Sebelum Dirudapaksa Gadis di Bawah Umur Asal Padalarang Sempat Diberi Minuman Memabukkan

BandungKita.id, NGAMPRAH – Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Bandung Barat telah menangani korban rudapaksa berinisial A (14)  warga Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang untuk diberi terapi healing.

Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada BP3AKBK Kabupaten Bandung Barat, Euis Siti Jamilah, gadis di bawah umur itu sempat diberi minum dan pergi bersama pelaku sebelum dirudapaksa.

“Entah pulang ngaji atau apa, anak itu sore-sore mau beli seblak. Di jalan ada yang memberhentikan dan ngasih minum,” ungkap Euis saat ditemui di ruangannya, Senin (4/3/2019).

Euis melanjutkan, korban menerima pemberian minum dari pelaku, karena korban mengenali salah satu dari keempat pelaku. “Anak itu, menerima (minum) karena (salah satu pelaku) bukan orang selewat. Yang satu lagi mah kenal, makanya dia mau menerima minum,” terangnya.

Tidak berselang lama, kata Euis, korban mengaku pusing setelah meminum minuman pemberian pelaku. “Lalu, korban dibawa pelaku jalan-jalan menggunakan motor ke daerah Bojong Haleuang dan dieksekusi di sana,” ujar perempuan yang kerap disapa Bunda itu.

Euis menyebutkan, satu dari empat pelaku, tidak mengikuti sampai tindakan pemerkosaan berlangsung. Dia hanya terlibat saat memberhentikan dan memberikan korban minuman. “Memang empatan pelakunya. Cuman yang satu gak ikut,” imbuhnya.

Baca juga: Miris! Gadis di Bawah Umur Warga Padalarang Ini Diduga Dirudapaksa, Pelaku Masih Berkeliaran : Keluarga Menanti Kabar dari Polisi

Namun, kata dia, keempat pelaku masih dalam pengejaran walaupun identitas sudah berhasil dikantongi kepolisian. Sementara itu, Euis mengaku, pihaknya sudah melakukan indakan berupa pendampingan terhadap korban.

“Tindakan sudah ada yakni berupa pendampingan terhadap korban,” kata Euis.

Setelah pihaknya mendatangi korban, dia mengatakan, akibat kejadian tersebut, korban sempat mengalami trauma berat. Namun, trauma tersebut sudah menurun setelah pendampingan dan dukungan masyarakat sekitar.

“Pada saat itu, iya dia trauma berat. Makanya kita turunkan psikolog karena anaknya memang trauma,” ungkapnya. (Bagus Fallensky/Bandungkita.id)

Editor: Dian Aisyah