Kisah Supriyadi, Bopong Jenazah Keponakannya Usai Ditolak Pakai Ambulans Puskesmas Cikokol

BandungKita.id, TANGERANG – Supriyadi kala itu mengaku bingung, bagaimana cara membawa jenazah keponakannya ke rumah sebelum azan magrib setelah Puskesmas Cikokol tak memberikan pinjaman ambulans.

Tanpa pikir panjang, ia memutuskan membopong jenazah keponakannya, Muhammad Husein (8) yang sudah terbujur kaku dan ditutupi kain berjalan kaki ke rumahnya. Terlebih, kampungnya berada di seberang jalan Puskesmas Cikokol.

Aksinya tersebut mengagetkan warga sekitar, ada yang menyingkir, ada pula yang mendekat dan merekam aksinya tersebut.

Beberapa langkah dari Puskesmas, menuju tangga penyebrangan, seorang pengendara yang bersimpati kemudian menghentikan laju mobilnya dan memberikan Supriyadi tumpangan.

Tak ayal, aksinya itu viral setelah warga yang merekam mengunggahnya ke media sosial. Supriyadi mengaku tak menyangka.

“Saat itu saya lagi di rumah, dapat informasi dari istri kalau Husein meninggal karena tenggelam dan jenazahnya sudah di Puskesmas Cikokol. Dengar itu, saya langsung ke puskesmas melihat keadaan keponakan saya,” tutur dia, Tangerang, Senin (26/8/2019) dilansir Liputan6.

BACA JUGA:

Hebat! Kumpulkan Uang Rp 5.000 Selama 28 Tahun, Penjual Kerupuk Ini Naik Haji

 

Sesampainya di puskesmas, Supriyadi melihat jasad keponakannya yang tengah dibersihkan oleh enam petugas.

Melihat hal itu, Supriyadi mengaku tidak mampu membendung tangisnya dan meminta petugas untuk mengizinkannya masuk.

“Saya lihat langsung, jasad keponakan saya sudah kaku. Saya enggak bisa nahan tangis lagi. Dia keponakan yang dekat dengan saya, setelah ayahnya meninggal sejak dia lahir dan dia hanya tinggal dengan ibunya,” ujar Supriyadi.

Selesai dibersihkan, Supriyadi langsung meminta agar petugas puskesmas dapat membantunya mengantarkan jenazah Husein ke kediamannya di Kelurahan Kelapa Indah, Kota Tangerang.

Namun, permintaannya langsung ditolak petugas puskesmas, padahal saat itu mobil ambulans ada terparkir di pusat kesehatan tersebut.

“Pas ditolak gitu saya bingung, kenapa dilarang, terus dijelasin sama petugasnya kalau ambulans itu hanya untuk orang sakit. Akhirnya, saya minta petugas buat carikan mobil jenazah,” kata Supriyadi, paman yang gendong jenazah keponakannya.

BACA JUGA:

Woow! Anak Wakil Wali Kota Ini Pilih Jadi Kuli Bangunan Daripada Manfaatkan Jabatan Sang Ayah

 

Puskesmas sudah hubungi 112

Supriyadi kemudian menyaksikan petugas sudah menghubungi 112 yang merupakan layanan kesehatan cepat tanggap milik Pemerintah Kota Tangerang.

Layanan itu, menyediakan mobil jenazah gratis bagi warga. Tapi sayangnya, setelah ditunggu oleh keluarga Husein, layanan tersebut tidak dapat diakses.

“Kita sudah nunggu hampir dua jam, tapi enggak datang juga mobilnya. Petugasnya bilang, kalau sinyalnya jelek. Saya sudah kesal mendapati layanan buruk itu, dan kasihan keponakan saya yang terlalu lama didiamkan, akhirnya, saya inisiatif gendong jenazah keponakan saya, kemudian jalan menyebrangi JPO untuk naik ojek,” terang Supriyadi.

BACA JUGA:

Kisah Andi, Koki Restoran Terkenal yang Nyambi Jadi Cosplay Mak Lampir

 

Namun, sesaat hendak menaiki tangga jembatan penyebrangan orang (JPO), Supriyadi dipanggil oleh warga setempat yang kebetulan mobilnya terparkir di bawah JPO yang berdekatan dengan puskesmas tersebut.

Warga itu menawarkan mobilnya untuk mengantar Supriyadi dan jenazah Husein yang diselimuti kain jarik ke rumah duka.

“Ada orang baik yang bantu saya, saya sangat berterima kasih,” ungkap Supriyadi.

Keluarga Husein sangat menyayangkan layanan Pemerintah Kota Tangerang dan berharap layanan tersebut bisa segera dibenahi.

“Saya tidak menuntut apapun dari Puskesmas, karena mau bagaimana pun mereka telah membantu membersihkan jasad keponakan saya. Hanya yang saya kecewa, soal layanan 112 yang sulit diakses. Saya harap dapat segera diperbaiki, agar kejadian ini cukup saya yang merasakan,” harap Supriyadi. (Dian Aisyah/Bandungkita.id)

Sumber: Liputan6