Covid-19 Terkendali, Pemkot Bandung Kaji Penerapan New Normal

BandungKita.id, BANDUNG – Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna memastikan masih mengkaji rencana penerapan “new normal”. Sehingga belum ada keputusan apa pun terkait “new normal” yang diikuti dengan pelonggaran di sejumlah sektor.

Ema mengakui, wabah Covid-19 di Kota Bandung sudah mulai terkendali. Sehingga membuka peluang adanya relaksasi di sejumlah sektor. Namun saat ini masih diinventarisasi.

“Pedoman new normal ini masih kita pelajari. Memang pengendalian pandemi sudah cukup baik. Sehingga dimensi ekonomi, sosial, keagamaan bisa kembali bergerak. Ini tengah disiapkan,” ucap Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana.

Ema menuturkan, terkendalinya penanganan Covid-19 di Kota Bandung tidak terlepas dari peran Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) yang bekerja secara optimal. Hasilnya, Gugus Tugas dapat memantau dan pemetaan sebaran virus corona hingga tingkat kecamatan.

“Sekarang BSL-2 satu hari rata-rata 198 dari rata-rata 200, artinya sudah mendekati maksimal. Kemudian sekarang camat juga tahu mana yang ODP atau yang isolasi mandiri. Penanganan yang terpapar sudah dikelola dengan baik,” ujarnya.

BACA JUGA :

Wahai PNS! Pemkot Bandung Buka Lelang Jabatan Asisten Daerah dan Kepala Dinas, Tertarik? Catat Waktunya

Kabar Gembira! Jumlah Pasien Positif Corona yang Sembuh di Kota Bandung Terus Meningkat

Aksi Gotong Royong dan Kepedulian Warga Tamansari Bandung di Tengah Pandemi Dipuji Budayawan Acil Bimbo

Bantu Warga Miskin Terdampak Covid-19, Gerakan Sabandung Bagikan 30 Ribuan Paket Nasi Kotak Setiap Pekannya

Kendati demikian, Ema mengingatkan, pelonggaran tidak bisa berlangsung menyeluruh. Hanya ada beberapa sektor saja yang dilonggarkan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan.

Selain itu, pelonggaran ini perlu kesadaran tinggi dari masyarakat. Semisal memerhatikan physical distancing serta menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.

Ilustrasi pasien corona sembuh (shutterstock)

“Ya bertahap. Dalam kondisi seperti ini tidak mungkin tiba-tiba di angka 100 persen, maksimum di 60 persen. Tapi respon dan kesadaran masyarakat harus terbangun maksimal. Kalau kita kerja keras tetapi masyarakat tidak peduli, ya repot juga,” terangnya.

Ema mengungkapkan, kebijakan selanjutnya tetap berada di level pimpinan teratas. (asp)**

Editor : M Zezen Zainal M