Ini Penyebab Kerusakan Alam di Bandung Raya dan Jawa Barat Menurut Acil Bimbo, Ini Solusi yang Ia Tawarkan

BandungKita.id, BANDUNG – Budayawan yang juga pemerhati lingkungan hidup Jawa Barat, Acil Bimbo mengaku prihatin dengan makin rusaknya kondisi lingkungan di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat.

Pria bernama lengkap Acil Darmawan Hardjakusumah itu menyebut kondisi alam Bandung Raya dan Jawa Barat sudah jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu. Menurutnya, saat ini kerusakan alam dan lingkungan terjadi di mana-mana hampir di tiap kabupaten/kota di Jawa Barat.

Ia mencontohkan saat ini, hutan atau gunung-gunung di Jawa Barat dan lingkungan lainnya sudah rusak parah. Pohon ditebang, gunung dikeruk tanah dan bebatuannya. Sungai juga rusak. Padahal, kata dia, gunung dan hutan bagi orang sunda adalah kabuyutan atau tempat suci yang harus dijaga kelestariannya.

“Saya khawatir masa depan lingkungan kita akan semakin memburuk jika terus menerus dibiarkan,” kata Acil kepada BandungKita.id, Rabu (30/1/2019).

Menurut seniman legendaris asal Kota Bandung itu diperlukan sinergi antara semua pihak untuk menjaga lingkungan ini agar tidak terus-terusan rusak seperti yang telah terjadi. Salah satu yang menyebabkan kerusakan adalah berubahnya status cagar alam menjadi taman wisata alam (TWA) seperti halnya Gunung Tangkubanparahu.

“Misalnya di Tangkubanparahu itu kan tanah kita. Sebagai orang Sunda harus mempertahankan, bukan diberikan kepada pengusaha,” kata alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran tahun 1974 tersebut.

BACA JUGA :

Tak luput dari pengamatan Acil adalah tercerabutnya konsep jaga alam dalam kebudayaan masyarakat saat ini. Hal ini berefek pada kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada pelestarian alam.

“Ini artinya, pemimpin-pemimpin kita harus sadar bahwa mereka secara budaya, konsep jaga alam itu sangat kering. Budaya dan tatanan hari ini sudah tercerabut. Dan bangsa ini yang lembut dan baik hari ini sudah menjadi kasar dan keras. Ini yang saya khawatirkan,” ujar Acil.

Secara khusus Acil mengomentari kondisi Kawasan Bandung Utara (KBU) yang kini terus terjadi pembangunan dan dikhawatirkan dapat berdampak bencana besar di kemudian hari.

“Bangsa kita ini memiliki tantangan yang paling berat dalam menjaga tanah dan alamnya. Tantangan tersebut adalah adalah karakter dan mental yang rapuh. Kita di negara ini semangat menjaga wilayah itu sangat kurang, sudah tidak greget lah,” kata Acil.

Menurutnya, bagi seorang budayawan, sikap tersebut sangat mencerminkan tidak adanya konsep budaya yang jelas dalam diri masyarakat kaitanya dengan menghormati alam sebagai ibu pertiwi.

“Iya semua itu terjadi karena tidak ada konsep budaya yang jelas hari ini, dalam tatanan masyarakat kita. Pemimpin harus menciptakan konsep budaya yang jelas bagi masyarakat,” ungkapnya. (TRH/BandungKita)