4.000 Hektare Sawah Tidak Teraliri Akibat Irigasi Cihelang Tak Terawat

BandungKita.id=CIPARAY – Sebanyak 4.000 hektare sawah di wilayah utara Kecamatan Ciparay kini kondisinya memprihatinkan. Selain berkurangnya debit air di musim kemarau, tidak terawatnya irigasi Ciheulang juga menjadi salah satu faktor penyebab.

Anggota DPRD Jawa Barat, Dadang Supriatna mengatakan, irigasi Ciheulang tidak mendapatkan program normalisasi sudah cukup lama. Hal ini membuat irigasi aktif yang mengairi persawahan di wilayah Ciparay itu dipenuhi sampah dan tersedimentasi. Akibatnya, air tidak dapat mengalir secara sempurna.

“Saya prihatin, 4.000 hektar sawah tidak terairi. Terlantar karena tidak dapat pasokan air,” kata dia di sela-sela kegiatan pengerukan sedimentasi irigasi Ciheulang secara swadaya oleh masyarakat Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay, Jumat (13/9/2019).

Menurut dia, aliran irigasi Ciheulang itu melintasi empat desa yang ada di Kecamatan Ciparay dan Baleendah. Empat desa itu yakni Desa Gunung Leutik, Desa Bumi Wangi, Desa Ciheulang dan Desa Jelekong.

Dadang menuturkan, akibat sedimentasi, saat ini kondisi irigasi Ciheulang hanya memiliki kedalaman permukaan 2 meter. Agar air mengalir lancar, kata dia, setidaknya kedalaman permukaan irigasi minimal harus mencapai 4 meter.

“Makanya warga akan mengeruk sedimentasi agar kedalaman irigasi Ciheulang ini bisa sampai 4 meter. Nantinya air bisa mengalir lancar dan mengairi persawahan. Kalau tidak dikeruk, nanti saat musim hujan juga bisa menyebabkan banjir,” kata dia.

Dikatakan Dadang, untuk melakukan pengerukan, warga yang terlibat mencapai lebih dari 1.000 orang yang berasal dari warga setempat, LSM, Ormas, dan berbagai komunitas di Kabupaten Bandung. Termasuk Viking Kabupaten Bandung.

“Pengerukan akan dilakukan seminggu ini. Saya juga akan tiap hari memantau kegiatan ini. Kegiatan akan dischedule. Dicatat targetnya per harinya. Berapa panjang irigasi yang akan dikeruk setiap harinya,” kata dia.

BACA JUGA:

Kawasan Hutan Patuha Terbakar, 120 Personel Diterjunkan Guna Padamkan Api

 

Sebanyak 30 Warga Binaan Lapas Jelekong Sujud Syukur Sebelum Meninggalkan Lapas

 

Air Tak Mengalir ke Persawahan, Warga Desa Ciheulang Mengeruk Irigasi Secara Swadaya

 

Kontribusi PSDA Jabar Lambat

Persoalan banjir dan sampah di Kabupaten Bandung menurut Dadang merupakan maslaah yang krusial dari tahun ke tahun. Terlebih jika beberapa sungai dan irigasi aktif tidak diperhatikan perawatannya. Hal ini tentu akan membuat warga di Kabupaten Bandung terus mengalami kerugian. Baik kerugian material maupun kerugian psikis.

Untuk itu, kata dia, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan PSDA Jawa Barat terkait hal ini. Dadang mengaku akan melakukan rapat komisi DPRD Jawa Barat dan rapat kerja Badan Anggaran (Bangar) untuk menyelasaikan permasalahan di Kabupaten Bandung.

“Kontribusi PSDA Jabar lambat. Birokrasinya lambat. Makanya yang terpenting sekarang bagaimana upaya menghidupkan (pekerjaan) para petani dulu dengan memperbaiki aliran irigasi,” kata dia.

Ia menilai jika PSDA Jabar tidak mumpuni dan memiliki kemampuan mendesain kebutuhan irigasi maupun sungai yang ada di Kabupaten Bandung. Kendati demikian, ia sebagai anggota DPRD Jawa Barat akan segera melakukan evaluasi kinerja PSDA Jawa Barat.

“Saya akan evaluasi. Nanti dari komisi akan didorong agar PSDA untuk membuat desain atau grand desain kebutuhan irigasi dan sungai di Kabupaten Bandung. Sungai dan irigasi mana saja yang harus dirawat oleh PSDA,” kata dia. (R Wisnu Saputra)

Editor: Dian Aisyah