BandungKita.id, EKONOMI – Pandemi Covid-19 membawa dampak negatif di berbagai sektor. Tak terkecuali sektor ekonomi. Banyak warga yang terpaksa kehilangan pekerjaan.Namun, banyak pula yang bangkit dan memanfaatkan berbagai peluang usaha agar bisa mendapatkan penghasilan atau tetap berjuang hidup di masa pandemi ini.
Terkait hal itu, Himpunan Mahasiswa Ekonomi dan Studi Pembangunan (Himaspa) Universitas Pasundan (Unpas) menyelenggarakan Webinar Pemulihan Ekonomi di Era Pandemi bertema “Perspektif Institusi Keuangan dan Sektor Riil”. Acara yang dilaksanakan secara daring dan gratis melalui aplikasi zoom itu telah sukses terlaksana pada hari Kamis (10/12/2020).
Ada 3 narasumber profesional yang dihadirkan, yakni Novi Cahyono (Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia), Benny Bachtiar (Kepala Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Jawa Barat), dan Berly Martawadaya (Dosen FEB Universitas Indonesia & Direktur Riset Indef) beserta moderatornya yaitu Acuviarta Kartabi.
Peserta Webinar berjumlah 452 orang dengan berbagai latar belakang, kebanyakan adalah mahasiswa, selanjutnya jajaran aparat pemerintahan, pelaku UMKM, serta masyarakat umum. Bahkan dalam keterangan yang kami terima, ada perwira TNI ikut serta mengikuti Webinar tersebut.
BACA JUGA :
Bagaimana Cara UMKM Bertahan di Tengah Pandemi? Begini Tips Ahli Ekonomi
Apa Dampak Psikologis Pandemi Bagi Masyarakat? Begini Kata Guru Besar FIK UI dan Kemenko PMK
Pemerintah Luncurkan “DigiKu” Dorong UMKM Masuki Ekosistem Digital di Tengah Pandemi
Salah seorang narasumber, Benny Bachtiar mengatakan sektor pertanian memiliki potensi jika dikelola dengan baik. Bahkan, dapat menjadi penunjang dalam memajukan ekonomi wilayah di Jawa Barat (Jabar). Pengelolaan potensi pertanian dengan baik juga bisa menjadi faktor dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat Jabar di tengah pandemi covid-19. Karenanya, ia mengharapkan .
“Sektor pertanian harus dibangun dengan baik dan menggali lebih dalam potensi yang ada, sehingga pertanian di Jabar maju dan dapat mewujudkan ketahanan pangan masyarakat,” katanya kepada BandungKita.id via telepon, Kamis (10/12/2020).
Petani Milenial
Ia juga menekankan pentingnya regenerasi dengan melahirkan petani milenial. Pasalnya akibat pandemi, SDM muda saat ini banyak yang berhenti bekerja di Kota dan kembali pulang ke Desanya masing-masing. Sebuah kesempatan yang terbuka, mengingat petani di Jabar saat ini didominasi oleh usia tua.
“Kami ingin membangun mindset agar kaum milenial mau bertani, mengembangkan potensinya yang besar di Desa dan tidak harus kembali lagi ke Kota. Inilah yang membuat Pemprov Jabar terus mendorong kaum milenial untuk turun ke sektor pertanian karena kita sudah bertransformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern,” tegasnya.
Benny menjelaskan, Pemprov Jabar memiliki banyak lahan yang tidak terpakai di berbagai daerah. Para petani milenial bisa memanfaatkannya dengan sistem pinjam pakai atau bekerja sama dengan PTPN dan Perhutani.
“Saat ini perubahan tantangan di sektor pertanian semakin berat. Perlu pelaku utama yang adaptif terhadap perubahan, teknologi semakin maju, dan globalisasi. Tujuan dari Petani Milenial adalah meningkatkan produktivitas agar lahan-lahan kosong milik Pemda Jabar bisa bermanfaat,” jelasnya.
Lanjut Benny mengungkapkan, meski pandemi Covid-19 masih terus berlangsung. Beruntung, sektor ketahanan pangan di Jabar relatif bisa bertahan.
“Jabar memiliki 900 ribu hektare area produksi pertanian padi. Ketahanan ini penting dikedepankan, karena selama ini banyak impor dari negara tetangga. Dengan potensi ini, Jabar bisa bertahan untuk menyuport ketahanan pangan nasional,” tuturnya.
Pariwisata Dorong Kemajuan UMKM
Selain itu, kata dia, sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan daerah. Namun, saat ini banyak destinasi wisata di Jabar mulai bergerak dan dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
“Oleh karena itu, sektor pariwisata harus bangkit kembali di era kenormalan baru saat ini. Bukti nyatanya yaitu banyak TKI asal Jabar yang pulang ke kampung halamannya demi merintis usaha di lokasi pariwisata,” ungkap Benny.
BACA JUGA :
Dorong Ekonomi di Tengah Pandemi, Disdagin Kota Bandung Gelar Pelatihan Digital Marketing
Pemerintah Luncurkan “DigiKu” Dorong UMKM Masuki Ekosistem Digital di Tengah Pandemi
Dispangtan Cimahi: Potensi Ekonomi Jamur Tiram Sangat Menjanjikan di Tengah Pandemi
Baginya, dalam mengembangkan pariwisata di daerah, harus satu paket dengan pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah masing-masing. “Setelah lelah berwisata menikmati keindahan alam, tentunya para wisatawan akan mencari wisata kuliner dan belanja oleh-oleh,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Benny, pemerintah sudah menyiapkan banyak skema pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, ada skema khusus untuk membangkitkan usaha mikro, termasuk yang ada di wilayah destinasi wisata.
“Salah satunya adalah Banpres Produktif Usaha Mikro atau BPUM, yang merupakan hibah sebesar Rp 2,4 juta per orang, untuk membantu permodalan yang tergerus akibat dampak pandemi,” tandasnya. (Azmy Yanuar Muttaqien/BandungKita.id).
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien
Comment