BandungKita.id, CIMAHI – Setelah lulus sekolah tahun 2014 dari Jurusan Perhotelan SMKN 3 Cimahi, Muhammad Sani Hidayat masih belum menerima ijazah akibat menunggak dana sumbangan pendidikan (DSP) sebesar Rp 900 ribu.
Akibatnya, meski sudah empat tahun lulus, Sani masih menganggur karena terkendala tidak ada ijazah untuk melamar pekerjaan.
Anak dari Misbah Syarif Hidayat (42) itu, hingga saat ini masih menantikan ijazah tersebut agar bisa diambil karena akan digunakan untuk mencari pekerjaan yang harus menggunakan ijazah asli.
Misbah mengatakan, ia memiki kendala untuk melunasi dana DSP tersebut dan ia berharap ada kebijaksanaan dari pihak sekolah untuk mengambil ijazah tersebut.
“Saya ada keinginan untuk melunasi, tapi tidak langsung lunas. Nanti setelah anak saya bisa kerja mudah-mudahan tunggakan DSP bisa dilunasi,” ujar Misbah saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Misbah mengaku dirinya memiliki tiga orang anak dan pendapatannya sebagai penjahit di kediamannya di Desa Cilame RT 7/10, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sangat terbatas.
“Penghasilan menjahit kadang ada kadang tidak. Jadi, DSP tidak bisa dilunasi sampai anak saya lulus dan ijazah masih belum bisa diambil,” katanya.
Ia mengatakan sudah meminta bantuan ke pihak Desa Cilame dan surat keterangan dari Desa sudah ia serahkan ke pihak sekolah.
“Tapi dari sekolah dikasih surat lagi, katanya anak saya masih nunggak sekitar Rp 900 ribu. Sehingga tetap harus dilunasi,” kata Misbah.
Terpisah, Kepala SMK Negeri 3 Cimahi, Mulyono, mengatakan akan menelusuri adanya permasalahan tersebut. Ia menyebut pihak sekolah berkomitmen akan membantu warga kurang mampu untuk mendapatkan ijazahnya yang masih belum bisa diambil selama bertahun-tahun itu.
“Silahkan orangtuanya datang ke sekolah, kita cari solusi yang terbaik,” katanya.
Ia mengakui, ijazah siswa yang sudah lama lulus biasanya sudah diserahkan, karena apabila disimpan terlalu lama di sekolah dokumen bisa tertumpuk. (SDK/BandungKita.id)
Comment