Pemuda Inspiratif dari Kabupaten Bandung Barat, Aksi Sosial Fahmi Saeful Ditengah Perjuangan untuk Masa Depan

Bandungkita.id, KBB – Pemuda asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Fahmi Saeful Bahri Sudrajat (20), menjadi salah seorang sosok penyelemat bagi masyarakat disaat kebingungan untuk menggapai informasi layanan dasar yang minim didapatkan. Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ini terus terbarkan kebaikan ditengah upayanya menggapai masa depan.

Fahmi merupakan salah satu dari ribuan pemuda yang ada di Kabupaten Bandung Barat memiliki kepedulian sosial yang tinggi, terutama membantu masyarakat dengan ekonomi rendah. Salah satunya membantu dalam mendapatkan program kesehatan yang minim diketahui oleh masyarakat.

Ia menceritakan, aksinya tersebut berawal adanya saudara yang sakit yang membutuhkan pertolongan terutama terkait program bantuan kesehatan dari pemerintah. Fahmi pun mencari informasi dari berbagai sumber hingga mendapati adanya program BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI).

“Sedangkan kami juga dari keluarga besar itu bukan keluarga besar yang kaya. Nah, kebetulan ada adiknya nenek itu sakit. Saya coba cari tahu. Apakah pemerintah ada bantuan untuk kesehatan atau tidak. Akhirnya, saya coba cari-cari di Google. Ternyata, waktu di Google itu ada. Namanya waktu itu BPJS PBI,” kata Fahmi saat dihubungi, Selasa (10/6/2025).

Fahmi yang tinggal di Kecamatan Ngamprah ini ‘ketagihan’ untuk berkecimpung masalah yang ada di masyarakat terutama dalam mengakses berbagai program bantuan dari pemerintah. Bahkan ia rela untuk menyisihkan uang sakunya guna membantu masyatakat yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

“Dari situ, saya mencoba terus membantu sebisa saya kepada masyarakat. Mulai dari mendampingi masyarakat kurang mampu dalam proses administrasi pengaktifan BPJS Kesehatan gratis. Menbantu masyarakat dalam pengisian formulir, pendataan, hingga mengantar saat mendaftar,” bebernya.

Aksi sosial Fahmi berlanjut hingga kini, meski terkadang harus meronggoh uang dari saku pribadinya untuk membantu masyarakat. Ia menyisihkan uang jajan perhari mencapai Rp50 ribu, sebagai tabungan untuk membantu masyarakat saat dalam kesulitan.

“Ada bapak-bapak bilang, saya mah mending kerja walaupun dakit dapat uang, dari pada sakit berobat tapi enggak punya uang, bingung juga. Dari situ Terus saya tanya, Bapak per hari berapa? Saya per hari misalnya Rp50 ribu, ya sudah besok Rp50 ribunya saya bayar. Tapi Bapak harus berobat ya, dari pada nanti keterusan. Saya kasih itu Rp50 ribu, akhirnya bapaknya mau berobat,” tandas Fahmi.

Terkadang Fahmi cukup miris dengan pemikiran masyarakat yang mengutakan ekonomi dibandingkan kesehatan. Akan tetapi ia menyadari dua hal itu sangat berkaitan erat, terutama ekonomi sehingga masyarakat memilih untuk menomor duakan soal kesehatan.

“Saya merasa Bandung Barat ini bisa dikatakan kabupaten yang masih apa ya masih berkembang jauh ya gitu daripada kota Bandung itu sudah dikatakan nah kita masih berkembang jadi setidaknya saya ingin membantu dan bermanfaat bagi masyarakat kan ya,” tegasnya.

Aksi Fahmi tersebut pun mendapat dukungan dari orang tua untuk terus memberikan kemanfaatan. Namun, lanjutnya, sang orang tua berpesan agar aksi Fahmi itu tidak menganggu jadwal kuliah yang tengah ditempuh saat ini.

“Nah, sebetulnya alhamdulillah orang tua support kan. Asal syaratnya itu satu, tidak mengganggu perkuliahan.
Dan Alhamdulillah gitu. Semuanya berjalan lancar, perkuliahan tidak terganggu,” tutupnya.(Roni/BandungKita.id)