Cerita Ojol di Bandung, Dampak PPKM Darurat Bikin Penghasilan Menurun Drastis

BandungKita.id, Bandung – Ojek online di Kota Bandung mengeluhkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Pasalnya, kebijakan tersebut berdampak pada penurunan pendapatan mereka.

Zakia Ahmad Idris (31) pengemudi ojol asal Kopo mengaku, sejak diberlakukannya PPKM darurat pada awal bulan pendapatannya berkurang hingga setengahnya. Dalam sehari, saat ini dirinya hanya mendapatkan 5-7 orderan untuk mengantarkan paket atau makanan.

“Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan sebelumnya yang bisa mencapai 14 orderan,” ujarnya saat ditemui BandungKita, Rabu 21 Juli 2021.

Sepinya orderan membuat penghasilannya berkurang drastis, biasanya dia mendapatkan uang sekitar Rp200 ribuan. Namun dalam beberapa hari terakhir hanya puluhan ribu saja.

Tak hanya itu, adanya kebijakan penutupan dibeberapa ruas jalan di Kota Bandung juga memberatkan ojol. Sebab, berdampak pada alokasi uang bensin yang bertambah bengkak, karena jarak yang ditempuh untuk mengantarkan orderan menjadi lebih jauh.

“Terpaksa nyari jalan lain, bisa sampai muter jalan lebih jauh. Kalau dapat orderannya di wilayah pusat Kota Bandung,” katanya.

Baca Juga:

Massa Gabungan Demo Tolak PPKM di Balaikota Bandung, Pedagang: Kontrakan Tetap Harus Bayar

Waduh! Ternyata Selama Dua Tahun DKM Masjid Ash-Shiddiq Tak Pernah Terima Titipan Kurban dari ASN KBB

Catat! Ini Cara mengolah Daging Kurban agar Empuk dan Tidak Bau Amis

Zakia mengatakan, akibat dari berkurangnya pendapatan, dirinya pun harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Terpaksa dirinya menggunakan uang tabungan milik istrinya, dan menggadaikan surat-surat motor.

“Untuk bantuan dari pemerintah saja, saya belum dapat malahan dari awal pandemi ini. Saya terpaksa surat motor ‘disekolahkan’ demi dapur bisa ngebul,” ucapnya.

Dia meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali perpanjangan kebijakan PPKM darurat ini. Menurutnya, kebijakan ini tidak berhasil menekan angka penyebaran Covid-19.

“Ya menolak PPKM ini diperpanjang. Tidak memberikan solusi terhadap ekonomi rakyat kecil, ditambah kasus Covid-19 juga tidak turun,” katanya.

Hal serupa pun dialami juga oleh Galih Azka (30) yang mengalami nasib serupa. Dia mengatakan, kebijakan PPKM daurat dampaknya lebih buruk dibandingkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Dibanding PSBB kemarin mah ini jauh lebih drop. Bukannya untuk sekarang tambah membengkak pengeluaran,” pungkasnya. (Faqih Rohman Syafei/BandungKita.id) ***

Editor: Agus SN