BandungKita.id, Bandung – Belum lama ini sebuah studi menunjukan hilangnya indera penciuman (anosmia) adalah sebuah pertanda baik bagi pasien positif Covid-19.
Seperti diketahui, anosmia atau kehilangan indera penciuman adalah salah satu gejala yang paling umum dirasakan pasien yang terinfeksi virus Covid-19.
Lalu, benarkah anosmia menjadi pertanda baik? Dilansir dari healthline, sekitar 86 persen orang yang terinfeksi positif Covid-19 kehilangan sebagian, bahkan seluruh kemampuan indera penciuman.
Namun, mayoritas orang yang kehilangan indera penciuman mengalami gejala ringan. Hal itu diungkap berdasarkan penelitian Journal of Internal Medicine (JIM).
Para peneliti menyampaikan bahwa pasien dengan penyakit ringan mungkin memiliki tingkat antibodi tertentu lebih tinggi yang mampu membatasi penyebaran virus Covid-19 ke hidung.
“Kita tahu bahwa kehilangan indera penciuman pada pasien Covid-19 memiliki mekanisme sederhana seperti yang kita lihat dari infeksi saluran pernapasan, di mana gejala umum hidung tersumbat dan pilek yang mengakibatkan aliran udara menjadi buruk lantaran pengiriman bau ke hidung menjadi berkurang,” kata Asisten Profesor Rinologi dan Bedah Dasar Tengkorak dari Universitas Columbia, Dr. Jonathan Overdevest.
Dia masih belum bisa menyimpulkan apakah anosmia bisa jadi pertanda bahwa pasien Covid-19 hanya akan mengalami gejala ringan. Berdasarkan hasil penelitian masih menyebutkan kesimpulan tersebut bersifat bias.
“Kejelasan asosiasi ini dibatasi oleh sejumlah faktor perancu. Namun, batasan utama untuk menarik kesimpulan ini adalah bias dan statistik,” katanya.
Baca Juga:
Ironis! Kebutuhan Terdesak Karena PPKM Darurat, Penjual Jasa Servis HP PGC Terpaksa Turun ke Jalanan
Foto Setnov Bawa Ponsel di Lapas Sukamiskin, Ini Penjelasan Kalapas
“Di mana banyaknya kasus COVID-19 yang lebih ringan dibandingkan dengan kasus yang parah memberikan populasi individu yang lebih luas untuk mengalami perubahan bau,” sambungnya.
Sebagian besar pasien akhirnya sembuh
Dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York Dr. Robert Glatter mengatakan, hampir 25 persen orang yang terkena dampak mengakui mereka tidak dapat memulihkan indra penciuman, bahkan 60 hari setelah kehilangan indera penciuman.
“Menurut penelitian, sebagian besar orang memulihkan indera penciumannya dalam waktu 3 minggu,” kata
“Tetapi mungkin diperlukan waktu hingga 2 bulan pada 15 persen pasien atau hingga 6 bulan pada hanya di bawah 5 persen pasien,” sambungnya.
Glatter menekankan bahwa pada sebagian besar pasien sejauh ini, tampaknya tidak menjadi kehilangan permanen. Namun, dia memperingatkan bahwa pihaknya masih perlu memantau pasien yang terus kehilangan penciuman.
Menurut Glatter, virus pernapasan lainnya seperti virus flu (rhinoviruses) atau virus corona umum lainnya dapat menyebabkan hilangnya indera penciuman dan rasa untuk sementara hingga satu minggu.
“Orang biasanya pulih dengan cepat tanpa gangguan indera perasa atau penciuman jangka panjang,”tuturnya.
Glatter menjelaskan bahwa hal itu biasanya terkait dengan hidung tersumbat sederhana atau pembengkakan saluran hidung,
“Sebagai lawan dari cedera pada sel pendukung untuk sel saraf kritis. terlihat pada orang yang didiagnosis dengan Covid-19,” jelasnya.
Kehilangan penciuman dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan
Baca Juga:
Soroti Banyak Nakes Mengundurkan Diri, DPRD Jabar: Harus Evaluasi
DPRD Jabar Dorong Pemprov Manfaatkan Medsos Untuk Promosi Wisata
Tidak seperti penglihatan atau pendengaran, kehilangan indra penciuman atau anosmia mungkin tidak terlalu serius.
Kendati demikian, Glatter menyebut, hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan.
“Ini bisa menghancurkan untuk membuatnya ringan. Pasien dengan penyakit mental yang sudah ada sebelumnya seperti depresi atau kecemasan dapat mengalami gejala yang memburuk, ” ucapnya.
“Mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya mungkin mengalami perasaan cemas, depresi, atau terisolasi,” tambahnya.
Selain itu,lanjut dia, kemampuan mendeteksi bau sangat penting untuk mendeteksi bahaya di sekitar lingkungan.
Menurutnya, indera penciuman berkaitan erat dengan kesenangan dalam hidup, penciuman juga penting untuk mendeteksi bahaya seperti asap dari api, asap beracun, atau bahkan bau busuk dari makanan basi.
“Indera penciuman merupakan bagian integral dari keselamatan kita dengan bertindak sebagai sistem peringatan, tetapi juga berfungsi untuk memberi kita kesenangan dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk makan, minum, menikmati aroma buket bunga, atau hanya aroma alam itu sendiri,” tandasnya. (Agus SN/BandungKita.id) ***
Editor: Agus SN