Yuk! Dengerin “Belagu Podcast” Podcast Anak Muda Terpopuler Se-Bandung Raya

BandungKita.id, HIBURAN – Siapa nih yang lebih senang mendengarkan dibanding menonton film atau yang lainnya? Kalau kamu salah satunya, pasti udah enggak asing lagi dong sama istilah podcast?

Podcast adalah hasil rekaman berupa audio dari satu atau beberapa orang yang membahas suatu topik tertentu, lalu diunggah ke internet dengan tujuan untuk didengarkan oleh banyak orang, khususnya para milenial.

Podcast tersebut kemudian di-share melalui berbagai platform digital, misalnya Spotify. Kemudian orang dapat mendengarkannya langsung, men-download, bahkan men-subscribe audio podcast.

Kemudahan inilah yang membuat podcast makin populer, kalau kamu belum tau podcast yang seru dan menghibur, coba deh dengerin Belagu Podcast. Langsung ditemui BandungKita.id di Studio Box2Box Bandung, Jl. Dipatiukur No. 19 Kota Bandung berikut liputan lengkap tentang Belagu Podcast :

Dipandu oleh “Trio Belagu” Guzman Sige, Kuns Kurniawan, dan Tama Randy. Belagu Podcast menghadirkan obrolan yang dibungkus guyonan seru dengan bahasa Sunda tongkrongan, terlebih pembawaan Trio Belagu yang memang aktif di Stand Up Comedy Bandung itu bikin ngakak para pendengar dan enggak ngebosenin.

Siapa Trio Belagu ?

Selain sama-sama menginjak usia 33 Tahun di 2021 ini, Guzman Sige, Kuns Kurniawan, dan Tama Randy sempat melanglang buana sebagai penyiar di stasiun-stasiun Radio ternama di Kota Bandung. Guzman mengudara di Radio Raka dan 99ers masing-masing selama 5 tahun dan 4 bulan.

Adapun Kuns tak lama jadi penyiar, totalnya hanya setahun setengah di 99ers, Mara, dan Cosmo sedangkan Tama lebih banyak menghabiskan waktunya selama 4 tahun di dunia Radio sebagai operator di 99ers, sebentar jadi penyiar di Global Radio, itu pun sebagai replacement.

Ilustrasi (Box2Box Media Network).

Meski cukup terkenal di Kota Bandung, sebenarnya Trio Belagu adalah perantau dari berbagai daerah. Guzman Sige datang dari Dayeuhkolot sedangkan Kuns asli Rancaekek, Kabupaten Bandung. Berbeda dengan dua partnernya yang masih warga Bandung Raya, Tama Randy adalah orang Cianjur tulen.

Adapun mengenai pendidikan, Guzman menempuh studi S1-nya selama 7 tahun di Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Kuns menempuh S1 di Unisba hanya 2 semester, lalu lulus D3 di LP3I prodi Humas, sedangkan Tama D3 jurusan Broadcast dan Government Public Relations (GPR) di Fikom Unpad lalu mendapat beasiswa D3 broadcast di STIKOM.

Awal Mula Belagu Podcast

Tama Randy menjelaskan, Belagu sendiri adalah akronim dari “Bekal Malam Minggu” yakni program radio streaming yang diisi olehnya bareng Guzman Sige. Program yang membahas tips percintaan anak muda itu tak bertahan lama karena radionya gulung tikar pada awal tahun 2019.

Setelah cukup lama absen sebagai announcer, Trio Belagu merasa ada yang hilang dari dirinya karena lama tak siaran. Untuk melepas rasa kangen menjadi penyiar, mereka lantas melirik media podcast.

“Karena podcast sedang ramai, munculah ide untuk membuatnya, lalu kami ajak Kuns Kurniawan terlibat. Lagipula kalo bikin konten di youtube produksinya susah, ribet, dan terlalu banyak pelakunya. Waktu itu pegiat podcast masih sedikit dan bikinnya pake hp juga gampang,” tutur ayah satu anak tersebut.

Tama melanjutkan, karena bosan dengan tema percintaan maka seiring berjalannya waktu, Belagu Podcast bergeser pada bahasan seputar anak muda terutama di Kota Bandung. “Sepertinya kita adalah podcast pertama yang pakai bahasa Sunda tongkrongan deh,” ungkapnya.

Di setiap episodenya, Belagu Podcast selalu mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan mereka, dari mulai mantan yang ngangenin, kisah pacaran pertama kali sampai masa perjuangan ketika hidup mereka ditempa kesulitan, semua dibahas dengan gaya yang riang.

“Kalo dipikir-pikir kok ada yang mau dengerin Belagu Podcast? tapi ternyata ada. Awalnya sih gak nyangka, ternyata kehidupan kita relate bagi banyak anak muda. Ditambah pandemi, pendengar jadi naik drastis karena mungkin bosan di rumah terus,” jelasnya.

