Unik! Kemkomdigi Cegah Stunting Lewat Gelaran Wayang Golek di Lembang KBB

Advertorial, KBB131332 Views

BandungKita.id, LEMBANG – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting, Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital RI (Kemkomdigi), menggelar acara pertunjukan rakyat wayang golek bertema “Sosialisasi Pencegahan Stunting untuk Mewujudkan Generasi Emas 2045”. Acara ini berlangsung di Lapangan Bola Sinapeul, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Dalam event yang digelar Kemkomdigi ini, Ketua Informasi dan Komunikasi Kesehatan, Ditjen Komunikasi Publik dan Media, Riski Lustiono, S.Si, M.Ikom menyampaikan bahwa Indonesia, dalam menghadapi Bonus Demografi tahun 2045, generasi muda Indonesia yang produktif akan lebih banyak, Indonesia secara bersama-sama harus mempersiapkan generasi yang pintar dan memiliki daya saing.

“Tentu kita ketahui bersama bahwa Indonesia nantinya akan mendapat Bonus Demografi dimana pada tahun 2045 generasi muda dan produktif akan lebih banyak. Tentu saja harus kita persiapkan generasi yang memiliki gizi yang baik sehingga bisa meningkatkan kemapuan otak mereka,” kata Riski dalam sambutannya.

Baca Juga:

Sosialisasi Gemarikan Digelar Dispakan, Ina: “Upaya Tekan Stunting di Kab.Bandung”

DISPAKAN Kab.Bandung Salurkan Cadangan Pangan Untuk Desa Rawan Pangan, Bencana Alam dan Stunting

Kecamatan Cihampelas Jadi Kasus Tertinggi Stunting di Bandung Barat

Riski sapaan akrab pria lulusan ilmu komunikasi ini, menambahkan bahwa acara ini dilakukan dalam rangka melakukan komunikasi dan edukasi terkait pencegahan stunting. 

“Terkait hal ini, Kemkomdigi tetap berusaha untuk menyebarkan informasi dan melakukan edukasi  kepada masyarakat di Provinsi Jawa Barat dan khususnya Kabupaten Bandung Barat,” katanya.

Pada gelaran pertunjukan rakyat Wayang Golek ini Kemkomdigi turut menyebarluaskan acara melalui media sosial dan tayang televisi di TVRI Jawa Barat agar penyampaian informasi mengenai pencegahan stunting dapat lebih masif.

Baca Juga:

Bandung Barat Target 2024 Bebas Stunting

Turun 7 Persen, Prevalensi stunting di Kota Bandung Belum Sesuai Target

Angka Stunting Kabupaten Bandung Turun Hingga 2.000 Kasus

“Kegiatan kali ini selain juga dilakukan secara offline, kami juga menyiarkan gelaran Wayang Golek ini melalui media sosial dan TVRI. Harapan kami tentu siaran ini bisa menjangkau masyarakat  lebih banyak. Sebab angka stunting di Indonesia kita ketahui masih tinggi yaitu 21,5 persen. ”

“Tentu ini kita harus saling bersinergi bersama. Baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, teman-teman komunitas, dan juga perangkat daerah lainnya sehingga betul-betul terkait edukasi mengenai pencegahan stunting ini dapat dipahami masyarakat,” ujar Riski.

Riski menambahkan juga bahwa stunting tidak hanya menjadi persoalan kekurangan gizi kronik dan infeksi penyakit berulang pada anak, tetapi juga terkait dengan sanitasi, pola asuh didalam keluarga juga sangat menentukan. 

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Bidang Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang diwakili oleh Dr. Sinurtina Sihombing, M.Kes, yang hadir sebagai salah satu narasumber mengingatkan kepada masyarakat Bandung Barat khususnya wilayah Lembang mengenai pentingnya mencegah stunting bukan dari anak lahir, tetapi harus dimulai dari menjaga gizi saat remaja.

VIDEO PILIHAN

“Bagaimana cara mencegah stunting itu bukan lagi dari saat anak lahir, tapi dari remaja dengan cara menjaga gizi, jangan anemia, dan penting untuk menikah di usia yang cukup,” ujar Dr. Sinurtina.

Menurut dokter yang akrab disapa Dr. Sisi ini, organ reproduksi serta faktor psikologis seorang remaja putri menjadi dasar agar menikah di usia yang tepat.

“Karena, organ-organ reproduksi remaja putri itu belum siap. Panggulnya juga belum besar untuk melahirkan. Kemudian secara psikologis belum siap untuk menjadi ibu rumah tangga dan membesarkan anak,” tambahnya.

Kemudian Dr. Sisi menambahkan perihal pencegahan stunting bagi ibu hamil yang harus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke puskesmas minimal sebanyak enam kali.

“Lalu, untuk ibu-ibu yang sudah cukup usia dan sedang hamil, harus rajin memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas minimal enak kali kalau sekarang ya. Jangan khawatir karena semua peralatan di Puskesmas itu sudah lengkap bahkan sudah ada alat USG ya,” imbuh perwakilan Deputi Bidang Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan PMK ini.

Sementara itu, Drg. Ema Rahmawati dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang juga hadir sebagai narasumber menjelaskan lebih lanjut cara untuk mencegah stunting bagi balita.

VIDEO PILIHAN

“Stunting itu ciri-cirinya adalah anak yang tidak standar seperti anak-anak seusianya. Misal anak usia 3 tahun seharusnya memiliki tinggi lebih dari 100 cm gitu ya, ini masih 80 cm. Makanya anak balita itu harus diperiksa secara rutin ke puskesmas, Gratis…” ungkap Ema dalam perbincangan dengan Dalang.

Selanjutnya, Drg. Ema mengatakan bahwa seorang anak stunting tidak bisa didiagnosa mandiri, namun hanya petugas kesehatanlah yang dapat mengukur secara tepat menggunakan alat Antropometri.

“bayi juga harus rajin dibawa ke puskesmas untuk dilihat tinggi badan dan berat badannya secara berkala. Karena yang bisa menilai anak stunting itu hanya petugas kesehatan. Makanya ibu-ibu jangan asal mencap anak stunting apa tidak. Harus dibawa ke faskes karena yang mengerti hiyungannya dengan menggunakan sarana dan prasarana memadai itu adalah naked atau kader-kader yang memang telah dilatih di Puskesmas,” tambahnya lagi.

Hadir mewakili unsur Pemda KBB, Camat Lembang, Drs. Bambang Eko Setiawahyudi, dalam sambutannya mengapresiasi peran aktif seluruh perangkat desa dalam menanggulangi stunting. “Lembang dengan 16 desanya sudah bebas stunting berkat kerja sama kepala desa, ibu Ketua TPPK desa, dan kader-kader desa yang dikoordinir langsung oleh ibu Ketua TPPK kecamatan. Setiap desa telah mengalokasikan 30% dari dana desa untuk menanggulangi stunting,” jelas Bambang.

Namun, ia menegaskan bahwa kemiskinan masih menjadi faktor utama penyebab stunting. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan tetap menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam menjaga keberlanjutan program ini.(*)

https://bandungkita.id/wp-content/uploads/2024/05/Bunga-Desa-jadi-1.mp4