Setelah 40 Tahun Dilarang, Akhirnya Perempuan Iran Bisa Nonton Sepakbola di Stadion

BandungKita.id, BOLA – Penantian panjang perempuan-perempuan Iran terwujud. Kini, mereka bisa menyaksikan langsung pertandingan sepakbola di stadion usai dilarang selama 40 tahun.

Dilansir dari berbagai sumber, Iran akhirnya memperbolehkan perempuan ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepakbola secara langsung. Hal itu setelah FIFA membuat ancaman bakal membekukan federasinya.

 

BACA JUGA :

Waduh ! Ranking Indonesia di FIFA Anjlok 7 Peringkat Karena Kekalahan Beruntun

 

 

Jelang pertandingan Iran vs Kamboja dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia di Stadion Azadi, Teheran, Kamis (10/10/2019), dilaporkan kantor berita Irna terjual sebanyak 3.500 tiket kepada perempuan Iran sejak dijual pada Jumat lalu.

FIFA mendapat laporan, akan ada 4.600 tiket yang akan dijual, dari total 78 ribu kapasitas stadion. Jumlah itu diharapkan FIFA bertambah seiring permintaan.

“Saya masih tak percaya ini terjadi sebab setelah bertahun-tahun menyaksikannya di TV, saya bisa mengalaminya secara langsung. Saya akan bisa merasakan bagaimana tribune, dan menonton laganya sendiri,” kata jurnalis perempuan Iran Raha Purbakhsh kepada AFP.

 

Supporter Perempuan Sepak Bola Iran. (foto : net)

 

“Ini adalah momen bersejarah untuk sepakbola Iran, juga untuk perempuan Iran yang memprotes meski berisiko ditangkap dan bakal dikirim ke penjara Evin, penjara bagi tahanan politik di Teheran,” ungkap penulis sepakbola James Montague secara terpisah, seperti dilansir CNN.

Open Stadium, gerakan yang menginisiasi agar perempuan di Iran diperbolehkan menonton pertandingan olahraga di stadion, mengklaim Federasi Sepakbola Iran masih belum terbuka soal penjualan tiket. Para perempuan bahkan tahunya dari media sosial.

Masih ada kekhawatiran terkait kebijakan perempuan diperbolehkan ke stadion ini. Open Stadium mempertanyakan bagaimana tindakan ketika ada ibu yang membawa putranya, sebab duduknya akan dipisah, dan terkait perlakuan pada penyandang disabilitas. Amnesty International juga menyoroti begitu sedikit tiket yang dijual.

 

BACA JUGA :

Semena-mena, Gomez Akan Laporkan PSSI ke FIFA. Ini Alasannya

 

 

“Keputusan Iran mengizinkan sejumlah wanita masuk ke stadion untuk pertandingan sepakbola nanti adalah aksi publisitas yang sinis oleh pihak berwenang, yang dimaksudkan untuk menutupi citra mereka setelah mendapat protes global atas kematian tragis Sahar Khodayari,” ujar Philip Luther, Timur Tengah Amnesti dan Afrika Utara Direktur Penelitian dan Advokasi Amnesty Timur Tengah dan Afrika Utara dalam pernyataannya.

Sebelumnya, desakan agar perempuan diperbolehkan menonton sepakbola langsung ke stadion menguat usai Sahar Khodayari, 29 tahun, tewas usai menderita luka karena membakar dirinya.

 

Sahar Khodayari, 29 tahun, tewas usai menderita luka karena membakar dirinya. (foto : net)

 

Aksi nekat perempuan yang dijuluki Blue Girl itu dilakukan karena dirinya takut diadili, usai ketahuan datang ke stadion pada Maret 2019. Aksi itu membuat dunia mengecam Iran yang dianggap membatasi kebebasan berekspresi perempuan.

Larangan Iran terkait perempuan menyaksikan pertandingan olahraga di stadion sudah diberlakukan sejak 1979 atau sejak era Revolusi Islam. Kini, setelah 40 tahun, perempuan bisa dengan bebas datang ke stadion lagi.

Tahun lalu, larangan menonton sepakbola di stadion untuk perempuan sempat dicabut Iran. Namun pada Juni, para perempuan dilarang lagi datang ke stadion.

FIFA sendiri akan mengirim orang ke laga Iran vs Kamboja untuk memastikan perempuan-perempuan benar-benar diperbolehkan datang ke stadion. ***(Azmy Yanuar Muttaqien/BandungKita.id)

 

Dilansir dari berbagai sumber

Comment