Selamat Datang Perubahan, Mari Berlari!

Oleh : Mohammad Zezen Zainal M

Bupati dan Wakil Bupati Bandung terpilih, HM Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan akhirnya resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bandung periode 2021-2026 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atas nama pemerintah pusat, Senin (26/4/2021) ini. Dilantiknya pasangan Bedas tersebut memberikan secercah harapan untuk terwujudnya perubahan di Kabupaten Bandung.

Tak berlebihan jika banyak warga Kabupaten Bandung menuliskan sekedar ucapan selamat pada status WhatsApp dan akun media sosial mereka atas dilantiknya pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan tersebut. Bahkan tak sedikit yang menuliskan harapan serta doanya untuk Bupati dan Wakil Bupati Bandung yang benar-benar fresh setelah 20 tahun dikuasai oleh satu keluarga.

“Selamat datang perubahan,” demikian ungkapan salah seorang sahabat yang menuliskannya di status WhatsApp miliknya.

Munculnya pasangan yang mengusung jargon Bedas itu pada awal kontestasi Pilbup Bandung ibarat oase di tengah padang pasir bagi sebagian masyarakat Kabupaten Bandung yang sudah sejak lama mengharapkan perubahan.

Pasangan yang ketika itu diusung koalisi besar yang dikomandoi PKB dan Nasdem berhasil meyakinkan partai besar lainnya yakni Demokrat dan PKS untuk bersama-sama mengusung pasangan Bedas untuk melawan kedigdayaan keluarga Obar Sobarna yang selama 20 tahun terakhir mengontrol pemerintahan di Kabupaten Bandung.

Tak hanya itu, sejumlah partai non parlemen seperti Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Berkarya, Partai Garuda dan Partai Perindo juga mengerahkan kadernya untuk memenangkan pasangan Bedas.

Kemudian meski secara resmi Partai Bulan Bintang (PBB) mendukung pasangan Nia-Usman, mayoritas Pengurus Kecamatan PBB justru menyebrang mendukung pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan. Pun, dengan Gerindra. Sebagian kader dan mantan pengurus Gerindra juga “membelot” mendukung pasangan Bedas.

Padahal sebelumnya, si anak kampung Dadang Supriatna sempat terhempas dan tak jelas nasibnya setelah Partai Golkar, partainya saat itu justru menerbitkan rekomendasi calon Bupati untuk Kurnia Agustina yang notabene adalah istri dari Bupati dan Ketua Golkar Kabupaten Bandung saat itu, Dadang M Naser.

Namun bukan Dadang Supriatna namanya jika ia menyerah begitu saja. Perjalanan hidupnya yang serba sulit sejak kecil menempa dirinya untuk selalu “fight” menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi. Dadang kecil yang dibesarkan di pinggiran Sungai Citarum pernah merasakan getirnya menjadi buruh pengrajin batu bata merah.

BACA JUGA :

Sah! RKPD Kabupaten Bandung 2022 Akomodir Visi Misi Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan

Sah! Bupati Bandung Terpilih Dadang Supriatna Resmi Jadi Nahkoda Baru DPC PKB Kabupaten Bandung

Sidang Pleno KPU: Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan Menang di Pilbup Bandung 2020

Profesi itu dijalaninya selama bertahun-tahun bahkan sampai menginjak remaja. Bahkan sang ayah ketika itu, hanya memberikan modal 1.000 biji bata merah agar Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna bisa bersekolah. Ternyata modal itulah yang menjadi nafas Kang DS, sapaan Dadang Supriatna meraih kesuksesan.

Selanjutnya dengan modal tersebut, Kang DS merintis usaha kecil kecil sebagai suplier bata merah dan bahan bangunan. Kini ia sudah menjadi kontraktor papan atas. Ia juga menjadi pengembang sebuah perumahan di Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung.

Kampung halamannya, Kampung Sapan Desa Tegalluar, merupakan area langganan banjir akibat luapan Sungai Citarum. Berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi kampung halamannya yang sering kebanjiran itu, Kang DS pun tergerak terjun ke dunia politik untuk membuat perubahan.

Perjalanan karir politiknya yang dimulai dari menjadi Kepala Desa Tegalluar selama dua periode (1998-2006 & 2006-2012), Ketua DPD KNPI Kabupaten Bandung dua periode (2004-2007 & 2007-2011) dan anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi Golkar dua periode (2009-2014 & 2014-2019), dan satu tahun menjabat anggota DPRD Jawa Barat, mampu menempa dirinya menjadi politikus jempolan.

Dengan pengalaman dan kepiawaian komunikasi politiknya pula, Kang DS yang awalnya sudah tak masuk hitungan karena tak mendapat tiket calon bupati dari Partai Golkar, kemudian malah menjelma menjadi kekuatan baru setelah sukses membangun poros koalisi bersama PKB dan Nasdem.

Setelah itu, dengan kegigihannya Kang DS juga sukses menggaet Demokrat yang ketika itu sebenarnya sudah sangat mesra dengan PKS yang berniat mengusung pasangan Gun Gun Gunawan dan artis cantik Dina Lorenza.

Langkah bidak catur Kang DS yang tak biasa ini membuat PKS, pemilik kursi terbanyak kedua di DPRD Kabupaten Bandung kelimpungan karena berpotensi tak punya mitra koalisi. Demokrat pun coba kembali dirayu oleh PKS, namun mereka menemui buntu. Demokrat bergeming dan tetap mendukung pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan.

Di pekan terakhir menjelang pendaftaran calon bupati dan wakil bupati, PKS dengan desakan arus bawahnya akhirnya “terpaksa” mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan Bedas yang ketika itu sudah diusung tiga partai besar, PKB, Nasdem dan Demokrat.

