Sejumlah Petugas KPPS di Kabupaten Bandung Tumbang Selama Pemilu 2019, Ini Tanggapan Perludem

BandungKita.id, SOREANG – Pemilu Serentak 2019 dengan lima jenis pemilihan meninggalkan duka sendiri bagi para keluarga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di tempat pemungutan suara (TPS).  Tercatat sejumlah warga di Kabupaten Bandung tumbang selepas bertugas sebagai KPPS.

Ketua Bawaslu, Januar Solehuddin dalam rilisnya mengatakan, petugas TPS 08 Desa Cikuya Kecamatan Baleendah bernama Ganjar Fathurrahman (55) mengalami kritis karena pecah pembuluh dara akibat penertiban APK.

Tak hanya di Baleendah, petugas keamanan dalam (PKD) Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Dedi Suandi juga mengalami kritis. Karena diduga kelelahan pada saat melaksanakan tugas mengawasi pemungutan, perhitungan suara dan pergeseran logistik.

Bahkan seorang PTPS 8 di Desa Cikuya, kata Kecamatan Cicalengka bernama Iwan Hermawan (55) meninggal dunia pada Kamis (18/4/2019) malam.

Atas peristiwa tersebut, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai pemilu serentak dengan 5 surat membuat beban kerja para petugas KPPS menjadi tidak rasional.

BACA JUGA:

Menangkan Jokowi-Ma’ruf, BPN Tantang Lembaga Survei Beberkan Sumber Pendanaan

 

Waduh! KPU Kembali Salah Entri Data Penghitungan Suara Pemilu 2019 di Beberapa Daerah di Indonesia, Ini Rinciannya

 

 

“Jadi ini membuktikan bahwa (pemilu) serentak 5 surat suara itu tidak kompetibel dengan kapasitas dan kemampuan manusiawi orang-orang yang menyelenggarakannya. Karena beban (kerjanya) menjadi tidak rasional dan sangat berlebihan di luar kapasitas dan kemampuan normal,” ujar Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini seperti dilansir Detik.com, Jumat (20/4/2019).

Titi menyebut, pemilu bukan hanya mampu diselenggarakan atau tidak. Namun juga harus diselenggarakan dengan eketif dan profesional. Menurutnya, penyelenggara yang meninggal pada pemilu kali ini meningkat dibanding pemilu sebelumnya.

“Memang di pemilu sebelunnya khususnya di Pemilu legislatif juga dihadapi sejumlah penyelenggara yang sakit karena kelelahan dan atau juga ada yang meninggal dunia. Tetapi memang di pemilu serentak kali ini kuantitasnya meroket, dalam artian bertambah banyak, karena ada polisi (yang meninggal), 10 petugas di Jawa Barat, belum lagi ada di beberapa daerah lain,” ujarnya.

Perludem pun memberikan rekomendasi untuk pemilu serentak yang akan datang, tanpa harus kembali ke pola pemilu yang lama. Titi mengusulkan pemilu yang akan datang dipisahkan antara pilpres, pileg DPR RI, dan DPD RI, dan DPRD.

“Yang kami usulkan itu jadi ada dua pemilu serentaknya itu, jadi pemilu serentak nasional memilih presiden, DPR dan DPD. Jadi isunya itu adalah isu-isu nasional karena kan yang dipilih itu adalah presiden, DPR, dan DPD. Menurut saya baik dari sisi beban pemilih, peserta, penyelenggara itu sangat rasional, sangat masuk akal,” pungkasnya. (Restu Sauqi/Bandungkita.id)

Editor: Dian Aisyah

Comment