Bandungkita.id, KBB – Sejumlah ahli paleontolog kini tengah meneliti temuan tulang belulang yang diduga fosil hewan purba di Kampung Suramanggala RT 01/ RW01, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Tulang belulang tersebut ditemukan oleh warga pada Kamis (7/10/2021).
Para peneliti paleontolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) telah melakukan pengambilan sampel beberapa tulang belulang yang ditemukan di lokasi berdasarkan informasi dari warga setempat.
Menurut Paleontolog ITB, Mika Rizki Puspaningrum, berdasarkan temuan sementara belasan tulang belulang tersebut terdiri dari tiga jenis binatang vertebrata (bertulang belakang).
“Kita tadi menemukan belasan tulang dari keluarga sapi, rusa dan ada satu tulang dari seekor gajah,” kata Mika saat ditemui di Cipongkor, Minggu (10/10/2021).
Ia menuturkan, lokasi tersebut kemungkinan besar merupakan area sungai maupun cekungan. Pasalnya, hal itu berdasarkan pengamatan di lokasi temuan fosil yang diduga berusia ribuan tahun.
“Mungkin mereka (fosil) bisa saja mati di tepian sungai setelah terurai terbawa sungai. Bahkan bisa saja area ini dulunya hutan dan ada sungainya juga,” sebutnya.
Ia menerangkan, berdasarkan temuan fosil di lokasi ukuran hewan tersebut berukuran tidak jauh dari yang sekarang seperti tulang kaki, punggung, gigi dan yang lainnya.
“Kelihatannya tidak berbeda jauh ukurannya dengan yang sekarang,” ujar dia.
Baca juga
Ratusan Bobotoh Geruduk Graha Persib, Tuntut Manajemen Pecat Pelatih Rene
Disinggung terkait penemuan fosil tulang gajah, Mika menyebut, hal itu membuktikan bahwa gajah pernah hidup di pulau Jawa. Hal itu pun menjadi rasa penasaran para peniliti semakin kuat terutama untuk mengetahui kepunahan gajah di pulau Jawa.
“Kalau kerbau dan sapi kan masih ada hingga saat ini di pulau Jawa. Tetapi untuk gajah sendiri di pulau Jawa habitat gajah sudah tidak ada dan kita harus mengetahui kapan gajah itu punah di pulau Jawa,” ucapnya.
Sementara itu, Dosen Geologi UI, Sukiatoh mengaku, hingga saat ini belum menemukan hewan yang mati karena aktivitas perburuan di masa lampau. Oleh karenanya, pihaknya juga belum bisa memastikan adanya fosil manusia purba.
“Kebanyakan tulang panjang bagian kaki, lengan, bagian tubuh, gigi, dan tulang kepala. Di lokasi banyak elemen tubuh seperti kepala, kaki, tangan, tulang belakang, dan bagian kepala. Kita tidak tahu apakah ini dari satu organisme yang sama atau beda,” katanya.
Dengan demikian, ia meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kawasan ditemukannya fosil hewan purba. Pasalnya, temuan tersebut penting bagi berkembang ilmu pengetahuan.
“Karena semua ilmu dan penelitian yang kita lakukan harus kembali lagi ke masyarakat. Informasinya mungkin bisa jadi nilai tambah wisata,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Camat Cipongkor, Yayat Ruhiyat mengatakan, pihaknya merasa bangga lantaran Kecamatan Cipongkor menyimpan kekayaan alam termasuk potensi wisata yang harus terus digali.
“Tentunya kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kawasan ini karena sedang dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penemuan fosil tersebut,” katanya.
Ia menegaskan, pihaknya bersama aparat kewilayahan bakal menjaga kawasan tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Nanti kita akan menyiagakan perangkat desa maupun aparat lainnya untuk menjaga kawasan ini agar selama dilakukannya observasi maupun penelitian tidak ada yang hilang,” ungkapnya.
Sebelumnya, Warga Kampung Suramanggala RT 01 RW 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) heboh usai menemukan tulang binatang yang diduga fosil hewan purba.
Berawal saat hendak menjala ikan di bantaran Waduk Saguling, Jahidin (43) salah satu warga mengaku, menemukan tulang belulang berbentuk mirip paha, kaki, kepala dan gigi binatang. (Agus Satia Negara)
(Agus Satia Negara)
Comment