HUT KBB ke-12, Privilege Torabika dan Petani Kopi Asli KBB yang Dianaktirikan

BandungKita.id, NGAMPRAH – Pemkab Bandung Barat lebih memilih mengakomodir dan memfasilitasi perusahaan kopi kemasan merk Torabika dibanding para petani dan pengusaha kopi lokal asli Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) KBB ke-12. Hal itu dirasakan para petani kopi asli KBB.

Buktinya, nama “Torabika” terpampang dengan tulisan besar dan mencolok pada berbagai spanduk, baliho, banner hingga billboard sosialisasi HUT KBB ke-12 yang tersebar di berbagai lokasi. Tak hanya itu, stand bertuliskan Torabika juga mendominasi puluhan stand yang berada di areal Plaza Mekarsari, tempat peringatan HUT KBB.

Privilege atau hak istimewa untuk kopi pabrikan Torabika dalam HUT KBB bahkan diberikan langsung oleh orang nomor satu di KBB, Bupati Aa Umbara Sutisna. Selain menjadi sponsor utama peringatan HUT KBB, sang bupati juga memberikan keistimewaan khusus kepada Torabika yakni dengan membantu menjualkan produk kopi mereka kepada masyarakat KBB.

Caranya dengan mewajibkan setiap desa dan kecamatan di KBB untuk membeli produk kopi Torabika.

Perlakuan istimewa yang diberikan kepada Torabika tersebut diakui langsung oleh pihak Torabika melalui Area Sales Promotion Marketing Kopi Torabika, Rayyan. Rayyan mengaku diizinkan secara khusus untuk menjadi sponsor dan berjualan kopi Torabika pada even HUT KBB ke-12 oleh Bupati Aa Umbara Sutisna.

Rayyan mengaku menemui dan meminta izin orang nomor satu di KBB itu agar target penjualan mereka lebih mudah tercapai. Pertemuan dilakukan di ruang kerja bupati.

“Iya atas izin dari Pak Bupati. Posisinya (dijual) juga sesuai harga dari kantor. Bener-bener harga jual agen. Tidak ada margin, itu permintaan bupati. Kita jual produk ke masyarakat, masyarakat dapat apa. Masyarakat dapat kupon undian,” kata Rayyan kepada BandungKita.id.

Pihak Torabika juga meminta bantuan sang bupati untuk membantu target penjualan produk kopi mereka pada peringatan HUT KBB tersebut. Target yang diinginkan Torabika, kata Rayyan, adalah minimal 150 karton besar Torabika.

BACA JUGA :

Waduh! Orang Penting Pemda KBB Diduga Terima Fee Rp 50 Juta dari Penjualan Kopi Sponsor HUT KBB

 

Terlebih, sebelumnya Rayyan mengaku sempat menemui Wakil Bupati KBB Hengky Kurniawan untuk menawarkan hal yang sama. Namun, kata dia, tawarannya kepada Hengky ditolak oleh sang wakil bupati.

“Iya saya sempat ke Pak Hengky nawarin. Sistemnya (penjualannya) sama. Tapi kondisinya, Pak Wakil enggak berani makan, makan target (penjualan) kita,” ujar Rayyan.

Setelah ditolak Hengky, sambung dia, pihaknya lalu menemui Bupati Aa Umbara untuk menawarkan kerjasama yang sama.

“Kalau Pak Bupati katanya okelah. Karena hitung-hitungan dia (targetnya) masih di bawah lah. Apalagi dari saya juga dikasih kompensasi barangnya kredit (bayar setelah laku). Jadi tidak memberatkan,” kata Rayyan.

Stand Torabika di areal HUT KBB (foto:istimewa)

Keistimewaan yang diperoleh Torabika ini kemudian banyak dikaitkan dengan mencuatnya informasi yang disebut-sebut salah seorang pucuk pimpinan di Pemda KBB menerima success fee puluhan juta rupiah dari Torabika. Namun kabar tersebut disanggah pihak Torabika. Sementara pihak Pemkab dan panitia belum merespon kebenaran informasi tersebut.

Rayyan membantah pihaknya memberikan success fee kepada bupati maupun orang dalam Pemkab Bandung Barat termasuk kepada pihak panitia HUT KBB ke-12 yang membantu penjualan produk mereka.

“Tidak ada bahasa success fee ke bupati atau ke orang dalam sekalipun. Enggak ada ngasih-ngasih apa pun. Enggak ada sedikit pun, enggak ada sama sekali. Saya bisa pastikan itu,” tandas Rayyan yang mengaku bertemu langsung dengan bupati.

 

Nasib dan Kekecewaan Petani Kopi KBB

Lalu bagaimana reaksi para petani dan pengusaha kopi lokal di KBB? Apakah mereka juga mendapat perlakuan istimewa dari Bupati Aa Umbara seperti halnya perlakuan yang diberikan kepada Torabika?

Apalagi KBB memiliki beberapa kopi andalan yang namanya sudah sangat populer, sebut saja Kopi Gununghalu, Kopi Lembang, Kopi Tangkubanparahu, Kopi Cikalongwetan dan beberapa kopi asli KBB lainnya.