Berbeda dengan radio yang dibatasi dengan aturan dan topik tertentu, Trio Belagu bisa menjadi dirinya sendiri dan bebas bicara apa saja yang menurut mereka penting untuk dibahas. Karena topik yang terlalu riskan, salah satu episode Belagu Podcast bersama Gian Luigi harus ditarik dari peredaran alias ditakedown.

“Takedown itu malah bikin banyak orang semakin penasaran, maka Belagu Podcast jadi semakin rame pendengarnya. Tapi kita juga bikin episode Klarifikasi Gian Luigi,” tandas jebolan Stand Up Comedy Academy (SUCA) Indosiar season 1 tersebut.

Sementara itu, Kuns menjelaskan Belagu Podcast baginya seperti terapi sekaligus menelanjangi diri sendiri. Hal-hal dan tema-tema yang tidak bisa diceritakan di radio, ditumpahkan semua di Belagu.

Pasalnya dulu ketika di radio, trio belagu dituntut memiliki suara, pengetahuan, dan skill yang prima. Sedangkan, kata Kuns untuk kasus podcast justru sebaliknya, jika terdengar jelek, bodoh, dan membuka aib malah semakin diterima pendengar.

Podcast Belagu bisa langsung anda akses di platform digital Spotify. (Spotify)

“Belagu Podcast adalah terapi dan alasan saya terus berkomedi, energi negatif bisa tersalurkan jadi positif. Pendengar Belagu Podcast harus openminded, karena topik yang diangkat cukup sensitif. Banyak kata-kata kasar dan jorok, ngomongin orang lain, dan hal-hal tabu lainnya,” beber Kuns yang belum lama ditinggal ibundanya untuk selamanya itu.

Sementara itu, Guzman menyebut nama-nama bintang tamu yang pernah dihadirkan Belagu Podcast, mereka didominasi oleh sejawatnya sesama stand up comedian seperti Bintang Emon, Ridwan Remin, Gian Luigi, Kamal Ocon, Adi Arkiang, dan Wanda Urban.

“Kalo mau diundang sebagai Bintang Tamu di Belagu harus jadi temen kita dulu biar ngobrolnya enak, susah euy kalo bukanmah ya takutnya jadi gak real, kaku, dan gak enakeun!. Untuk kedepannya mungkin kita juga pengen pansos sama circle lain yang belum kenal tapi bukan sekarang,” tutur pria yang pernah mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) itu.

Namun demikian, pembahasan yang diangkat tidak melulu tentang stand up comedy melainkan berbagai hal mulai dari travel, karir, married life, lifestyle, hingga entertainment.

“Selain para komika, Bintang Tamu lain yang pernah diundang yakni Via, Prinsha, Ulfa, Iankanlah, dan Band Garamerica. Semuanya teman dan kebetulan punya profesi di bidang seni, Pandji Pragiwaksono juga sudah bersedia jadi bintang tamu tapi kitanya masih sungkan karena gak terlalu akrab hehe,” imbuh jebolan SUCA Indosiar season 4 tersebut.

Sejak mengudara pertama kali pada 31 Juli 2019, Belagu Podcast sudah memiliki 52 episode dan didengarkan sebanyak 176.133 kali. Hingga berita ini diturunkan, angka itu terus beranjak naik. Bahkan Belagu Podcast sempat bertengger di posisi ke-3 sebagai podcast terfavorit di Indonesia.

“Selain sempat direkomendasikan langsung oleh Tim Spotify Indonesia, Belagu Podcast juga pernah trending di posisi ketiga se-indonesia. Bahkan kami berada pada urutan 182 sebagai podcast di dunia yang paling banyak didengar di Indonesia. Pokoknya kita ada di atas podcast Chris Jericho,” tandas Guzman seraya terbahak.

Tujuan Belagu Podcast

Suasana rekaman Belagu Podcast di Studio Box2Box Bandung, Jl. Dipatiukur No. 19 Kota Bandung. (istimewa).

Bagi mereke bertiga, tujuan awal Belagu Podcast adalah untuk having fun, maka setiap membuat konten dijalankan dengan kebersenangan. “Awalnya tidak ada tujuan atau goals yang ingin dicapai, hanya having fun aja ada uang ataupun tidak kitamah tetap jalan,” ungkap Kuns serius.

Melalui Belagu Podcast, Trio Belagu mengaku jadi terbantu dalam menjangkau audiens yang terus berkembang dan memperluas jangkauan bisnis. “Secara tidak langsung, Belagu Podcast membuat kami mendapatkan peluang dan kesempatan baru. Karena ternyata banyak yang tidak tau kita stand up comedian,” terang Guzman yang pernah berjualan lumpia basah itu.

Terbukti dengan direkrutnya Belagu Podcast oleh Box2Box Media Network pada tahun 2020, Box2Box Media Network sendiri adalah jaringan podcast yang memproduksi dan mengakuisisi Podcast di Indonesia. Saat ini, ada leih dari 50 podcaster yang tergabung di Box2Box.

Setelah Box2Box di Jakarta meraih sukses besar, mereka lalu melebarkan sayapnya ke Kota Bandung. Beberapa podcaster asal Bandung yang pesat perkembangannya pasca gabung Box2Box diantaranya Simamaung, Bandung Tanpa Kamu, Rompies Daddies, dan tentunya Belagu Podcast.

