BandungKita.id, BANDUNG – Di tengah melimpahnya potensi ikan di Jawa Barat ternyata kondisi lautnya justru dalam keadaan kritis. Kondisinya tentu berpengaruh terhadap penghasilan para nelayan.
Terlebih lagi pasca tumpahan minyak Pertamina di garis pantai Karawang yang meluas hingga Bekasi.
“Nah itu juga selama ini sektor perikanan dan kelautan di nomor sekian kan, nomor satunya selalu energi dan lain sebagainya. Padahal kalau kita kelola dengan baik itu akan menguntungkan masyarakat karena itu ekonomi rakyat,” kata Pengamat Perikanan dan Kelautan Universitas Padjajaran, Yudi Nurul Ihsan, di Gedung Sate, selepas acara Jabar Punya Informasi (Japri), Kamis (12/9/2019).
Yudi meminta pemerintah tak hanya diam dan bisa bertindak tegas jika terjadi pelanggaran. “Banyak tambak yang akhirnya rusak dan butuh waktu lama untuk mengembalikannya seperti semula,” kata Yudi.
BACA JUGA:
Simak Prakiraan Cuaca Bandung Raya 13 September 2019
Meski demikian, laut Selatan Jawa Barat yang membentang dari Kabupaten Sukabumi hingga Kabupaten Pangandaran masih dinilai unggul dengan kualitas laut dan ikannya yang berlimpah.
“(Laut) selatan masih bagus ikannya masih berlimpah kemudian nilai ekonomisnya, bahkan ada nelayan yang menangkap ikan Cabu itu harga gelembung renangnya aja jutaan,” lanjut Yudi.
Namun yang lagi-lagi menjadi tanya bagi Yudi ialah ketersediaan pelabuhan yang ideal. Mengingat baik di garis Pantai Selatan maupun Utara Jawa Barat belum ada satu pun pelabuhan yang dinilai baik.
“Tentu selain infrastruktur yang perlu diperhatikan adalah zonasi, di mana lokasi industri, di mana lokasi kawasan perikanan sehingga itu bisa lebih steril,” ujarnya.
BACA JUGA:
Dishub Cimahi Minta Truk Over Dimensi Dipangkas
Yudi berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini bisa lebih serius memaksimalkan potensi perikanan. Tentunya dengan menjaga kondisi dan kualitas laut di Jawa Barat tetap optimal.
“Kalau (laut) yang di utara itu kan sudah banyak pencemaran, sudah banyak kerusakan lingkungan, dan itu sudah kritis, kalau di selatan Itu infrastruktur nya aja yang tidak ada, jadi ya belum optimal lah,” kata Yudi. (Tito Rohmatulloh/BandungKita)
Editor: Dian Aisyah