Apakah para petani dan pengusaha kopi lokal juga dibantu penjualannya oleh Pemkab Bandung Barat dengan cara tiap desa diharuskan membeli produk kopi seperti yang dilakukan terhadap kopi Torabika?

Beberapa petani dan pengusaha kopi di KBB pun bersedia buka suara dan bicara blak-blakan kepada BandungKita.id mengenai keistimewaan yang didapatkan Torabika dari Bupati KBB tersebut.

Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan tengah mencoba meracik kopi ala seorang barista di sebuah kafe kopi beberapa waktu lalu. Hengky ingin kopi KBB go internasional dan diekspor ke mancanegara (foto: istimewa)

 

Salah seorang petani kopi lokal asal Padalarang KBB, Hasan mengaku tidak habis pikir dengan kebijakan Bupati KBB Aa Umbara yang mengizinkan dan memberikan keleluasaan kepada Torabika untuk menjual produk pabrikan mereka ke masyarakat KBB tersebut.

Hasan menilai, helatan HUT KBB ke-12 seharusnya dapat menjadi wadah pemberdayaan ekonomi bagi pengusaha kecil kopi lokal atau UMKM kopi lokal KBB. Kalau pun kopi kemasan diberikan ruang pada even HUT KBB itu, kata dia, porsinya mesti terbatas.

“Petani kopi lokal merasa dirugikan, karena setidaknya kehilangan potensi besar penjualan kopi lokal. Ini karena adanya dominasi atau monopoli penjualan kopi oleh pengusaha besar,” ungkap Hasan kepada BandungKita.id, Selasa (18/6/2019).

BACA JUGA :

Konser Musik HUT KBB Diwarnai Keributan, Ada Miras dan Senjata Tajam : Satpol PP Salahkan Pihak Panitia

 

Menurut dia, even sebesar HUT KBB seharusnya dimanfaatkan Pemkab Bandung Barat untuk mengangkat dan memperkenalkan potensi kopi lokal KBB kepada masyarakat dan wisatawan sehingga kopi Bandung Barat lebih populer dan kesejahteraan para petani dapat meningkat.

“Seharusnya pengusaha kopi tersebut juga dapat bermitra dan bekerjasama serta memberdayakan petani kopi lokal agar lebih maju dan meningkat penghasilannya,” tuturnya.

Ilustrasi petani kopi (foto:net)

Hasan menyebut pengusaha seharusnya memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di daerah, bukan menjebak atau menjerumuskan penyelenggara pemerintah ke dalam lubang korupsi.

Hal senada juga diungkapkan oleh petani kopi arabika di kawasan Gunung Tangkubanparahu Lembang, Popi Nuraeni. Kopi mengaku kecewa dengan sikap Bupati KBB Aa Umbara dan Pemkab Bandung Barat yang justru lebih memfasilitasi perusahaan kopi besar berskala pabrik.

Menurut dia, kebijakan Pemkab Bandung Barat tersebut sangat merugikan ribuan petani kopi di KBB dan mencerminkan sikap tidak pro terhadap para petani dan kopi lokal KBB.

“Buat apa atuh kopi asli hasil petani KBB dipamerkan di Jerman kemarin. Sekarang malah kopi pabrikan yang diterima dan dibantu “jual dedet/jual paksa” ke desa-desa. Harusnya kopi asli KBB yang disosialisasikan dan dibeli oleh kades-kades di KBB. Apa gara-gara kami tidak bisa memberikan fee seperti kopi pabrikan,” kata Popi dengan nada tinggi.

BACA JUGA :

Hengky Kurniawan Ingin Kopi Bandung Barat Go Internasional dan Diekspor ke Mancanegara, Tapi Ini Kendalanya

 

Jika Bupati Aa Umbara memberlakukan kebijakan yang sama kepada kades-kades untuk membeli kopi lokal hasil petani kopi KBB, sambung Popi, hal itu akan sangat membantu para petani kopi asli KBB.

“Terus terang kami sangat sedih ketika tahu Bupati malah memberikan ruang terbuka bagi kopi pabrikan. Kami para petani yang selama ini berjuang sendiri, malah makin ditinggalkan dan merasa dianaktirikan. Ini tamparan keras buat kami para petani kopi. Kami benar-benar kecewa,” tuturnya.

Kopi Maguru dan Specialty Coffe Gununghalu, dua kopi asli KBB (dok:BandungKita.id)

 

Pantauan BandungKita.id, dalam peringatan HUT KBB ke-12 di Plaza Mekarsari Kompleks Pemkab Bandung Barat, pihak panitia hanya menyediakan beberapa buah stand untuk pelaku UMKM kopi. Jumlah stand bagi petani kopi lokal, jumlahnya kalah jauh dibanding stand Torabika, yang memang mendapat porsi sangat besar.

Asosiasi Petani Kopi (Apeki) KBB bahkan hanya mendapat jatah satu stand di even HUT KBB. Padahal Apeki memiliki puluhan petani yang menjadi anggotanya. Jatah stand tersebut diisi oleh kopi Bursel.(M Zezen Zainal M/Bagus Fuji Panuntun/BandungKita.id)

Editor : M Zezen Zainal M