Yayasan Panata Giri Raharja Siap Kawal Pacira Sebagai Kawasan Wisata Kelas Dunia di Kabupaten Bandung

Pembangunan Harus Menyejahterakan Masyarakat dan Tak Merusak Alam

BandungKita.id, KAB BANDUNG – Munculnya wacana pembangunan kawasan Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali sebagai kawasan destinasi wisata kelas dunia, menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi Kabupaten Bandung. Rencana pembangunan hendaknya diiringi dengan semangat menjaga kelestarian lingkungan serta distribusi kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi wisata.

Berdasarkan latar belakang tersebut, puluhan tokoh dan aktivis pencinta lingkungan hidup mendeklarasikan Yayasan Panata Giri Raharja, sebuah lembaga yang bertujuan untuk berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Deklarasi ini digelar di Papak Manggu, Desa Cibodas, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Rabu (24/2/2021).

“Kami menyambut baik kawasan Pacira akan dijadikan kawasan wisata internasional. Namun jangan sampai dengan alasan wisata dan investasi, lingkungan kita menjadi rusak. Jangan sampai masyarakat sekitar kita tidak sejahtera. Itulah mengapa Yayasan Panata Giri Raharja ini berdiri,” ujar Pendiri Yayasan Panata Giri Raharja yang juga tokoh dan aktivis lingkungan hidup Kabupaten Bandung, Eyang Memet.

Menurutnya, banyak sekali instrumen hukum atau aturan main yang menjadi dasar bagi pelaku usaha atau investor untuk berinvestasi di suatau daerah. Namun pada kenyataannya, kata dia, seringkali aturan hukum tersebut dilanggar dan tidak ditaati sehingga kerusakan lingkungan seringkali terjadi dengan dalih investasi.

BACA JUGA :

Situs Bumi Alit Kabuyutan: Potensi Wisata Budaya di Kabupaten Bandung

Astaraja Dewi Hurip: Wisata Baru di Kabupaten Bandung Miniatur Grand Canyon Pangandaran

Pemkab Bandung Lakukan Penghijauan di Lokasi Wisata Tangga Seribu Cileunyi

Belum lagi, masyarakat sekitar dan kearifan lokal yang hidup di masyarakat yang juga diabaikan. Padahal, kata Eyang Memet, adanya aturan-aturan hukum tersebut bertujuan sebagai pedoman agar inevstasi dapat berjalan, namun di sisi lain kelestarian lingkungan hidup dapat terjaga serta masyarakat sekitar juga dapat sejahtera.

“Jangan sampai masyarakat hanya jadi penonton. Kearifan lokal juga wajib dijaga. Nah kami yayasan akan berada di tengah atau sikap kami “sineger tengah” untuk menjaga keseimbangan. Kami akan berperan aktif menjaga tatanan dan kearifan lokal. Kepentingan masyarakat adalah hal utama bagi kami,” tutur Eyang Memet.

Eyang Memet mengaku tidak ingin lagi mendengar ada warga sekitar yang hanya menjadi penonton serta terjadinya kerusakan lingkungan. Ia berharap lembaga tersebut dapat mengawal rencana pembangunan kawasan destinasi wisata di kawasan Pacira agar tidak muncul berbagai masalah di kemudian hari.

“Kita akui kawasan Pacira ini sangat seksi untuk investasi. Tapi bagaimana kita nanti bisa mengawal agar pembangunan kawasan wisata di Pacira ini tidak sampai merusak lingkungan dan merugikan masyarakat. Masyarakat jangan sampai kehilangan mata pencaharian mereka dengan mengambil alih lahan garapan mereka misalnya oleh pemodal. Kami juga menyiapkan tim advokasi yang berisi ahli dari berbagai bidang,” ungkapnya.

Eyang Memet menyebut pihaknya akan membangun sinergi dan bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum (APH), akademisi, swasta, para aktivis lingkungan hingga media massa. Ia optimistis kerjasama tersebut dapat lebih memudahkan lembaga tersebut mewujudkan visi misinya sebagai lembaga yang berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Ketua Yayasan Panata Giri Raharja, Dede Abdul Munir berharap lembaga yang dipimpinnya tersebut dapat menjadi wadah dan penyalur aspirasi dalam berperan aktif menjaga keseimbangan kaidah konservasi dan menciptakan keadilan bagi masyarakat lokal.

Courtsey : Enthusiastic

“Pembangunan itu tidak bisa dilihat dari satu sisi. Pembangunan sekarang itu luar biasa, tapi jangan lupa hal kedua ada masalah lingkungan hidup, harus ada keseimbangan. Belum lagi ketiga ada sosial kemasyarakatan. Ada tatanan masyarakat yang terkena dampak pembangunan. Bagaimana menciptakan keadilan bagi masyarakat,” kata Dede.

Ia berharap Yayasan Panata Giri Raharja bisa jadi penengah dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan serta memastikan bahwa kearifan lokal serta masyarakat lokal dapat ikut sejahtera dengan hadirnya pembangunan, dalam hal ini pembangunan destinasi wisata.

“Kita tidak bisa menolak adanya pembangunan, tapi kami ingin menjadi penyeimbang dalam menjaga kaidah konservasi dan menciptakan keadilan ekonomi dan sosial kemasyarakatan warga sekitar. Kami berharap Pacira ke depan bisa maju dan masyarakatnya sejahtera,” ujarnya.

Salah seorang tokoh Pasirjambu, Imam Dzohiri mengaku dirinya sangat menyambut baik berdirinya yayasan yang bergerak dalam ruang lingkup lingkungan hidup di Kabupaten Bandung tersebut.

“Saya merasa bersyukur yayasan ini memberikan harapan bagi masyarakat ke depan bahwa lingkungan hidup kita dapat tetap terjaga kelestariannya dan terjadi keseimbangan antara pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya,” ujar Imam. (M Zezen Zainal M/ BandungKita.id)

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Comment