“Karyawan Box2Box, Tubagus Akmal mensurvei Podcast yang namanya sedang naik di Bandung. Nah karena dinilai potensial, akhirnya Belagu Podcast diakusisi Box2Box Media Network, sangat berkesan karena kita digaji 2 digit,” pungkas Tama bahagia.

“Paralajang” Pendengar Setia Belagu Podcast

Ilustrasi (Box2Box Media Network).

Karena awalnya membahas tips-tips percintaan, hingga saat ini Belagu Podcast menyebut para pendengarnya yang didominasi anak muda berusia 20-35 tahun itu dengan “Paralajang”. “Secara pengucapan ternyata enak, yaudah jadilah pendengar kami Paralajang. Mereka banyak yang loyal malah jadi teman dekat,” jelas Tama antusias.

Presentase Paralajang adalah 70% laki-laki dan 30% perempuan. Mereka tersebar di seluruh Indonesia, bahkan paling jauh ada orang Bali yang sengaja datang ke Bandung hanya untuk menemui trio belagu.

Selain itu, percaya atau tidak, ternyata Paralajang ada di seluruh dunia dan didominasi oleh orang Sunda. Mungkin kerinduan mereka kepada kampung halaman sedikit terobati, karena merasa diajak nongkrong oleh obrolan bahasa Sunda di Belagu Podcast.

“Ada ratusan Paralajang di luar negeri diantaranya Paraguay, Swedia, Denmark, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Kanada, Italia, Selandia Baru, Equador, Peru, Mexico, Austria, Cyprus, bahkan di Taipei pun ada dan paling aktif ngeshare di sosmednya,” papar Kuns sembari menunjukan data updatenya kepada BandungKita.id.

Hal ini menjadi masuk akal, jika Paralajang menggunakan fake GPS atau VPN (aplikasi pemalsu lokasi) rasanya tidak mungkin, mengingat jumlahnya yang mencapai ratusan.

BACA JUGA :

Stand Up Comedy Show “My Name is Zamzam” Berlangsung Meriah, Begini Tanggapan Para Penonton⁣

Mengenal Komunitas Stand Up Indo Cimahi Wadahnya Komika Cimahi dan KBB Unjuk Gigi

“Seperti di Denmark ada 243 pendengar juga di Inggris dan Amerika, itu Paralajang di Denmark mungkin pemilik pabrik Biskuit Monde,” ujar Guzman seraya terbahak.

Ketika podcast lain punya segmen pendengar yang jelas yakni remaja, orang tua, atau penggemar horror. Hal ini tidak berlaku bagi Paralajang yang punya latar belakang beragam.

“Paralajang itu macam-macam orangnya mulai dari orang kampung alay, Mahasiswa S2, Dosen, Pengacara, bahkan CEO Startup, dan Wartawan,” ujar Tama bangga.

Paralajang yang berhasil diorganisir tergabung dalam 2 grup telegram, 1 grup berisi 60 orang pendengar umum. Sedangkan grup lainnya hanya 9 orang yang selalu datang ketika Belagu Podcast rekaman. Bahkan sembilan Paralajang itu diberdayakan sedemikian rupa sehingga ikut membantu trio belagu.

“Diantaranya ada Dega yang bertugas mengayomi Paralajang baru, terus Oval bahkan sudah jadi artworker yang membuat desain cover di setiap episode Belagu Podcast, lalu ada Ganjar sebagai divisi rohani dan spiritual yang mengajarkan Belagu untuk tetap bersyukur dengan membawakan konsumsi berupa minuman,” beber Tama diiringi tawa.

Satu hal yang membuat Guzman terharu, yakni ketika ada Paralajang yang mendengarkan Belagu Podcast seminggu setelah ayahnya meninggal. “Lalu dia jadi pendengar setia, beberapa bulan kemudian ibunya juga tutup usia. Katanya, Belagu Podcast berhasil menghiburnya di masa-masa yang berat itu,” tutup Guzman dengan mata berkaca-kaca.

Tips Trio Belagu

Ilustrasi (Box2Box Media Network).

Terakhir, Trio Belagu memberikan tips bagi mereka yang mau bikin podcast untuk segera memulainya dan jangan terlalu banyak mikir.

“Podcastnya gak bakal langsung bagus, namanya juga pertama bikin. Berikutnya bisa dievaluasi untuk episode selanjutnya, jalanin aja dulu,”

Mereka pun berpesan kepada para podcaster baru untuk tidak mematok uang sebagai tujuan utama, melainkan untuk berkarya dalam kebersenangan.

“Hal-hal baik seperti uang itu akibat dan bukan tujuan, jadi kalo tujuan bikin podcast adalah nyari uang, bisa dipastikan jika dalam seminggu gak menghasilkan uang, ya langsung bubar deh,” tandas Trio Belagu. (Azmy Yanuar Muttaqien/BandungKita.id)

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Comment