Kisah Kang Komar “Preman Pensiun” yang Akhirnya Memilih Berhijrah

BandungKita.id – Anda para penggemar sinetron “Preman Pensiun” tentu tak asing dengan tokoh Kang Komar. Tokoh Komar ini digambarkan sebagai preman berpenampilan berambut kriwil dengan dandanan khas preman, jaket dan celana jeans yang bolong-bolong.

Sebagai preman yang menguasai pasar, ia dikenal sebagai lelaki yang suka mengganggu perempuan. Tingkah laku dan gaya bicaranya konyol. Kadang lebay namun juga lucu.

Di dunia ini, mungkin sosok Komar hanya takut pada dua orang: Kang Mus dan istrinya sendiri, Bebeb (Nurul). Jika di depan Kang Mus, muka sangarnya akan tiba-tiba berubah menjadi lebay dan suara merajuk.

Apalagi jika di depan istrinya, ia bak kerbau dicocok hidung. Ia tak bisa melawan ketika sang istri mengamuk karena Komar ketahuan coba menganggu perempuan lain.

Namun siapa sangka, jika memang pria bernama asli Rachmat Sudrajat alias Mat Drajat itu dulunya memang seorang preman yang hidup di jalanan Kota Depok.

BACA JUGA :

Mat Drajat mengakui dirinya dulu sering meminta uang secara paksa atau malak kepada orang lain. Ia pun memiliki tempareman tinggi sehingga cukup disegani di kalangan preman di Depok.

Ayahnya yang merupakan seorang tentara membuat nyalinya cukup besar dan tak kenal rasa takut. Tak jarang ia melampiaskan kemarahannya kepada kedua orangtua atau keluarganya.

Namun satu kejadian membuat kehidupannya berubah. Kejadian itu ketika dirinya dinasehati ibunya bahwa kehidupan di dunia tidak kekal.

“Mendengar nasehat ibu itu, saya merasa tersambar petir. Saya menangis karena ingat mati,” kata Kang komar kepada BandungKita.id di sela-sela acara “Hijrah Akhir Jaman” di Masjid Al Ikhlas Kopo Bandung.

Setelah kejadian itu, ia bertekad untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Ia pun memutuskan mengaji kepada beberapa ustad dan kiai.

Baginya tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Seperti kata pepatah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Ketika itu usianya menginjak 43 tahun.

Selain ingat terhadap dosa-dosanya sendiri, ia merasa keluarganya pun tidak selamat akibat bahaya lisan dan perbuatannya. Apalagi, selama hidupnya Kang Komar lebih memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi.

Kang Komar bertekad untuk lebih berbuat baik kepada orangtua dan keluarganya.

Mulai saat itu setelah berakhlak lebih baik dirinya merasakan banyak sekali kebaikan-kebaikan dari Allah. Rezekinya pun mengalir deras, salah satunya dari sinetron Preman Pensiun dan beberapa film lainnya.

Selain itu, kata dia, Allah memberikan pula banyak jalan agar hidayah itu semakin hadir kepadanya.

Salah satu hal yang benar-benar membuat dirinya sangat yakin akan kebenaran janji Allah dan kebaikan-Nya adalah saat Allah menggantikan sedekahnya untuk membangun masjid dengan rumah.

“Diberikan kelebihan rezeki adalah suatu anugerah. Tetapi kita harus takut dalam mempertanggungjawabkan harta yang diberikan kepada kita,” ujar Mat Drajat.

Ia pun memberikan tips kepada anak muda atau siapa pun yang ingin berhijrah kepada kehidupan yang lebih baik. Menurutnya, hijrah itu kuncinya dimulai dari hati atau dorongan dari diri sendiri.

“Lalu ubahlah cara pandang kita terhadap kehidupan. Lalu bergaullah di lingkungan yang baik karena sangat berpengaruh terhadap kondisi spiritual diri. Komunitas buruk jangan ditinggalkan, namun jadikan ladang dakwah,” beber Kang Komar sambil tersenyum lebar (ZEN/IRF)

Comment