Bandungkita.id – Batujajar, Sejumlah orang tua siswa menggeruduk SMAN 1 Batujajar, karena anaknya tidak diterima di sekolah tesebut.
Kedatangan mereka untuk meminta penjelasan dari pihak sekolah, karena mereka merasa berdomisili disekitar sekolah.
Dari beberapa orang tua siswa yang berhasil Bandungkita temui, mereka mengungkapkan kekecewaan.
“Untuk menanyakan nasib anak kami yang tidak diterima disini”, ungkap seorang ibu warga Lp. Selacau RT 01/RW 05, dengan nada serak menahan sedih.
Ibu tersebut kecewa karena dirinya tinggal kurang dari 500 meter dari lokasi sekolah, alias sealamat dengan domisili sekolah.
“Tempat tinggal saya sama dengan sekolah ini, tapi faktanya anak kami tidak diterma, saya sangat kecewa”, sambung ibu yang membesarkan anaknya sendiri, karena ditinggal mati suaminya, dengan nada kesal.
Bandungkita.id bertemu dengan orang tua lainya, yang mempertanyakan transparansi PPDB di SMAN 1 Batujajar.
“Kami tinggal tidak jauh dari sini, hanya beda RW saja, tapi anak kami tidak diterima di sekolah ini”, ucap Lia Julia, warga Kp. Sinarmukti RT 01/RW 02 Desa Selacau Kecamatan Batujajar.
“Ingin menyakan tranparansi penerimaan siswa baru disini”, pungkasnya dengan nada sedikit emosi.
Selain mempertanyakan kejanggalan dari jarak/zonasi siswa yang diterima. Penerimaan siswa baru di SMAN 1 Batujajar disebit-sebut terjadi transaksional.
“Kami mempertanyakan zonasi terjauh siswa yang diterima, jarak kami dengan sekolah ini di gogle sekira 735 meter, dan dinyatakan tidak diterima”, cetus Ferdi Ferdiansyah, orang tua siswa, bertemu di halaman sekolah.
“Tapi ada temannya anak kami yang alamat lebih jauh dari sekolah, diterima”, lanjutnya.
Selain soal kerancuan zonasi, Ferdi juga menyampaikan dugaan adanya transaksional.
Kepada pewarta, Ferdi mengaku bertemu dengan salah seorang calon siswa yang diterima untuk daftar ulang, siswa tersebut beralamat di Kp. Waruspulus Desa Batujajar Barat.
“Tadi saya bertemu dengan orang tua yang akan daftar ulang, beliau mengaku dari Kp. Warungpulus yang jaraknya dari sini hampir seribu lima ratus meter. Ketika saya tanya bisa diterima, orang tua tersebut menyebut ngasih duit”, sebutnya.
Menjawab ketidak puasan orang tua siswa, pihak sekolah menjelaskan bahwa PPDB di SMAN 1 Batujajar sudah sesuai dengan juklak dan juknis dan terbuka.
“Kami sudah mengikuti juklak dan juknis, kalaupun terjadi perbedaan presepsi soal jarak, kemungkinan pendaftar salah dalam memasukan titik ordinat”, terang Rani Haerani, Wakasek Humas SMAN 1 Batujajar, ditemui di kantornya.
Lebih jauh Wakasek Humas menjelaskan bahwa sekolah sudah melakukan verifikasi terlebih dahulu semua data calon siswa pendaftar.
“Semua data calon siswa pendaftar kami verifikasi dan itu terkoneksi ke aplikasi, artinya yang menentukan siswa pendaftar diterima atau tidak aplikasi bukan panitia”, sambungnya.
Meanggapi adanya rumor telah terjadi transaksional pada PPDB di SMAN 1 Batujajar, seperti yang diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa, Wakasek Humas menyatakan dengan tegas bahwa itu tidak terjadi.
“Tidak ada pa, di SMAN 1 Batujajar tidak ada transaksional, tapi kalau ada oknum kami tidak bertanggungjawab”, kilahnya. Bandungkita.id (gondrong/BandungKita.id).