Banyak Mainan Justru Membuat Anak Tak Kreatif, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

BandungKita.id, PARENTING – Memiliki banyak mainan jadi impian banyak anak. Orangtua pun selalu ingin membahagiakan anak dengan memberinya berbagai mainan yang disukai. Rupanya hal tersebut sangat tidak direkomendasikan.

Justru lebih baik memberikan sedikit mainan saja pada si kecil. Mengapa demikian? Terlalu banyak pilihan mainan malah bisa membuat anak kewalahan, sehingga ia tidak dapat fokus atau belajar dari mainan yang ada.

Hal tersebut menurut hasil penelitian tim dari University of Toledo, Spanyol. Mengurangi jumlah mainan justru akan menjadikan anak membuat permainan yang lebih kreatif dan imajinatif.

Dalam penelitian ini, para peneliti memberi balita empat mainan atau 16 mainan. Anak-anak dengan lebih sedikit mainan bermain dengan masing-masing mainan untuk periode waktu yang lebih lama, belajar, mengamati dan bereksperimen dengannya.

BACA JUGA :

Ini Dampak Luar Biasa Jika Anak Mulai Diberi Tugas Rumah Tangga, Mulailah Sejak Usia Ini

 

Menurut Psikoterapis, 10 Pikiran Negatif Ini Harus Disingkirkan Jika Mau Bahagia, Apa Saja?

 

“Banyaknya mainan yang tersedia mengurangi kualitas permainan balita. Lebih sedikit mainan sekaligus dapat membantu balita untuk lebih fokus dan bermain lebih kreatif,” ungkap penelitian tersebut, seperti dikutip dari Return to Now.

Anak-anak dengan empat mainan menunjukkan satu setengah kali lebih banyak interaksi dengan mainan daripada anak-anak yang bermain dengan 16 mainan. Anak dengan sedikit mainan justru menunjukkan mereka bermain dalam cara yang lebih canggih.

“Peningkatan keterlibatan dengan mainan memiliki implikasi positif bagi banyak aspek perkembangan. Termasuk bermain imajinatif dan role play, ekspresi diri, keterampilan fisik seperti koordinasi motorik halus, dan pemecahan masalah,” kata psikolog Susan Newman untuk Psychology Today.

Untuk itu, bagi Sobat BandungKita.id yang memiliki anak balita, kurangi jumlah mainan di ruangan bermain. Taruh 2 sampai 5 mainan saja. Sisanya, taruh dulu dalam penyimpanan.

Terapkan konsep perputaran mainan, yaitu anak hanya bisa memainkan mainan yang ada di bawah. Sementara jika ia bosa, simpan mainan tersebut dan baru turunkan mainan yang baru.(M Zezen Zainal M/BandungKita.id)

Editor : M Zezen Zainal M

sumber :dream

Comment