Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi

Nasional, Terbaru712 Views

BandungKita.id, BANDUNG – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi adanya massa udara dingin dari Asia menjalar masuk ke wilayah Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, dan massa udara basah dari Samudra Hindia memasuki perairan Barat Bengkulu, Selat Sunda, Lampung, Jawa, Bali, NTB hingga NTT.

Selain itu, adanya pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Selatan Jawa dan adanya beberapa sirkulasi angin yang dapat membentuk pola konvergensi atau area pertemuan angin yang memanjang dari wilayah perairan barat Sumatera, Jawa hingga Laut Banda.

“Area pertemuan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan,” kata Deputi Bidang Metereologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, dalam saran persnya, (17/1/2019) siang ini.

Pola angin Barat yang kuat, lanjut Mulyono, mengindikasikan saat ini wilayah Indonesia memasuki puncak musim hujan.

“Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang dalam periode beberapa hari ke depan di sekitar wilayah Indonesia,” jelas Mulyono.

Ia menyebutkan beberapa daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat diserta petir dan angin kencang itu antara lain: Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Barat.

Deputi Bidang Metereologi BMKG Mulyono R. Prabowo menambahkan, potensi gelombang laut tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diperkirakan dapat terjadi di Perairan Indonesia.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” tutur Mulyono.****(RES/BandungKita)

Comment