Singapura Masuk Jurang Resesi, Krisis Paling Buruk dalam 55 Tahun Terakhir

BandungKita.id, EKONOMI – Pandemi berakibat buruk bagi ekonomi Singapura, karena penerapan atau lockdown sebagian besar wilayah oleh pemerintah guna memutus penyebaran Covid-19.

Penerapan penutupan ini dimulai sejak awal April yang menutup hampir sebagian tempat kerja terkecualikan beberapa sektor layanan penting.

Dampaknya fatal, ekonomi Singapura masuk ke zona resesi. Hal ini setelah negara tersebut melaporkan perekonomiannya minus 41,2% di kuartal II-2020.

BACA JUGA :

Ironis! KBB Sedang Dikepung Bencana, Para Pejabat BPBD KBB Malah Pelesiran ke Singapura

Pengusaha Properti Beken, Ciputra Meninggal Dunia di Singapura

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) pada Selasa (14/7) pagi mengumumkan, produk domestik bruto Singapura sebagaian besar dihitung dari data bulan April dan Mei. Akibatnya, ekonom memprediksi ekonomi negara di Asia Tenggara akan minus 37,4%.

Resesi didefinisikan jika pertumbuhan dua kuartal berturut-turut mengalami minus. Tercatat, pada kuartal I-2020, ekonomi Singapura minus 3,3%. Dengan demikian, Singapura masuk ke jurang resesi.

Dilansir BandungKita.id dari CNBC, dibandingkan tahun lalu, ekonomi Singapura mengalami kontraksi 12,6% pada kuartal II-2019. Itu juga lebih buruk dari perkiraan analis yang sebesar 10,5%.

BACA JUGA :

Ini 5 Alasan Mengapa Orang Banyak Memilih Berwisata ke Singapura

LAPAN Sebut Kualitas Udara Jakarta Lebih Buruk Dibanding Bangkok dan Singapura

Kontraksi kinerja ekonomi terjadi karena negara yang sangat bergantung pada perdagangan itu terpukul oleh pandemi virus corona.

Para analis menilai kinerja ekonomi Singapura menjadi sinyal peringatan penurunan laju ekonomi global.

“Ini merupakan data kuartalan terburuk selama 55 tahun sejarah Singapura,” ujar Ekonom CIMB Private Banking Song Seng Wun seperti dikutip dari AFP.

Suatu konsekuensi logis, mengingat Singapura merupakan negara yang kecil yang sangat bergantung pada perdagangan barang dan jasa.(*)

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien