Dispakan Kabupaten Bandung Gencar Lakukan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Bandungkita.id, BANDUNG – Setiap saat tubuh manusia memerlukan energi yang diperoleh dari zat gizi yang terkandung dalam makanan. Energi diukur dalam satuan kilokalori. Berdasarkan Laporan Analisis Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten Bandung tahun 2022, diketahui bahwa konsumsi energi penduduk
Kabupaten Bandung sebesar 2.166 kkal/kapita/hari atau 103,2 persen Angka Kecukupan Energi (AKE), artinya jumlah konsumsi energi rata-rata penduduk Kabupaten Bandung sudah cukup.

Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk lebih dari 3,7 juta dinilai belum cukup asupan makanan yang sesuai dengans tandar untuk hidup sehat karena belum beranekaragam. Hal itu jika dilihat per kelompok pangan, terdapat beberapa kelompok pangan yang jumlahnya masih berlebih dan ada pula yang masih kurang dari standar ideal.

“Kelompok pangan yang dikonsumsi berlebih oleh mayoritas Penduduk Kabupaten Bandung adalah padi-padian serta minyak dan lemak. Penduduk Kabupaten Bandung rata- rata mengonsumsi padi-padian berlebih 27% dari anjuran. Anjuran konsumsi padi-padian adalah 1.050 kkal/kapita/hari (50% AKE) atau 289 g/kapita/hari,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung, Ina Dewi Kania.

Baca Juga:

GENIUS! Program Kolaborasi Pangan Bergizi Siswa Digelar DISPAKAN Kab.Bandung

Pemkab Bandung Tunjuk PT Citra Bangun Selaras (CBS) Sebagai Penyedia Sembako dan Klaim Pendataan Bantuan Sosialnya Diapresiasi KPK

Namun pada kenyataannya, padi-padian dikonsumsi sebanyak 1.332 kkal/kapita/hari (63,4% AKE) atau 302,4 g/kapita/hari. Adapun konsumsi kelompok pangan minyak dan lemak rata-rata berlebih 35% dari anjuran. Idealnya, konsumsi pangan hewani 210 kkal/kapita/hari sedangkan penduduk Kabupaten Bandung rata-rata mengonsumsi 283 kkal/kapita/hari.

Sementara itu, kelompok pangan yang konsumsinya masih dibawah standar ideal adalah umbi-umbian, pangan hewani, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, serta sayur dan buah. Umbi-umbian, sebagai pangan sumber karbohidrat alternatif beras dan terigu nyatanya masih sedikit dikonsumsi oleh masyarakat.

“Konsumsinya baru 38,8% dari anjuran yakni hanya 49 kkal/kapita/hari. Padahal, idealnya umbi-umbian dikonsumsi sebanyak 126 kkal/kapita/hari,” sambungnya.

Sedangkan, kelompok pangan sumber protein hewani yaitu pangan hewani sudah hampir mendekati ideal yakni 247 kkal/kapita/tahun dari anjuran 252 kkal/kapita/tahun. Namun sebaliknya, kelompok pangan sumber protein nabati yakni kacang-kacangan baru dikonsumsi 56,9% dari anjuran.

Vudeo Pilihan:

PROFIL PENGOLAHAN IKAN PINDANG DI KABUPATEN BANDUNG

“Idealnya, setiap orang dianjurkan mengonsumsi kacang- kacangan sebanyak 105 kkal/kapita/hari. Realitanya, penduduk Kabupaten Bandung rata- rata hanya mengonsumsi kacang-kacangan sebanyak 60 kkal/kapita/hari,” imbuh Ina.

Hal itu yang mendorong Dispakan Kabupaten Bandung gencar melakukan gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan terhadap masyarakat. Ia menuturkan, terus mendorong agar masyarakat bisa menkonsumsi berbagai jenis pangan dan tidak tertuju pada satu jenis pangan.

“Skor PPH (Pola Pangan Harapan) Kabupaten Bandung menunjukkan trend peningkatan selama sebelas tahun terakhir. Antara tahun 2014-2021, skor PPH
Kabupaten Bandung rata-rata meningkat 2,2% setiap tahunnya. Skor PPH Kabupaten Bandung tahun 2021 adalah 81,1, meningkat 0,8 poin dari skor PPH tahun 2020 yakni 80,3,” tegasnya.

Comment