Forum Konstituen : 20 Tahun Terakhir Kabupaten Bandung Gini-gini Aja, Harapan Ada di Pasangan Bedas

Forum Konstituen Titipkan RPJMD Versi Rakyat

BandungKita.id, KAB BANDUNG – Para aktivis dan pegiat demokrasi di Kabupaten Bandung yang tergabung dalam Forum Konstituen (FK) akhirnya menyerahkan draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) versi rakyat kepada pasangan calon bupati (cabup)-calon wakil bupati (cawabup) nomor urut 3, Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bedas).

Ketua Forum Konsituten, Umar Alam mengatakan RPJMD versi rakyat yang disusun oleh Forum Konstituen tersebut merupakan hasil berkeliling dan menyerap aspirasi masyarakat di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. RPJMD versi rakyat tersebut berisi berbagai masukan program, gagasan serta harapan masyarakat dalam pembangunan Kabupaten Bandung lima tahun ke depan.

Berbagai data, statistik hingga gagasan, program dan harapan masyarakat yang tertuang dalam RPJMD versi rakyat tersebut, kata Umar, sebelumnya sudah melalui tahapan uji publik dan uji akademik. Hasilnya dinilai memuaskan karena data-data yang tertuang sangat komprehensif.

“Dari ketiga paslon yang ada, hanya pasangan Bedas yang siap mengakomodir gagasan-gagasan rakyat, yang siap membangun Kabupaten Bandung bersama rakyat. Yang siap berjuang bersama rakyat. Ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan perubahan,” kata Umar Alam saat menyerahkan dokumen RPJMD versi rakyat tersebut kepada pasangan DS-Sahrul Gunawan di Grand Sunshine Hotel, Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (25/9/2020) petang.

Dijelaskan Umar, dengan kekuatan gerakan dan politik gagasan yang dimiliki Forum Konsituen, dengan cepat organisasi ini banyak meraih simpati publik lewat sumbangsih pemikiran-pemikirannya. Alhasil, banyak pihak yang mencoba mematikan gerak langkah Forum Konstituen dengan menggiring agar Forum Konstituen pecah atau minimal diam di tengah-tengah.

Harusnya Kabupaten Bandung Jadi Daerah Termaju

Menurut Umar, para aktivis dan pegiat demokrasi yang tergabung dalam Forum Konstituen adalah orang-orang yang gelisah dan prihatin dengan kondisi Dayeuh Bandung karena Kabupaten Bandung selama 20 tahun terakhir tidak mengalami kemajuan berarti dalam berbagai bidang.

Ia menyebut, dengan segala potensi yang dimiliki, Kabupaten Bandung seharusnya menjadi daerah termaju dan masyarakatnya sejahtera di Jawa Barat bahkan di Indonesia.

Namun yang terjadi, kata dia, justru sebaliknya. Tingkat pendidikan rendah, IPM rendah, perekonomian lemah, fasilitas kesehatan minim, pelayanan publik buruk, dan banyaknya kebocoran anggaran.

“Semua kita (Kabupaten Bandung) punya, kecuali laut. Tapi Kabupaten Bandung selama 20 tahun terakhir begini-begini aja, enggak maju-maju. Padahal APBD-nya gede,” kata dia.

BACA JUGA :

Forum Konstituen Gelar Uji Akademik RPJMD Versi Rakyat, Begini Penilaian Para Akademisi⁣

Forum Konstituen Jadi Fenomena Baru Civil Society, Pengamat Politik ini Ingatkan Timses!

Forum Konstituen Kab. Bandung Mengutuk Teror yang Menimpa Pemred BandungKita.id

HUT 379 Tahun Kabupaten Bandung, Direktur Inisiatif: IPM-nya Rendah dan Masyarakat Tak Merasakan Perubahan

“Tapi kondisi ini tidak menjadikan kami pesimistis, karena rakyat punya harapan dan punya gagasan yang dititipkan ke pasangan Bedas. Kami melihat harapan ada di pasangan Bedas,” kata Umar saat menyampaikan pidato politiknya.

Umar mengungkapkan, selama 20 tahun terakhir masyarakat Kabupaten Bandung hanya dijadikan objek. Mereka hanya dilibatkan dan didatangi cabup-cawabup menjelang pilkada. Namun setelah mereka menjadi bupati, masyarakat yang memilih mereka malah ditinggalkan dan hanya menjadi penonton.

“Suara rakyat jangan hanya dibutuhkan di TPS saja seperti yang sudah-sudah. Tapi harusnya masyarakat diajak dan dilibatkan dalam pembangunan. Kami melihat Bedas akan betul-betul melibatkan partisipasi rakyat dalam pembangunan. Buktinya, gagasan dan keinginan rakyat dalam RPJMD versi rakyat ini diakomodir,” tutur Umar.

Bahkan sebagai penguat akan komitmen keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, kata dia, pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan bersedia menandatangani pakta integritas atau kontrak politik dengan Forum Konstituen sebagai perwakilan masyarakat atau konstituen di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.

Jadilah Pemilih Cerdas

Ia pun mengajak agar masyarakat Kabupaten Bandung menjadi pemilih cerdas dan rasional. Jangan mudah diiming-imingi uang jika tidak mau menyesal. Cabup dan cawabup yang harus dipilih, kata Umar, harus merupakan pemimpin yang siap menyejahterakan masyarakat, bukan menyejahterakan keluarga dan golongannya saja.

“Disangkanya warga Kabupaten Bandung itu sama dengan 10 dan 20 tahun lalu yang bisa disogok dengan duit. Warga Kabupaten Bandung saat ini sudah cerdas, sudah maju. Jangan pilkada ini hanya diukur dengan duit dan duit. Masyarakat sudah cerdas, mereka memilih pemimpin yang membawa perubahan. Ulah jiga kieu wae,” ungkapnya.