Bukan tanpa sebab PKS akhirnya memilih mendukung pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan. Salah satu alasan kuat dukungan PKS yaitu karena pasangan Bedas merupakan satu-satunya pasangan laki-laki dan potensi menangnya juga besar.

Terlebih secara ideologis dan historis, PKS tak pernah mendukung pasangan calon kepala daerah perempuan. Sebab, mereka menganut falsafah “Arrijalu Qowwamuna ‘alannisa”.

BACA JUGA :

Woow! Hasil Survei PKS : Paslon Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan Menang 50,44 Persen⁣⁣

Tak Setuju Dukung Calon Bupati Perempuan, Brigade Hizbullah Pilih Dukung Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan

Ini Janji-Janji Paslon Dadang-Sahrul di Akhir Masa Kampanye Pilbup Bandung

PKS Resmi Dukung DS-Sahrul Gunawan, PKS : Seluruh Kader Harus All Out Menangkan Bedas⁣

Bergabungnya PKS ke dalam koalisi Bedas makin membuat pasangan ini di atas angin. Sebab sebelumnya, banyak hitung-hitungan ala politisi lokal yang menyebut pasangan Kurnia Agustina-Usman Sayogi berpotensi menang di Pilbup Bandung jika PKS bergabung dengan koalisi Golkar-Gerindra yang mengusung istri Bupati Dadang Naser saat itu.

Di atas kertas, PKS adalah mitra koalisi yang sangat strategis dan vital. Pasalnya, sudah bukan rahasia umum lagi jika PKS bakal selalu all out mengerahkan simpatisan dan para kadernya guna memenangkan pasangan yang diusung PKS.

Dunia perpolitikan Indonesia sudah mafhum, PKS memiliki simpatisan dan kader yang loyal dan militan. Suaranya selalu bulat jika partai sudah mengeluarkan instruksi, tidak mencla-mencle seperti beberapa partai lain yang suaranya sering kali pecah. Slogan “Sami’na waatho’na” sepertinya sudah mendarah daging dan menjadi fatsun dan etika politik kader PKS.

Dan raihan suara pasangan Bedas pada Pilbup Bandung menjadi bukti betapa dahsyatnya kekuatan tiga partai plus PKS yang berada di dalamnya. Ketika yaumul hisab (hari perhitungan) tiba, pasangan anak kampung Dadang Supriatna dan artis sinetron Sahrul Gunawan mampu memperoleh raihan suara mayoritas yakni sebanyak 928.602 suara atau 56,1 persen.

Perolehan suara pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan ini jauh di atas prediksi banyak lembaga survei yang menyebut pasangan Bedas paling tinggi hanya akan meraih 47 persenan.

Banyak pihak yang menyebut, selain karena kerja keras DS yang memanfaatkan kepopuleran Sahrul Gunawan untuk menyapa calon pemilih, raihan suara yang melebihi hasil survei ini berkat kontribusi besar PKS yang mampu mengkonversi kekuatan mereka menjadi suara untuk pasangan Bedas.

Kini, setelah perjalanan panjang dan berliku serta melalui beberapa kali persidangan di Mahkamah Konstitusi, Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan akhirnya sah dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati pilihan rakyat. Mereka adalah pemegang kedaulatan rakyat Kabupaten Bandung. Rakyat Kabupaten Bandung menggantungkan harapan perubahan pada pundak mereka.

Masyarakat dan para pendukung pasangan Bedas sudah bukan saatnya lagi untuk melakukan pesta pora dan meluapkan kegembiraan yang berlebihan. Saat ini yang terpenting, mari kita kawal bersama-sama pasangan Bedas ini agar mereka benar-benar dapat mewujudkan visi misi dan program yang dijanjikan mereka. Jangan sampai mereka melenceng dari cita-cita terwujudnya Kabupaten Bandung yang mensejahterakan warganya.

“Pelantikan sejatinya bukanlah momentum untuk berpesta pora dan euforia. Ini adalah tonggak awal perjuangan kita bersama demi terwujudnya Kabupaten Bandung yang mensejahterakan warganya,” ujar Kang DS.

Kritik dan masukan konstruktif sudah sepatutnya tetap diarahkan pada pasangan ini agar mereka tidak terlena dengan puja-puji namun fokus berbenah dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat Kabupaten Bandung. Dalam alam demokrasi, kritik justru sangat dibutuhkan karena dapat menjadi kontrol efektif bagi penguasa agar selalu on the track (QS. Al-Ashr :1-3).

Tugas dan tantangan menggunung menanti di depan mata. Pasangan Bedas tak bisa berleha-leha. Mereka harus berlari mengejar ketertinggalan dari daerah lain karena Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung terlambat dilantik akibat adanya gugatan di MK.

Di luar urusan penanganan Covid-19 dan masalah pembenahan birokrasi, masyarakat Kabupaten Bandung kini menantikan realisasi dari janji-janji politik pasangan Bedas selama lima tahun ke depan.

Namun di luar itu, masyarakat juga berharap pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bandung yang baru dilantik ini dapat menjadi pemimpin yang amanah, pemimpin yang mengayomi rakyatnya dan tidak elitis, memberikan pelayanan prima, pemimpin yang tidak berlaku KKN dan pemimpin yang dapat mensejahterakan warganya.

Dalam hal ini, Imam Besar Syafi’i juga memberikan nasehat untuk para pemimpin agar menjadi pedoman dan tidak tergelincir ketika mereka dibebankan amanah.

Menurut Imam Syafi’i pilar kepemimpinan itu ada lima yakni perkataan yang benar, menjaga rahasia, menepati janji, senantiasa memberi nasehat/motivasi atau menjadi teladan dan menunaikan amanah. Semoga. Wallahu’alam. (Penulis adalah reporter sekaligus Pemimpin Redaksi BandungKita.id).

Comment