Prihatin Banjir, KNPI Kota Bandung Gelar Diskusi

BandungKita.id, BANDUNG – Persoalan banjir di Kota Bandung sudah tidak bisa lagi dianggap enteng, semua pihak dinilai perlu terintegritas untuk menangani musibah tersebut.

Sebagai kota dengan penduduk yang sangat padat, banjir di kota Bandung kerap disesalkan lantaran cukup mengganggu. Saking parahnya, jika hujan yang terjadi hitungan 30 menit saja banjir genangan atau cileuncang bisa terjadi sampai ketinggian 30 centi meter.

Keprihatinan tersebut diungkapkan wakil ketua Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kota Bandung bidang penanggulangan bencana, Rizky Januar saat ditemui di sela-sela diskusi dengan tema Penanggulangan Bencana Banjir, di Gedung PSSI Jawa Barat Jalan Lodaya Kota Bandung, Jumat (17/5/2019).

“Di kota Bandung saat ini hujan nya beberapa menit tapi mobil bisa sampai setengah terendam, belum lagi banjir bandang di Mandalajati itu, tentu ini menjadi perhatian kita bersama untuk dikaji apa akar dan bagaimana solusinya,” kata Rizky.

Banjir di kota Bandung, kata Rizky salah satu penyebabnya adalah masih banyaknya bangunan-bangunan yang nakal dan tidak mematuhi peraturan daerah.

“Kebanyakan bangunan masih melanggar perda, contoh dalan perda itu harus ada sumur resapan atau biopori dan ruang terbuka hijau (RTH) tapi apakah pernah liat ada RTH di pasar modern ? tidak ada, semuanya habis untuk parkir dan pakai cor, sedangkan cor sendiri kan tidak bisa meresap air,” tegas Rizky.

Bahkan, pihaknya juga memberi catatan agar pemerintah Kota Bandung bisa lebih serius dalam menangani persoalan banjir, dengan melibatkan semua pihak termasuk pemuda.

Dalam diskusi tersebut, pihaknya juga cukup menyesalkan lantaran pihak pemerintah kota bandung yang diundang yakni Dinas Tata Ruang berhalangan hadir dalam kesempatan tersebut.

“Mungkin ya kalau boleh dibilang acuh, mungkin acuh, sekarang untuk diajak saja diskusi saja susah mungkin karena kita pemuda dianggap ah pemuda tahu apa mungkin, bukan saya berburuk sangka tapi yang kita pemuda sepertinya belum dinilai penting terlibat dalam persoalan ini,” kata Rizky.

Selain itu, Rizky juga menyoroti pada pelaksanaan program penanggulangan bencana di kota Bandung yang dirasa belum sepenuhnya dilaksanakan secara serius.

“Bandung dilanda banjir cukup

sering sering itu sejak 2013-2019, sekitar enam tahun lalu, pemerintah itu kan diamanahi rakyat, balik lagi aja tanya kemasayarakat apa masih merasakan banjir atau tidak, kalau masih ya berarti programnya belum maksimal dong,” kata Rizky.

Meski begitu, Rizky perlu waktu untuk menilai lebih jauh apakah kepemimpinan walikota bandung Oded M. Danial saat dapat mengantaskan banjir atau tidak lantaran masa kepemimpinnya belum genap satu tahun.

“Artinya kan belum terserap semua APBDnya, atau anggaran untuk penanggulangan banjir Kota Bandung dalam masa pemerintahan tahun pertama ini belum semua dipakai, nannti bisa mungkin dinilai pada akhir 2019 atau pada pertengahan 2020,” ujarnya.

“Tinggal (Mang Oded) lebih sering aja turun ke lapangan,” tambah Rizky.

Adapun terkait hasil diskusi yang dilaksanakan KNPI Kota Bandung tersebut, rencananya akan melakukan penanaman pohon sebagai upaya jangka panjang meminimalisir potensi banjir Kota Bandung di masa depan.

“Selain itu juga nanti kita kerja sama dengan dinas pendidikan untuk penanaman pohon di sekolah dasar tentu bukannya sekedar penanaman tapi yang lebih penting adalah pendidikan agar siswa bisa belajar mencintai lingkungan sejak usia dini,” ujarnya.

Pihaknya berharap, pemudah di Kota Bandung bisa lebih tersadarkan untuk mencintai lingkungan juga didukung oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan menindak tegas pelanggaran pelanggaran yang menyebabkan datangnya musibah banjir.

“Harapannya pemuda semuanya harus bergerak, kita punya tenaga dan keinginan, tinggal tugas bapak kita yang di legislatif atau yang eksekutif untuk mendukung, dan disiplin terhadap segala bentuk pelanggaran yang menimbulkan banjir,” kata Rizky. (Tito Rohmatulloh/BandungKita)

Editor: Dian Aisyah