Sekjen Forum Konstituen, Edi Gaswanto atau akrab disapa Edi Egas menambahkan selain menitipkan RPJMD versi rakyat kepada pasangan Bedas, Forum Konstituen juga siap secara konkret memenangkan pasangan cabup-cawabup yang diusung PKB, Nasdem, Demokrat dan PKS tersebut.

“Kami Forum Konstituen sengaja membangun jaringan sendiri di luar partai dan tim sukses Bedas. Kami punya tim dan jaringan sendiri di 31 kecamatan untuk membangun kemenangan pasangan Bedas. Kami akan berjuang dan optimistis karena kemenangan sudah di depan mata,” kata Edi Egas.

Kang DS : Kemenangan Sudah di Depan Mata

Atas dukungan yang diberikan Forum Konstituen tersebut, pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan mengaku sangat gembira. Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mengaku sangat berterima kasih dan mengapresiasi dukungan penuh yang diberikan Forum Konstituen Kabupaten Bandung tersebut.

“Betul sekali, kemenangan sudah di depan mata kita. Karena di Kabupaten Bandung ini ada banyak kekuatan yang jika kita kolaborasikan akan menjadi kemenangan,” kata Kang DS saat membuka pidato politiknya.

Kang DS mengaku sangat mengapresiasi luar biasa atas tersusunnya RPJMD versi rakyat yang digagas oleh Forum Konstituen. Ia mengaku siap mengakomodir gagasan-gagasan masyarakat yang tertuang dalam RPJMD versi rakyat tersebut.

“Tentu jika nanti saya sudah dilantik menjadi Bupati, maka saya harus menyusun RPJMD. Kenapa enggak, saya akomodir gagasan-gagasan dari masyarakat ini. Karena saya juga butuh masukan dari masyarakat, bukan hanya program dari pemerintah. Saya siap membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kabupaten Bandung,” kata Kang DS.

Calon Bupati Bandung nomor urut 3, Dadang Supriatna (kiri) menyampaikan pidato politik di hadapan ratusan massa Forum Konstituen di Grand Sunshine Hotel Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (25/6/2020). (M Zezen Zainal M/ BandungKita.id)

Apalagi, kata dia, program pembangunan di Kabupaten Bandung masih jauh dari yang diharapkan. Beberapa indikatornya, ujar dia, yakni rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sulitnya mendapatkan akses pendidikan dan layanan kesehatan serta rendahnya daya beli masyarakat yang artinya tingkat perekonomian masyarakat masih rendah.

“Banyak sekali PR (pekerjaan rumah) ke depan. Rata-rata lama sekolah kita baru 8,8 tahun artinya masih kelas 2 SMP. Kalau saya jadi Bupati, saya akan bikin minimal menjadi 12 tahun wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas),” kata Kang DS sambil tersenyum.

BACA JUGA :

Dekatkan Pelayanan Kesehatan, Balon Bupati Bandung Dadang Supriatna Akan Bangun Rumah Sakit di Kertasari

Ketua DPC PKB Optimis Kemenangan DS-Sahrul Gunawan di Pilbup Bandung Mencapai 60 Persen

PKS Resmi Dukung DS-Sahrul Gunawan, PKS : Seluruh Kader Harus All Out Menangkan Bedas⁣

Hasil Survei LSI : DS-Sahrul Paling Berpeluang Menang di Pilkada Kabupaten Bandung

Ia juga menyoroti belum meratanya fasilitas pendidikan terutama sekolah formal tingkat SMP dan SMA. Dari 31 kecamatan yang ada, kata Kang DS, ternyata masih banyak kecamatan yang tidak memiliki sekolah SMA Negeri. Begitu pun dengan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.

“Sekarang rumah sakit daerah hanya ada tiga. Soreang, Cicalengka dan Majalaya. Kalau saya jadi Bupati, saya akan bangun rumah sakit di tujuh dapil. Yang pertama, saya akan bangun rumah sakit di Kertasari-Pacet dan Ciwidey-Rancabali, itu yang sangat dibutuhkan masyarakat,” tutur mantan anggota DPRD Jabar tersebut.

Selain itu, ia juga menyoroti besarnya APBD Kabupaten Bandung setiap tahunnya yang mencapai Rp 5-6 triliun. Seharunya, kata Kang DS, besarnya APBD Kabupaten Bandung berbanding lurus dengan hasil pembangunan yang nampak di masyarakat sebab masih banyak sekali kebocoran anggaran.

Kang DS pun menjanjikan jika kelak dirinya terpilih menjadi Bupati Bandung, dirinya tidak akan berubah. Ia menyebut dirinya akan tetap menjadi Dadang Supriatna yang sederhana, jujur, merakyat dan benar-benar dekat dengan rakyat.

“Perasaan mah saya sejak jadi kades sampai sekarang tidak pernah berubah. Apa atuh yang harus dibanggakan karena jabatan itu hanya amanah dan ada masanya. Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Mudah-mudahan tahun 2020 ini adalah masanya Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan,” kata Kang DS sambil tersenyum.

“Dan tidak ada waktu lagi, ini adalah saatnya perubahan. 2020 Kabupaten Bandung harus berubah. Kalau tidak sekarang bisa bahaya, nanti mereka jadi 30 tahun. Nanti bisa-bisa anaknya, cucunya juga ikutan. Mari kita bersama-sama bekerja keras dan berjuang memenangkan Bedas,” kata Kang DS. (M Zezen Zainal M/ BandungKita.id)

Editor : M Zezen Zainal M