Bantuan untuk Warga Miskin Baru Terdampak Covid-19 di Kabupaten Bandung Segera Didistribusikan

Bantuan dari Pemprov Rp 500 Ribu Terdiri dari 2/3 Sembako dan 1/3 Tunai

BandungKita.id, KAB BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan segera mendistribusikan atau menyalurkan bantuan untuk warga miskin baru (misbar) terdampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Saat ini Pemkab Bandung tengah mendata jumlah warga miskin, baik yang belum tersentuh oleh Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), maupun warga misbar terdampak sosial ekonomi akibat wabah Covid-19.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, setelah data terkumpul dan diverifikasi Dinas Sosial (Dinsos), bantuan yang berasal dari realokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) itu, akan segera didistribusikan.

“Diperlukan pendataan yang valid, agar bantuan dari pemerintah pusat untuk warga miskin, dari Pemprov Jabar dan dari Kabupaten Bandung nantinya tidak tumpang tindih,” ujar Marlan melalui aplikasi WhatsApp.

Salah satu yang masuk kategori warga misbar, kata Marlan, adalah para pedagang yang biasa berjualan di lingkungan sekolah. Sebab, mereka tidak lagi berjualan, karena terhentinya aktivitas di sekolah.

“Pak Bupati menginstruksikan Disdik untuk mendata pedagang cireng, basreng dan sejenisnya, yang biasanya berjualan di lingkungan sekolah. Insya Allah hari Senin (6/4/2020), data itu sudah terverifikasi. Pak Bupati ingin agar bantuan segera terdistribusikan,” terang Marlan.

BACA JUGA :

DN : “Tunda Kegiatan Infrastruktur dan Alihkan Dana untuk Penanganan dan Dampak Covid-19”

Anggarkan Rp 12 Miliar untuk Penanganan Covid-19, DPRD Minta Pemkab Bandung Tak Rekayasa Anggaran

Pemkab Bandung Atur Jam Operasional Pasar Tradisional dan Modern, Catat Waktunya

Bantuan dari Pemprov Jabar senilai Rp 500 ribu terdiri dari 2/3 berupa barang kebutuhan pokok (sembako) dan 1/3 berupa uang tunai. Bantuan Pemprov Jabar itu hanya diperuntukkan bagi satu juta kepala keluarga miskin baru se-Jabar.

“Kalau bantuan tersebut tidak secara merata didistribusikan (dicairkan), malah akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Makanya, kita melakukan verifikasi dan validasi data seakurat mungkin. Agar warga misbar dan mereka yang memang layak dibantu ini bisa menerima. Jangan sampai ada warga yang terima double, dan yang lain malah tidak menerima,” tuturnya.

Pengumpulan data dari pemerintah kecamatan dan desa, beber Marlan, dilakukan jajaran pusat kesejahteraan sosial (puskesos) yang sudah terbentuk di masing-masing desa. Sementara Dinsos akan melakukan verifikasi dan validasi, untuk kemudian disampaikan ke Pemprov Jabar.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kabupaten Bandung Marlan (foto: humas pemkab bandung)

“Kami nanti lihat kuota bantuan untuk Kabupaten Bandung dari Jabar seperti apa. Sedangkan sisanya nanti akan kami handle dari realokasi APBD, sesuai instruksi pemerintah pusat bagi masyarakat yang ekonominya terdampak covid-19,” beber Marlan.

Dampak sosial ekonomi akibat wabah covid-19, memang sangat terasa beberapa minggu ke belakang. Namun demikian ia tetap mengimbau, agar masyarakat dapat bersabar dan tetap mengikuti imbauan pemerintah untuk menghindari terjadinya kerumunan.

Di samping itu, sejak Kabupaten Bandung menyatakan status keadaan tertentu darurat bencana wabah covid-19, aparat kewilayahan dan jajaran Satpol PP sudah diinstruksikan untuk menghentikan semua kegiatan yang berpotensi adanya kerumunan massa.

“Kami akan terus berkoordinasi, bila memang masih ada masyarakat yang berkerumun, baik itu pasar kaget, pasar tumpah atau kerumunan apa pun, kami minta agar ditertibkan,” tutur dia. (M Zezen Zainal M/ BandungKita.id)

Editor : M Zezen Zainal M