Ketersediaan sangat Terbatas, untuk Booster Pemkab Bandung Butuh 2 Juta Vaksin

BandungKita.id, Bandung – Pemkab Bandung butuh 2 juta vaksin, saat ini ketersediaan vaksin untuk menyelesaikan program vaksinasi dosis dua (V2).

Saat ini ketersediaan vaksin di kabupaten dengan 31 kecamatan itu, sangat terbatas.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengatakan, dengan keterbatasan vaksin itu, Pemkab Bandung sudah melayangkan surat permohonan penyediaan vaksin sebanyak 2 juta dosis.
 
“Saya sudah memberikan surat, untuk dropping vaksinnya karena vaksin ini sangat terbatas, kami minta kurang lebih sekitar 1,5 juta sampai 2 juta dosis,” ujarnya di Soreang, Jumat (11/2).

“Tentu ini akan bisa menyelesaikan semua pelaksanaan vaksin sampai kepada booster,” katanya.
 
Terkait upaya percapatan penangan covid-19, menurut dia, Pemkab Bandung sudah menyosialisasikan pelaksanaan PPKM level 3 ke hotel, restoran, tempat wisata hingga aturan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Berdasarkan surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) semua harus bisa melaksanakan PPKM level 3 mulai 8-14 Februari 2022.
 
“Tetap pelaksanaan vaksinasi ini dipercepat,” kata Dadang.
 
Tentang perkembangan kasus covid-19 di Kabupaten Bandung, dia mengaku, ada peningkatan.

Warga yang terpapar virus corona, mayoritas menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing, hanya satu orang yang dirawat di ruang isolasi.

Menurutnya pula, meski covid-19 varian omicron tidak begitu berbahaya, tetap harus waspada, minimal memakai masker karena penyebarannya sangat cepat.
 
“Kita terus melakukan tracing ke seluruh tempat terutama sekolah, jangan sampai anak-anak yang lagi melaksanakan PTM ini terganggu dengan adanya penyebaran yang sangat cepat ini,” tuturnya.
 
Untuk menghadapi virus omicron, dia yakin, rumah isolasi khusus covid 19 sudah siap, seperti pasokan oksigen sudah standby, sehingga tidak akan terjadi kekurangan oksigen.

Selain itu, tempat isolasi dipusatkan di Rumah Sakit Soreang lama dan ada juga gedung isolasi di tiap-tiap desa.
 
“Sementara ini kita pusatkan di rumah sakit Soreang yang lama, tapi untuk yang yang sifatnya isolasi mandiri tentu disiapkan oleh desa dan di rumahnya masing-masing, ” ujar dia.

“Semua terpantau dan terutama dinas sosial juga terus memantau, bagi yang melaksanakan isoman diperhatikan masalah sembako dan makanan,” katanya.*

Comment