Soal Kolam Renang Gubernur Jabar Seharga Rp 1,5 Miliar, Begini Penjelasan Ridwan Kamil

BandungKita.id, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya buka suara terkait polemik proyek kolam renang pribadi senilai Rp 1,5 miliar di rumah dinasnya (Gedung Pakuan) Bandung.

Sebelumnya, pembuatan kolam renang yang disebut-sebut menghabiskan uang negara sebesar Rp 1,5 miliar itu dinilai menghambur-hamburkan anggaran negara.

Pria yang akrab disapa Emil itu beralasan, fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.

“Jadi penambahan fasilitas olahraga itu sesuai kebutuhan, kebutuhannya sangat nyata, kaki saya cedera yang kiri. Dokter menyarankan supaya tetap fit, sebagai gubernur Jabar, tidak boleh lagi berolahraga yang sifatnya impact seperti lari atau loncat-loncat. Harus terapi dengan namanya berenang. Maka dalam rutinitas masterplan perbaikan yang namanya Pakuan saya arahkan dan setujui membuat kolam yang tidak terlalu besar,” tutur Emil seusai rapat paripurna di gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, seperti dilansir kompas.com, Jumat (15/11/2019).

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil (Restu Sauqi/BandungKita.id)

 

Ia pun membantah dirinya mengenyampingkan program prioritas Provinsi Jawa Barat. Sebab, semua janji kampanyenya sedang ia kerjakan saat ini.

Ia mengatakan proyek revitaliasasi Gedung Pakuan wajar dilakukan mengingat hampir 20 tahun gedung bersejarah itu tak dipermak. Apalagi, kata Emil, bangunan tua itu sudah berusia hampir 200 tahun. Ukarannya pun besar seluas 2,3 hektare.

Penambahan fasilitas pun, kata dia, lumrah dilakukan seperti yang pernah dibangun oleh beberapa gubernur sebelumnya.

Emil pun membantah proyek itu bersifat menghamburkan uang negara lantaran semua fasilitas yang dibangun sesuai kebutuhan.

“Jadi tujuannya itu, pertama tidak menghambur-hamburkan uang negara sesuai kebutuhan. Kedua yang namanya urusan Pakuan akan berlangsung setiap tahun karena ini bangunan bersejarah yang harus dirawat disempurnakan,” tambahnya.

BACA JUGA :

Seperti di Luar Negeri, Ridwan Kamil Sebut Film Bisa Jadi Media Promosi Tempat Wisata

 

 

Tahun Ketiga Program Citarum Harum, Ridwan Kamil Fokus Peningkatan Kualitas Air

 

 

Disinggung soal nilai proyek kolam renang yang mencapai Rp 1,5 miliar, Emil mengaku tak mengetahuinya.

“Saya nggak hapal detailnya karena mata anggaran yang ada di Pakuan itu banyak. Kalau mau detail tanya kontraktornya. Kan anggarannya itu ada buat ngaspal, perbaikan, jadi anggaran itu satu tapi kegiatannya banyak di dalamnya. Dari banyak itu salah satunya membuat kolam,” jelasnya.

DPRD Jabar : Sangat Menyakiti Masyarakat

Sebelumnya, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat merespons soal pembangunan kolam renang senilai Rp 1,5 miliar di rumah dinas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PKS Imam Budi menilai, hadirnya proyek tersebut sangat menyakiti masyarakat di tengah ragam persoalan yang dihadapi Jawa Barat.

Menurut Imam, revitalisasi Gedung Pakuan sama sekali tidak mendesak mengingat kondisinya masih layak dan tak ada kerusakan. “Saya baru dapat datanya. Ini menyakitkan rakyat. Banyak kebutuhan dasar di Jabar yang belum terpenuhi. Pakuan itu kayaknya masih bagus, kenapa dibangun kolam renang,” kata Imam.

Imam juga tak mengetahui mengapa proyek itu bisa lolos dari pantauan dewan. Karenanya, ia akan segera meminta pertanggungjawaban Ridwan Kamil soal proyek tersebut.

“Memang ini masalahnya di KUAPPAS 2018, saya belum ada. Mungkin panitia anggaran enggak melihat detail sehingga loloslah program ini. Tapi, kenapa eksekutif enggak ngobrol, lebih lanjut kami akan memanggil dan meminta pertanggungjawaban beliau,” tutur dia.

Selain itu, Imam juga menyoroti masalah revitalisasi taman Gedung Sate yang dikerjakan bersamaan dengan revitalisasi Gedung Pakuan. Ia mengamati, proyek itu hanya untuk memenuhi hasrat Ridwan Kamil sebagai arsitektur.

“Pembangunan ini sifatnya tidak dibutuhkan bahkan hanya untuk pencitraan dan kepuasan beliau sebagai arsitektur. Kewajiban provinsi itu banyak, ada target rumah tidak layak huni, urusan lingkungan, pembangunan SMA dan SMK,” ujar dia.(*)

Editor : M Zezen Zainal M

sumber : kompas.com