BandungKita.id, CIHAMPELAS – Puluhan emak-emak dan warga Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan aksi unjuk rasa menuntut Kepala Desa (Kades) untuk mundur dari jabatannya.
Mereka menggeruduk Kantor Kecamatan Cihampelas pada Jumat (26/2/2021). Mereka mengadukan Kades Cihampelas, Asep Mulyadi kepada Camat dan Muspika Kecamatan Cihampelas. Selain akibat kinerjanya yang dinilai buruk, sang Kades diminta mundur karena diduga melakukan penyelewengan dana bantuan langsung tunai (BLT) dana desa.
“Kami datang untuk menyampaikan kepada Pak Camat dan jajaran Muspika lainnya terkait dugaan penyelewengan Dana Desa yang dilakukan oleh Kades kami,” tutur Kurniwati (41), salah seorang emak-emak warga Kampung Lembursawah, Desa Cihampelas yang diamini warga lainnya.
Mewakili warga lainnya, Kurniawati menduga Kades Cihampelas, Asep Mulyadi telah menyelewengkan BLT Dana Desa (DD) dan anggaran pembangunan infrastruktur di desanya. Mereka meminta agar Kades mundur dari jabatannya.
BACA JUGA :
Diduga Selewengkan Dana Desa, Ribuan Warga Minta Kepala Desa Panundaan Ciwidey Mundur dan Diperiksa
Diduga Korupsi Dana Desa Ratusan Juta, Dua Mantan Kades di Kabupaten Bandung Ditahan Pihak Kejari
“Sampai hari ini kami hanya menerima tiga kali, padahal kami mendengar warga desa lain menerima sembilan kali. Kami ingin mempertanyakan dikemanakan sisanya?” ujar Kurniawati dengan nada emosional.
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya yang juga Ketua Forum Peduli Warga Desa Cihampelas, Nandang (45). Menurut Nandang, ia bersama warga sepakat menuntut Kades Cihampelas agar mundur dari jabatannya.
“Kami sudah sangat kecewa dengan Kades Cihampelas Asep Mulyadi. Kami minta agar Kecamatan menindaklanjuti tuntutan kami. Jika dibiarkan berlarut-larut, warga akan lebih banyak lagi yang turun berunjuk rasa menuntut Kades mundur,” tutur Nandang.
Dalam audiensi yang berlangsung di aula Kecamatan Cihampelas, sejumlah warga tampak menumpahkan kekesalan dan kekecewaan mereka terhadap sang Kades. Salah satu kekecewaan terhadap Kades datang dari warga yang mengaku rumahnya rusak berat akibat disapu angin puting beliung.
“Bulan Maret 2020 rumah kami dan enam warga lainnya rusak parah, akibat diterjang puting beliung. Kami dapat informasi bahwa pihak desa akan membantu merehabilitasi dengan menganggarkan dari Dana Desa, dilihat dari alokasi total anggaran untuk bantuan kebencanaan sebesar tiga ratus enam belas juta rupiah lebih,” ujar Cahya Sumirat (52), salah seorang warga.
Tonton Juga:
Namun hingga saat ini, kata dia, ia dan warga lainnya yang menjadi korban puting beliung tidak menerima sepeser pun bantuan dari piha. Parahnya lagi, kata dia, Kepala Desa dan aparat desa lainnya tak pernah sekalipun turun untuk melihat kondisi warga yang menjadi korban.
“Jangankan bantuan, kepala desa nengok pun tidak pernah. Logikanya kambing pun perlu dibangunkan kandang untuk berteduh, dianggap apa kami ini dan dikemanakan anggaran yang sudah dialokasikan dari dana desa?” kata Cahya dengan nada tingi, diselingi tepuk tangan peserta audensi.
Dalam kesempatan tersebut, Cahya juga membagikan potret rumahnya yang rusak kepada pihak Muspika.
BACA JUGA :
EKSKLUSIF : Tak Jelasnya Payung Hukum Penggunaan Dana Desa untuk Sembako Berpotensi Menjerat Para Kepala Desa di KBB?
Menteri Desa : BLT Dana Desa Harus dalam Bentuk Tunai, Bukan Sembako : Ini Besaran Nilainya
Tak hanya itu, warga juga menuding Kades melakukan nepotisme akut dalam menjalankan pemerintahan di Desa Cihampelas.
“Bagaimana Pemerintahan Desa Cihampelas bisa benar, kalau semua jabatan penting dipegang keluarga Kades. Bendahara anaknya, sekdes saudaranya yang berdomisili di luar Desa Cihampelas,” timpal Asep Boma, dengan suara menggelegar.
Ditemui terpisah, Kades Cihampelas, Asep Mulyadi membantah semua tudingan warga terhadap dirinya. Dijelaskan Asep, pendistribusian BLT merujuk pada hasil musyawarah desa (Musdes). Rekrutmen aparatur desa pun, kata dia, sudah sesuai aturan yang ada.
“Tidak benar semua apa yang dituduhkan warga Desa Cihampelas seperti yang disampaikan Forum,” ujar Asep Mulyadi.
Terkait anggaran kebencanaan, kata dia, memang sudah tidak ada karena dialihkan untuk penanganan Covid-19 di Desa Cihampelas. (M Zezen Zainal M/BandungKita.id).
Jangan Lewatkan:
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien