spanyol dan Italia, pemerintah juga mengonfirmasi tambahan tingkat infeksi virus corona.
BACA JUGA :
Singapura Masuk Jurang Resesi, Krisis Paling Buruk dalam 55 Tahun Terakhir
Saat Liga-liga Top Eropa Dihentikan Akibat Covid-19, Negara Eropa Ini Terus Gulirkan Liga
Banyak Negara Kembali Terapkan Aturan Ketat
Pemerintah Inggris memberlakukan pengetatan lagi. Kali ini, pengunjung dari Spanyol wajib menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Langkah ini diprediksi akan memperlambat pertumbuhan di sektor pariwisata. Tak ada pilihan lain, mengingat situasi yang tak kunjung membaik.
Sementara Italia yang telah menjadwalkan status darurat COVID-19 berakhir pada 31 Juli terpaksa memperpanjangnya hingga 15 Oktober. “Sayangnya, pandemi hari ini belum sepenuhnya berakhir meski dampaknya sudah ditekan dan secara geografis dibatasi,” kata Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte.
PDB Spanyol Paling Terpuruk Dibandingkan 27 negara Uni Eropa Lain
Jerman adalah negara yang paling sedikit merasakan efek finansial dari pandemik COVID-19. Seperti yang diprediksi banyak pihak, Negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa itu hanya mengalami penurunan PDB sebesar minus 10,1 persen.
BACA JUGA :
Rayakan 60 Tahun Sister City, Pojok Bandung Akan Dibangun di Braunschweig Jerman
Anak Mantan Presiden Jerman Tewas Ditikam di Rumah Sakit, Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa
Sedangkan Italia dan Prancis masing-masing sebesar minus 12,4 persen dan minus 13,8 persen. Ekonomi Spanyol yang paling terdampak di antara 27 negara Uni Eropa dengan minus 18,5 persen. Bert Colijn, ekonom senior di ING, memprediksi ini berpotensi membuat negara tersebut yang paling lama menderita secara keuangan.
“Spanyol bersiap untuk mengalami penurunan ekonomi untuk waktu yang lama. Sebab, perbedaannya lebih besar dari yang dibayangkan dan karena dibatalkannya langkah-langkah pembukaan kembali secara lokal [untuk kuartal ketiga],” pungkasnya.
Prediksi terbaru dari Komisi Eropa, ekonomi Uni Eropa akan menyusut 8,3% pada 2020. Prediksi mengasumsikan bahwa pembatasan akan terus mereda dan tidak akan ada gelombang kedua utama yang memicu tindakan karantina skala besar. (*)
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien