Sulap Tong Bekas Jadi Furnitur, Pria ini Raup Omzet Rp 5 Juta Perbulan

BandungKita.id, BISNIS – “Tong kosong nyaring bunyinya,” sebuah peribahasa bagi orang yang hanya pandai bicara namun tidak melakukan apa-apa. Tetapi ada cerita menarik seputar tong, dari Aulia Rahman (26) pemilik Garasi Tong.

Limbah tong bekas tempat obat-obatan yang tak terpakai lagi dimanfaatkan pria yang akrab disapa Aul itu menjadi berbagai mebel yang memiliki nilai tambah tinggi. Deretan tong bekas itu disulapnya menjadi sofa, meja, dan kursi.

Berprofesi sebagai Security Hotel di Kota Bandung, pada akhir 2019 lalu Aul mulai menyulap tong-tong bekas menjadi deretan mebel dan menarik. Usaha ini pun bisa dibilang tidak sengaja dilakukan olehnya, pasalnya ide usaha ini muncul dari pembeli yang datang.

Awalnya Aul mengaku hanya menjual mentahan tong bekas polos yang ia beli dari Kimia Farma dan Combiphar di Kota Bandung dengan harga satuan Rp 20 Ribu dan Rp 25 Ribu. Dengan modal awal Rp 200 Ribu, ia menjual kembali tong-tong bekas itu dengan harga Rp 35 sampai 50 Ribu.

“Sedangkan untuk paket 2 kursi dan 1 meja itu Rp 220 Ribu dan 4 kursi 1 meja itu Rp 360 Ribu,” kata Aul kepada BandungKita.id di ruang kerja Garasi Tong, Kampung Ngamprah Landeuh RT 02/RW 07, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah KBB, Kamis (11/3/2021).

BACA JUGA :

Wow! Bisnis Ikan Cupang: Pria di Cimahi ini Raup Omset Rp 1,5 Juta Sehari, Anda Berminat?

Woow! Jualan Kopi, Pria Lulusan SMA Ini Raup Omset Ratusan Juta Per Bulan

Kisah Rahmat, Pria Asal Garut yang Sukses Jualan Belut

Selanjutnya Aul terinspirasi ketika seorang pembeli mengkreasikan tong bekas tersebut menjadi mebel yang menarik. Caranya dengan memasang papan kayu, kaki sofa, dan bantalan busa lalu dibalut kulit jok motor dan ditempeli gambar.

“Ada pembeli tong bekas datang dari Garut lalu saya tanya ini buat apa? Ternyata dia membuat meja dan kursi yang desainnya bagus. Akhirnya saya kepikiran untuk mulai bikin sendiri,” ungkapnya.

Sejak itu, Aul memutuskan untuk serius menggarap bisnis limbah tong agar memiliki nilai jual tinggi. Ia mulai menambah varian desain furnitur tong. Misalnya jika awalnya furnitur tong hanya polos saja, kini ia membuat variasi dengan beragam warna dan berbagai tulisan atau gambar menarik.

“Garasi Tong ini punya ciri khas karena sistemnya pre-order. Pembeli memesan gambar sesuai selera, lalu saya cetak dan tempelkan,” tutur ayah dari satu anak itu.

Aul membanderol produk furnitur dari tong bekas custom tersebut dengan harga terjangkau. Misalnya kursi tong ukuran dijual Rp 90 Ribu per unit. Lalu meja tong ukuran dibanderol mulai Rp 185.000.

“Garasi Tong juga menjual paketan, paket satu set berisi 2 kursi dan 1 meja seharga Rp 330 Ribu. Sedangkan untuk satu set berisi 4 kursi dan 1 meja dibanderol Rp 520 Ribu,” bebernya.

Selama ini, sebagian besar pelanggan Garasi Tong datang dari pengusaha Kafe, Kedai, dan Angkringan. Meskipun, jelas Aul, ada juga beberapa pelanggan yang memesan untuk mempercantik rumah sendiri.

Selain wilayah Bandung Raya, Garasi Tong memasarkan produknya ke luar kota seperti Bekasi, Cianjur, Sumedang, Garut hingga Purwakarta. Setiap bulannya, sekitar 30 paket tong yang terdiri dari kursi dan meja berhasil terjual.

Dari usahanya tersebut, pria asli Gunung Bentang itu berhasil mengantongi omzet hingga Rp 5 juta setiap bulannya. Omzet yang didapatkannya pun tidak melulu mulus, ada kalanya lebih dan kurang dari jumlah tersebut.

“Takut dikira sombong, pendapatan sih sekitar Rp 5 jutaan perbulan, soalnya kadang kurang kadang lebih tapi seringnya lebih sih hehe,” ujar Aul seraya tertawa.

Pemesanan produk Garasi Tong bisa dilakukan dengan menghubungi langsung Aul di nomor Whatsapp 085846629236 atau mengunjungi laman Instagram @garasitong. Pengerjaan produk umumnya berlangsung mulai dari satu sampai dua jam tergantung kerumitan pengerjaan dan permintaan pembeli.

“Kalo pengiriman di sekitar Bandung Raya menggunakan mobil saya sendiri, sedangkan pengiriman ke luar Bandung dilakukan melalui jasa ekspedisi dan baru sampai rumah 2- 3hari,” bebernya.

Kini, Mahasiswa kelas karyawan di STKIP Pasundan Kota Cimahi itu memiliki 3 orang karyawan yang membantu usahanya sehari-hari. Setahun lebih menjalankan usaha, tak melulu berjalan mulus. Aul juga dihadapkan pada kesulitan pemasaran dan pengiriman.

“Pemasaran belum terlalu bagus karena Garasi Tong hanya ngiklan lewat jejaring sosmed saja sedangkan pengiriman ke luar kota masih mahal harganya. Target kedepannya kita mau memasarkan produk Garasi Tong lebih luas lagi dan bisa menekan harga pengiriman,” kata Aul.

Terakhir, baru-baru ini Garasi Tong pun memproduksi kursi drum bekas custom dengan harga satu kursi Rp 800 Ribu dan satu meja Rp 550 Ribu. Tampilannya yang apik cocok ditempatkan di Kafe atau rumah sekalipun.

“Harga paketan untuk 2 kursi besar, 1 kursi sofa, dan meja harganya 2,7 juta. Saya warnai pakai cat mobil kan kalo yang murahan mah pake avian haha,” tandas Aul seraya terbahak. (Azmy Yanuar Muttaqien/BandungKita.id)

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien